"Kak?." Tanya Radit dengan keringat dingin di tangannya.
"Emmmm..." kata Nia.
"Apakah kita sedang dimata-matai?." Radit sejak tadi tidak berani keluar dari ruangan kakaknya, Perkataan Queen membuat tubuh Radit merinding hebat.
Nia memang sempat terkejut awalnya, namun sekarang biasa saja. pikirannya sudah penuh dengan permasalahan rumah tangganya sendiri, tidak ada tempat untuk memikirkan urusan adiknya itu.
"Ya kurasa, siap-siap saja kamu di tembak oleh salah satu penembak jitu." Kata Nia dengan suara datar.
"kak! kamu tega! ini adikmu satu satunya loh kak!." Radit merengek seperti bayi besar, suara ketukan pintu membuat Suaranya terhenti dan memasang aba aba siaga.
Ketika melihat Romeo yang masuk, Ada rasa lega dari suara nafas Radit.
"Kamu kenapa?." Tanya Romeo pada Radit, karena melihat wajah Radit yang sepertinya memucat dan sedikit berkeringat dingin.