Chereads / RUN AWAY / Chapter 2 - Angel Or Devil

Chapter 2 - Angel Or Devil

Seperti biasa, malam hari dihabiskan oleh mereka untuk membaca surat-surat dari haters lalu mereka akan termenung, memikirkan apa yang salah dari diri mereka.

Mungkin Soobin dan yang lainnya masih bisa kuat dan bisa menerima surat-surat itu. Tetapi tidak dengan Yeonjun. Dia selalu ingin menangis walau air matanya sudah habis.

Hatinya selalu merasa sakit saat membaca setiap kata-kata diatas kertas putih. Beomgyu, yang sebenarnya adalah adik kandung Yeonjun, ia selalu berusaha menenangkan kakaknya. Memberikan semua kalimat motivasi yang bisa membuat dirinya bangkit dan semangat lagi. Tapi Yeonjun memang sudah terpuruk oleh kesedihan.

Ia tak kuasa dengan semua ini.

Tepat setelah Yeonjun menerina surat dengan bercak merah darah, Beomgyu berulang kali menelfon Soobin.

"Halo?" Soobin yang hendak tidur menjadi menghentikkan langkahnya.

"Hyung..." Suara lemah dan lelah Beomgyu terdengar berbeda dengan suara Beomgyu yang seperti biasanya.

"Ada apa? Kau terlihat buruk." Soobin memiliki firasat buruk.

"Yeonjun hyung, dia pergi."

Soobin menghela napas panjang, ini terulang lagi. Dulu Yeonjun juga pernah kabur dari rumah, membuat semuanya panik. Dan juga membuat Soobin dan yang lain harus membolos demi mencari Yeonjun.

"Dia pergi kemana? Kapan dia pergi?" Soobin berjalan menuju lemarinya, mengambil jaket tebal. Dia bersiap-siap untuk mencari Yeonjun.

"Entahlah, dia tadi membaca surat seperti biasanya. Lali dia pergi. Membawa cutter dan gantungan bonekanya." Jelas Beomgyu yang terdengar jelas sangat khawatir.

"Baiklah, aku akan mencarinya. Kau tetap di rumah, oke?"

Sebelum Beomgyu menjawab, Soobin sudah memutus sambungan telfonnya. Dia berjalan keluar rumahnya, menuju jalanan yang sepi dan remang-remang.

Soobin berjalan cepat menuju sekolahnya. Entah ini hanya perasaan Soobin atau apa, kakinya melangkah cepat ke sekolahnya. Dia memiliki firasat yang cukup kuat bahwa Yeonjun berada di sekolah. Lebih tepatnya, di perpustakaan sekolah, tempat favorit Yeonjun.

Soobin menatap pagar sekolah yang lumayan tinggi. Tapi tetap saja lebih tinggi dirinya daripada pagar sekolahnya itu. Membuatnya mudah sekali untuk memanjat dan memasuki area sekolah.

Ia menyalakan senter yang dia bawa. Sekolahnya menjadi lumayan menyeramkan saat malam hari. Soobin menaiki tangga dan pergi ke perpustakaan. Soobin tahu ini konyol karena mana mungkin Yeonjun bisa masuk ke dalam perpustakaan. Lagipula, perpustakaan pasti sudah dikunci oleh penjaga.

Soobin sampai di depan pintu perpustakaan yang berearna putih. "Hyung? Yeonjun hyung? Kau ada di dalam?!" Soobin sedikit berteriak dan mencoba memutar knop pintu. Tetapi sia-sia, pintunya terkunci dan Soobin juga tak ingin mendobraknya.

Dia sekarang pergi, menaiki tangga lagi, menuju atap sekolah. Soobin membuka pintu dan angin malam membuatnya merinding seketika. Sangat menyeramkan disini, apalagi hanya ada senter sebagai pencahayaan.

Soobin menyorotkan senternya ke dinding, dimana terdapat lukisan perempuan cantik yang tadi pagi ia buat. Terlihat sangat indah saat malam hari. Tanpa ia sadari, Soobin tersenyum. Melihat lukisannya sendiri membuat hatinya tersentuh.

Karena terlalu fokus dengan lukisan miliknya, Soobin menjadi tak tahu bahwa angin malam yang berhembus dengan kencang menutup pintu dan membuatnya terkunci.

Masih di posisi yang sama, Soobin memandangi lukisannya sendiri. Wajah perempuan itu seakan-akan menjadi satu-satunya objek yang Soobin lihat. Matanya yang indah, hidunya yang sempurna, bibirnya yang merah seperti buah cherry. Soobin bahkan yang percaya bahwa dia yang telah menggambar lukisan ini.

Tapi, tiba-tiba, napasnya tercekat dan matanya menyipit saat sinar keluar dari lukisan itu.

Senter yang Soobin bawa terjatuh dan mati. Soobin terkejut, entah ini hanya khayalannya atau ini mrmang nyata.

Tolong cubit saja Soobin kalau ini memang mimpi. Lukisan itu, lukisan yang selama lima belas menit yang lalu dipandangi oleh Soobin, sekarang hilang.

Digantikan oleh sesosok bidadari ah ralat seorang manusia. Manusia yang sama persis dengan lukisan tadi. Rambut coklat kemerahan, mata berkilau dan bibir merah. Sama persis. Bahkan tinggi tubuhnya pun sama dengan lukisan tadi yaitu setinggi pundak Soobin.

"Kau? Bagaimana...bagaimana...ini bisa terjadi? Tunggu, ini mimpi?" Soobin mencubit pipinya sendiri.

Ini bukan mimpi!

Karena tak ada cahaya, membuat Soobin mengerjapkan matanya berkali-kali untuk benar-benar bisa melihat seseorang di depannya.

Dan lagi-lagi, jantung Soobin terasa lepas dari tempatnya.

"Hai." Ucap perempuan itu sambil tersenyum. Ini adalah sebuah sihir, pikir Soobin. Mana mungkin bisa-bisanya lukisannya di dinding bisa keluar dan menjadi seorang manusia?

Perempuan itu mendekat ke arah Soobin membuatnya mundur secara perlahan. "Tunggu!" Soobin berteriak dan membuat perempuan cantik itu menghentikkan langkahnya.

Padahal perempuan itu cantik, sama sekali tak menyeramkan. Dengan baju putih polos yang dihiasi oleh sepasang gambar sayap putih di bagian dada kiri dan rok merah polos. Apanya yang membuat Soobin takut?

Dia berjongkok, mencari kuas dan menggambar seekor kelinci di dinding. Lalu memandanginya cukup lama, namun tak ada yang terjadi.

"Soobin-ah, apa yang kau lakukan?" Suara itu mengagetkan Soobin. Ia bangkit lalu memandangi dinding kosong bekas lukisan tadi.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Tak mungkin..." gumam Soobin, dia masih sangat terkejut dan bingung.

"Soobin-ah." Panggil perempuan itu lagi, membuat Soobin memandangi wajahnya yang bersinar di tengah gelapnya malam.

"Namaku Min Alea, or you can call me Angel." Ucapnya sambil tersenyum.

Soobin hanya mengerutkan dahinya. "Angel?" Dia hanya tersenyum lalu menunjukkan gambar sepasang sayap di bajunya, mengatakan bahwa nama Angel berasal dari gambar sayap malaikat yang ada di bajunya. Tanpa Soobin sadari, ia tersenyum lebar.

Angel ikut tersenyum. Lalu tertawa kecil. Tapi Soobin langsung terdiam lagi.

"Bagaimana kau bisa ada disini?" Angel hanya tersenyum dan menunjuk dinding kosong, tempatnya berasal.

"Tapi, bagaimana kau bisa keluar dari sana? Ini sebuah sihir atau apa? Atau jangan-jangan kau adalah hantu---"

Ocehan Soobin terhenti saat Angel menyentuh dada Soobin dengan halus. "Hatimu." Ucapnya bergumam. Soobin mengernyit kembali.

"Hatimulah yang menghidupkanku. Aku ada karenamu." Setelah Angel menyelesaikan kalimatnya, angin berhembus pelan.

Sinar kembali keluar, membentuk kabut tipis yang mengelilingi Soobin. Membentuk sayap di belakang punggungnya lalu hilang seketika.

Soobin hanya kebingungan dan Angel tersenyum.

• angel or devil •

Yeonjun berjalan diantara rak-rak buku di perpustakaan. Biar kuberitahu satu rahasia, Yeonjun memiliki kunci cadangan perpustakaan. Maka dari itu, dia bisa bebas memasuki perpustakaan. Bukan hanya ruangan perpustakaan, tapi ruang guru, gudang dan ruang kelas lainnya. Yeonjun memiliki kuncinya.

Dia mengambil satu buku yang memiliki cover berwarna biru lalu membawanya ke tempat duduk yang ada di situ. Yeonjun mulai membaca, ia awalnya tak ingin merusak buku itu, ia hanya ingin membacanya diterangi oleh cahaya senter yang ia bawa.

Tapi ternyata, tangannya sangat gatak untuk merusak buku itu. Yeonjun mengeluarkan sebuah pena. Kali ini dia hanya akan menggambar di salah satu halaman buku itu.

Dia tak terlalu pintar menggambar, tetapi ia berhasil membuat satu gambar yang indah di atas buku itu. Sebuah gambar seorang lelaki. Dengan jaket hitam yang memanjang hingga lutut. Rambut yang berwarna hitam pekat, mata yang berkilau dan tatapan yang tajam.

Yeonjun hanya tersenyum melihat gambar itu. Lalu ia menghela napas panjang dan mengeluarkan cutter miliknya. Ia hendak menggunting bagian gambar itu karena menurutnya itu tidak bagus.

Tapi, saat ujung cutter hendak menyentuh buku itu, tiba-tiba cahaya keluar dan membuat Yeonjun menyenggol senter dan menjatuhkannya ke bawah.

Yeonjun yang diliputi kegelapan mulai takut. Ruangan perpustakaan saat itu mulai menjadi menyeramkan. Yeonjun berusaha mencari senternya.

Ia menemukannya, tetapi ia merasa ada tangan yang menyentuh tangannya. Yeonjun menyorotkan senternya ke arah depan dan ia dikejutkan oleh seseorang.

Hampir saja jantung Yeonjun akan lepas karena ia melihat seseorang yang sama persisi dengan gambar yang tadi dia buat.

Lelaki dengan rambut hitam dan jaket hitam panjang hingga lutut. Sama persis dengan gambar yang tadi. Yeonjun berteriak lumayan keras dan membuatnya menjatuhkan gantungan boneka miliknya sendiri.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Kau??" Yeonjun membuka kembali buku tadi dan melihat gambar yang tadi ia buat. Hilang. Gambar itu hilang. Dan tergantikan oleh seseorang yang berdiri di belakang Yeonjun.

"Yeonjun-ah." Panggil lelaki itu. Sebenarnya dia tak menyeramkan tetapi dia yang tiba-tiba keluar dari buku, membuat Yeonjun merinding.

"K-kau? Siapa kau?" Yeonjun menodongkan cutternya.

"Aku tak jahat, Yeonjun." Lelaki itu mengambil cutter milik Yeonjun dan meletakannya di meja.

"Tapi, bagaimana bisa kau keluar dari buku? Kau kan yang tadi aku gambar??" Yeonjun benar-benar bingung.

"Aku adalah kau. Kau adalah aku. Kau yang membuat dan membangkitkanku." Ucapnya sambil mengangkat boneka milik Yeonjun.

"Hei! Kembalikan bonekaku!" Yeonjun mengambil bonekanya. Lalu menjauh lagi. Dia masih terlalu takut.

"Yeonjun-ah. Namaku Devil. Senang bisa bertemu denganmu." Dia tersenyum, membuat Yeonjun semakin takut.

"Devil?"

Dia mengangguk sambil melihatkan tanduk kecil di atas kepalanya yang berwarna hitam. Sama seperti boneka Yeonjun. Di boneka Yeonjun juga terdapat dua tanduk berwarna hitam.

Devil mendekat ke arah Yeonjun dan mengulurkan tangannya. "Yeonjun-ah. Mari kita berteman?" Yeonjun, dengan ragu-ragu menerima uluran tangan Devil.

Seketika, cahaya muncul dan Devil menghilang.

"Waah, ternyata tubuh Yeonjun sangat nyaman." Ucap Devil, yang bersembunyi di dalam tubuh Yeonjun. Dia memang bisa masuk ke dalam tubuh seseorang jika ia menggenggam tangannya. Karena dia memang bukan seorang manusia, tetapi dia roh yang dibuat berdasarkan khayalan Yeonjun.

Devil keluar dari tubuh Yeonjun lalu Yeonjun terjatuh dan kehabisan napas.

"K-kau...mengendalikan tubuhku?" Yeonjun bangkit. "Iya, aku memang bisa masuk ke dalam tubuh seseorang. Dan, aku hanya bisa terlihat di malam hari. Di siang hari, aku akan bersembunyi di dalam tubuhmu. Jadi, bersiaplah!"

"Bersiap untuk apa?" Yeonjun terbatuk pelan.

"Kau tak ingin pergi ke Magic Island?" Ucap Devil sambik duduk di atas meja.

"Magic Island?" Yeonjun mengerutkan dahinya.

"Iya, Magica Island. Tempat aku dan Angel berasal."

Yeonjun hanya terbengong dan Devil tersenyum.