Saat itulah Romeo langsung menghubungi Surya dan Rizal. aku memperhatikan suster yang sudah gemetar memeriksakan kondisi Radit. Aku menggigit kuku dengan resah. "Apakah aku perlu panggil dokter? Bagaimana adikku?." Tanyaku Dengan resah, aku melihat ibu yang sekarang sudah menangis dalam diam. aku tidak bisa menenangkan ibu untuk saat ini, karena aku juga sedang resah sekali.
"Pasien di racun, Racunnya menyebar ke setiap aliran darah. Membutuhkan waktu menghancurkan sel-sel darah. Aku akan panggilkan dokter spesialis!." Suster itu langsung memencet tombol darurat di samping ranjang Radit, Lalu dia mulai berlari keluar.
Aku langsung terduduk lemas, wajah Radit dan tubuhnya semakin memucat.
"sialan!!!!! Brengsek!!!!." Suara Romeo yang berteriak di samping hanya aku dengarkan saja.
"Bagaimana bisa kita kecolongan dengan begitu saja!!!." Romeo berkata lagi, aku tetap diam.
Tak lama dua dokter masuk dan aku langsung membawa tubuh ibu sedikit menjauh...