"Bu, Nia hanya takut ibu kecewa pada Nia. Ibu menyekolahkan Nia sampai banting tulang, lalu Nia memberikan kabar bahwa sudah tidak gadis. Apakah itu terdengar baik Bu? Nia dulu terlalu takut dan tidak bisa berpikir apapun selain mengikuti kemauan Mas Rizal, Nia tidak mau Ibu dan Bapak bersedih. Hanya itu saja Bu." Nia menundukkan wajahnya malu, Namun Ibu Ani dengan lembut masih memegang tangan Nia.
"Lalu sekarang bagaimana? apakah kamu mau melanjutkan pernikahan ini? jangan bertahan jika kamu sakit hati Nak, Jangan bertahan jika kamu tidak bahagia, Perceraian memang dibenci oleh sang Kuasa. Tapi semua itu kembali ke pribadi masing-masing lagi, Jika kita memang tidak bahagia dan malah menjadi beban seumur hidup, tanpa adanya keikhlasan. Kenapa harus di lanjutkan?." Ucapan Ibu Ani cukup membuat Nia terkejut, kenapa ibunya bisa berkata seperti ini? Apakah Ibunya memang sudah punya banyak firasat sejak dulu.