Chereads / WOMAN OF THE ZODIAC / Chapter 4 - Changes

Chapter 4 - Changes

Kimi berdiri disamping wanita bertubuh ekstra itu yang telah terpasang alat bantu pernapasan dan monitor pengukur semua tanda-tanda vitalnya.

"Aku harus bisa " ucapnya dalam hati, kedua matanya tidak berpaling sedikitpun dari tubuh yang terbaring lemah yang akan dimasuki olehnya.

Dia hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa masuk dan menjalani kehidupan manusia sperti biasanya, namun tentu saja dengan kehidupan yang benar-benar sangat berbeda.

"Walaupun tragis, tapi aku harus bisa bersabar. Aku akan membuatnya berubah! " kimi mencoba menghibur dirinya sendiri, karena untuk saat ini hanya dia sendiri yang dapat membuatnya kuat menghadapi kejadian aneh yang sedang menimpanya.

"Tunggu dulu "

Tiba-tiba G.A menghampirinya dan meraih satu tangan kimi untuk mundur dari sosok tersebut, dia membawa kimi menjauh dari ruangan instalasi gawat darurat.

"Aku ada satu pilihan lain untukmu " ucapnya.

Kimi terlihat tidak memiliiki antusias, "untuk apa? jika setiap pilihannya tidak ada yang manusiawi sedikitpun untukku "

G.A tertawa geli dengan ucapan kimi kali ini, tampaknya wanita ambisius itu telah kehilangan semangat yang sangat dia junjung tinggi. Dia merasa kekurangan pada fisik akan membuatnya kesulitan untuk melangkah dan mendapatkan masalah besar.

Dia lalu menepukkan kedua tangannya, dan dalam sekejap mereka telah berpindah ke ruangan yang berbeda.

Sebuah ruangan bertulisakan 'INTENSIVE CARE UNIT' terlihat sepi, hanya ada satu pasien perempuan terbaring lemah dengan berbagai alat yang menempel pada tubuhnya.

"Sepertinya wanita ini lebih membutuhkanmu, nona zodiac! " G.A memastikan pada kimi.

Kimi berjalan lebih mendekat ke arah wanita itu, "kenapa berkata seperti itu padaku? "

"Kamu kan selalu mempercayai sebuah zodiac, dan dia adalah wanita yang memiliki zodiac yang akan bagus jika disatukan dengan aquarius " jawabnya, "hanya saja hidupnya tidak seberuntung dirimu yang kuat dan pemberani "

"Dia lemah, seorang diri, dan menyedihkan " sambungnya.

Kimi tertawa sinis, "memang semua yang kamu perkenalkan padaku ada yang tidak menyedihkan? hampir semuanya menyedihkan! "

"Pintar " puji G.A dia tertawa, dan tawanya itu seperti menertawakan kesusahan yang dialami oleh kimi.

Laki-laki itu lalu menekan tombol yang berada di jam tangannya, muncul sebuah foto wanita muda dengan kulit sawo matang, berkaca mata yang menurut kimi menutupi mata cantiknya, rambutnya lurus terikat sebahu. Dan dari pandangan kimi tidak ada yang salah dengan penampilannya, hanya sedikit terkesan cupu saja.

"Wanita ini bernama hanna " G.A mulai memberitahukan identitas pemilik wajah di foto yang dia tunjukan pada kimi.

"Mahasiswa semester lima di jurusan ilmu kesehatan, dia kuliah dari sisa tabungan yang orang tuanya kumpulkan untuknya, dan dia harus bersusah payah menyelesaikan kuliahnya itu walaupun sebenarnya ini bukan jurusan yang dia inginkan. Dia hanya ingin membuat cita-cita kedua orang tuanya tercapai melihat putri mereka kuliah di jurusan kesehatan "

"Dia anak baik " tanggap kimi, "tapi terlalu memaksakan dirinya sendiri "

G.A tersenyum mendengar tanggapan yang kimi lontarkan, "dia sudah melakukan usaha bunuh diri untuk beberapa kali setelah mengalami gagal ujian untuk yang kesekian kalinya , dan lagi dia sangat kesepian, karena hanya tinggal seorang diri "

"Aku kan sudah bilang dia sangat memaksakan diri, memakai uang tabungan agar bisa kuliah di jurusan yang diinginkan orang tuanya. Tapi sama sekali tidak bisa memanfaatkan ilmu yang dipelajarinya, karena dia tidak menyukainya itukan lucu " kimi lagi-lagi mengungkapkan ketidak sukaannya pada sosok kali ini.

"Ya, dia hanya tidak memikirkan lebih panjang untuk keputusan yang diambilnya " G.A berusaha tidak menyalahkan siapapun.

Kimi menganggukan kepalanya, "apa boleh buat, dariapada ketiga wanita tadi mungkin ini sedikit lebih baik untukku "

"Baiklah "

G.A dengan mata tajamnya memandangi kimi yang juga menatapnya tidak kalah tajam darinya, jika selama ini dia selalu mendapat klien yang melankolis tidak dengan wanita yang berdiri dihadapannya saat ini. Wanita itu terlihat lantang dengan keberaniannya yang sangat mengagumkan, dia menunjukan bahwa dialah sosok wanita masa kini yang jauh dari kesan lemah dan tidak berdaya.

"jangan lupa dengan peraturan yang aku sebutkan tadi " G.A memperingatkan kembali kimi tentang peraturan yang harus dia patuhi, "Jangan sampai kamu melanggarnya dan menyesalinya di kemudian hari "

"Iya, aku tahu " kimi bereaksi datar, "tenang saja aku akan hati-hati dan tidak akan berbuat hal yang merugikan diriku sendiri "

"Anak pintar! " G.A mencubit kecil pipi kimi.

Membuat wanita itu memasang wajah kesalnya karena diperlakuan seperti seorang anak kecil oleh pemandunya itu.

"jangan buang waktu, cepat kerjakan dan buat aku masuk kedalam tubuhnya sekarang juga! " cetus kimi.

G.A hanya tertawa menanggapi keketusan dari tiap pembicaraan kimi padanya, dia hanya mendapatkan hiburan dengan membuat wanita itu terkesal.

"Aku baru kali ini bertemu dengan laki-laki bawel seperti dia! " cetus kimi dalam hatinya.

"Aku dengar apa yang kamu ucapkan walau hanya dalam hatimu! " G.A mengetahui apa yang sudah dia bicarakan dalam hatinya itu.

Kimi menutupi keterkejutannya dengan tawa kecilnya yang begitu dipaksakannya muncul dari bibirnya. Dia lupa bahwa sosok disampingnya itu memiliki kesaktian yang dia tidak punya, dan itu membuatnya memasang peringatan untuk berhati-hati berucap dan berpikiran tentang pemandunya itu.

"Dan satu lagi " ucap G.A pada kimi, "Jangan bilang bahwa aku adalah pemandumu, kamu pikir aku pemandu lagu di tempat karaoke yang sering kamu datangi bersama teman-temanmu dengan suara kalian yang sangat pas-pasan! "

Tawa kimi seketika muncul mendengar pernyataannya, dia laki-laki yang selain bawel dan pengkritik ternyata diapun perasa. Kimi tidak habis pikir orang seperti ini yang didelegasikan untuk menemanninya kali ini.

"Senang kan dengan penderitaan orang lain "

"Up to you bae lah, is oke wae! " cetus kimi enggan memperpanjang perdebatannya kali ini dengan laki-laki yang membuatnya kesal.

"Ketukan kaki kananmu tiga kali ke lantai, dan lalu tutup kedua matanya. lalu hitung mundur dari angka seratus... "

Kimi membulatkan matanya, ketika dia harus menghitung mundur dari angka seratus. Ini seperti seorang anak sekolah dasar yang sedang belajar menghitung.

"Maaf ada kesalahan, maksudku hitung mundur dari mulai angka sepuluh " dia lalu mengoreksi ucapannya.

"maklum aku kan bukan mahluk yang sempurna, kadang menbuat kesalahan " sambungnya.

"Banyak pembelaan! " kimi bicara dengan nada ketus.

G.A tertawa malu, "baiklah, kamu bisa memulainya... "

"Sekali lagi kamu memberikan intruksi yang salah, aku pastikan akan melempar semua barang-barang disini padamu! " kimi kali ini memperingatkan G.A untuk tidak asal bicara lagi dihadapannya. Sepertinya wanita itu sudah sangat kesal dan tidak dapat diajak untuk diberikan candaan sedikitpun.

"Baik, kamu bisa memulainya sesuai dengan intruksi yang aku sebutkan tadi "

Kimi terlihat menarik nafasnya sebelum dia akhirnya melakukan intruksi pertama yang dia dapatkan dari G.A tadi.

Dia mengetukkan kakinya di lantai yang dipijaknya sebanyak tiga kali, dan lalu menutup matanya mulai menghitung mundur dari angka sepuluh yang telah G.A tentukan. Dengan sangat pelan dan hati-hati dia melakukan hitungan.

"Lima,,, empat,, tiga,,, dua,,, satu,,, "

Dan dihitungan yang terakhir, dia membuka matanya perlahan di sekelilingnya hanya ada sinar terang yang menyilaukan pandangannya, kedua tangannya membantunya untuk menutupi kedua matanya.

Tubuhnya meringan seperti kapas yang terbawa kedalam pusaran angin, dia berada di pertengahan cahaya, angin besar mengacak-acakan rambut panjangnya. Seperti ada sesuatu kekuatan yang membuat tubuhnya tertarik dan masuk kedalam lingkarang yang berwarna gelap dihadapannya.