Chereads / Cinta Tanpa Rasa / Chapter 2 - 2. Ada Harapan Yang baru

Chapter 2 - 2. Ada Harapan Yang baru

Disaat aku sedang membuka Facebook sebuah pesan masuk "Hai" katanya , entah mengapa aku ingin membalas pesan itu tetapi aku lagi sedang tidak mood untuk membalas kalian tau sendiri suasana hatiku sedang tidak sedang baik baik saja mungkin jika ada seseorang yang bertanya padaku bukan nya menjawab malah menanggis nantinya hehehe..

Dua hari berlalu aku membuka nya lagi "hai juga , siapa ya ?" jawabku dalam pesan itu , aku sungguh berfikir "ini aku kenapa ya biasanya masa bodo" ucapku dalam hati. lalu aku bekerja lagi.

Di hari keempat aku membuka pesan itu lagi sebetulnya aku tahu dia membalas cepat tapi aku mengabaikan nya , "kamu lizza kan yang bekerja di Grafis mode itu ? aku Rangga aku dulu pernah lihat kamu tapi udah lama paling kamu masih baru disana" tanya Rangga kebetulan aku bekerja di sana aku berfikir mengapa dia tau aku sedangkan aku tidak mengenalnya , "iya betul , maaf aku gk tau hehehe" ucapku , waktu berjalan dan aku masih berkomunikasi dengan Rangga , lalu kami bertukar nomer dengan alasan Rangga ingin mampir ke butik untuk membuat baju katanya sih untuk acara nikahan kakaknya...

"ayo ketemu di luar ngobrol ngobrol aja " ucap Rangga , dan bodahnya aku mengiyakan ucapan Rangga itu hmm aku tau aku bodoh dan memulai api dahulu tapi aku kesepian,aku tidak punya teman untuk berbicara Lana jarang sekali pulang aku di rumah hanya sendiri dan tidak ada salahnya aku pulang telat lagian Lana juga tidak tau juga kan hehehe...

Satu Minggu berlalu , aku dan Rangga bertemu entah kenapa hatiku deg deg an ingin bertemu dengannya , aku bertemu dengannya di kafe tempat Rangga nongkrong bersama teman temannya .

Tepat pukul 18.00 aku dan Rangga bertemu , kalian tau kita langsung akrab sekali ngobrol langsung nyambung , keesokan harinya aku dan Rangga ke rumahnya karena mau ukur semua pakaian untuk acara nikah kakaknya di rumahnya sudah lengkap keluarga besarnya. anehnya , aku sudah langsung akrab dengan keluarga Rangga . "ini mau bahan baju warna apa ? nanti pakai hiasan di bajunya mau yang mutiara apa yang biasa aja" tanya ku kepada kakaknya sembari mengukur baju nya . "kalau bisa yang model seperti beras kecil kecil bajunya berwarna putih panjang , nanti baju ke dua bisa hijau tosca" ucapnya lalu aku mengangguk dan tersenyum . sudah hampir larut dan waktunya aku berpamitan kebetulan motorku berada di cafe itu jadi Rangga harus mengantarku lagi setelah sampai sana kami mengobrol sedikit lalu bergegas pulang karna aku takut Lana sudah pulang duluan sedangkan ini hari libur bekerja bisa bisa matilah aku"

Aku dan Rangga semakin dekat dan semakin seperti dua insan yang di mabuk cinta padahal hubungan kami ya "teman" hehehe... lalu suatu hari "kita sudah hampir satu tahun kamu gak ada yg marah kan" ucap Rangga . Langsung aku kaget nya bukan main Rangga bertanya seperti itu "tidak aku gak ada yang marah kok" ucapku . aku tidak ingin kehilangan Rangga karna ia orang baik , selalu ada , selalu nemenin aku kemana pun jika ku butuh , perhatiannya sangat , mungkin kalau di bandingkan Lana , Lana hanya 10% dari 100%nya Rangga , semua terkontrol oleh Rangga , dan aku tidak tau apa yang kurasa kan kami terus berkomunikasi.

Setahun berlalu , aku mulai ngecek handphone Lana lagi dan ternyata ia berulah lagi kali ini bukan Instragram tapi game nya , tapi kali ini hati ku tidak sakit , aku biasa saja dan malah meminta nomer cewek itu dan ku telpon di depan Lana . "hallo mbk ini suami saya udah beberapa hari kan komunikasi tanya rumah segala ini dia mau ngomong serius katanya mau di jadiin istri kedua mau gak" ucapku pada perempuan itu. Lana kagetnya bukan main , sampai dia mematikan telponnya , "kamu apa apaan sih kok seenaknya telpon orang mau di jadikan istri" ucap Lana.

"Kan kamu sudah mengejarnya kenapa tidak di jadikan istri saja biar aku bisa mengakhiri hubungan ini" ucapku kepada Lana dengan santai. kami berdebat beberapa menit sampai Lana pergi dari rumah , lalu aku juga pergi menemui Rangga karna kami ada janji bertemu. setelah bertemu Rangga rasa marah ku karna berdebat dengan Lana pun hilang menjadi senyum dan canda.

Sudah hampir tengah malam aku langsung bergegas pulang , setelah sampai rumah Lana tidak ada "ah dia tidak pulang lagi , is oke" kata ku dalam hati.

aku dan Rangga berjalan hampir 1.5tahun dan Rangga menghilang tak ada kabar selama hampir enam bulan lalu aku fokus pada diriku walau pun aku kehilangan teman satu satunya yang mengerti aku entah mengapa dia hilang kabar padahal kita baru bertemu tigahari lalu.