Chereads / Bangsawan Alberic / Chapter 1 - Prolog

Bangsawan Alberic

RAN9
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 4.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Ibu Kota Vandrick, adalah pusat pemerintahan Kekaisaran Vendrick tempat bersejarah dimana Raja Vandrick I 200 tahun lalu mendirikan dan mengembangkan kekaisaran. Benteng tua namun tetap kokoh adalah daya tarik utama Ibukota, benteng terkokoh di Benua Kuning ini adalah saksi bisu bagaimana kota Vandrick terus bertahan ditengah gencarnya serangan di masa lalu.

1km dari ibu kota sebuah kereta kuda penuh karung gandum milik bangsawan bernama Rendy, berjalan pelan menuju gerbang benteng.

Langit cerah tak berawan, mengiringi jalan memasuki gerbang ibu kota kekaisaran. Berbeda dengan rombongan Bangsawan lain yang disambut dengan tarian dan musik meriah, suasana perkotaan yang ramai dan bising adalah satu-satunya yang menyambut Rendy ketika dia memasuki Gerbang.

Ibu kota berjarak 930Km dari tanah perkampungan Alberic, membutuhkan 14 hari menaiki kereta kuda hingga sampai di ibukota. "Aku merindukan tanahku," pikir Rendy. "Aku tidak membenci kebisingan ini, aku juga tidak membenci suasana ramai. Tapi aku merasa dunia ini terlalu berbeda, aku tidak layak berada disini."

"Meskipun bergelar Bangsawan orang kampung tetaplah orang kampung," pikir Rendy. "Aku tidak cocok dengan perumahan sempit yang didominasi dinding batu bata, aku lebih suka melihat rumah kayu dengan halaman yang luas."

Dia adalah anak dari kepala keluarga Baron di desa dekat perbatasan. Kampung Alberic begitulah orang biasa memanggil desa itu. Nama itu diambil dari nama Keluarga Tuan tanah wilayah itu, Alberic.

Mencapai depan gerbang Istana ibu kota, Rendy disambut 3 penjaga gerbang, Ia ditanyai dengan nama identitas dan keperluannya memasuki istana.

"Aku Rendy Van Alberic, anak pertama keluarga Alberic. Keperluanku adalah memasok lumbung gandum Istana."

Dia sangat malas dengan ini, namun tata krama diperlukan disini, selain itu mereka hanya menjalankan tugas. Mendengar yang dia katakan, 2 penjaga memeriksa isi kreta kuda Rendy. Sementara sisanya mengobrol dengan dia.

"Kali ini Tuan Muda Alberic sendiri yang mengirim gandum, apakah di perkampungan Alberic sedang terjadi sesuatu?"

Pertanyaan seperti itu sebenarnya sangat berbahaya jika ditanyakan dikalangan Bangsawan. Pada masa ini, Rakyat biasa yang bertanya tentang kehidupan pribadi dan keadaan Tanah bangsawan bisa mengakibatkan kepala mereka lepas dari badannya. Perbedaan status yang jauh membuat pertanyaan berkesan khawatir dari rakyat biasa bisa dianggap sebagai hinaan oleh bangsawan.

"Tidak ada satupun yang mengkhawatirkan, kampung kami sedang mengalami panen besar musim ini, sehingga semua pedagang dikirim oleh Ayahku untuk menjual hasil panen. Kalian taukan, sebentar lagi musim dingin, makanan pokok harganya menjadi 2 kali lipat setiap mendekati musim dingin."

Aku suka penjaga ini, sepertinya dia juga sering berbicara dengan keluarga Alberic yang dikirim Ayah, pikir Rendy. Sifat terlalu formal dan status itu menyusahkan, dia lebih suka mengobrol dengan cara seperti ini.

Setelah itu tidak banyak percakapan yang terjadi, setelah pemeriksaan selesai, Rendy dipersilahkan masuk ke wilayah istana. Dia dibimbing oleh seorang Penjaga ke belakang istana tempat lumbung gandum berada.

"Tuan, keluarga ku sebenarnya berasal dari Alberic, dan aku sangat berterima kasih pada keluarga Tuan yang telah mensejahterakan orang tuaku, namun tuan saya hanya bisa melakukan ini, saya tidak bisa berbuat banyak, saya harap Tuan memaafkan ku"

"Kenapa kau meminta maaf? Tidak ada yang salah disini"

Mendengar jawaban Rendy, Penjaga hanya membalas dengan senyuman yang terlihat pahit.

Datang dan pergi meninggalkan suatu tempat bukanlah suatu dosa, bagi Rendy. Meskipun tanahnya ditinggalkan oleh penduduknya bukanlah sebuah masalah. Selama tanah Alberic masi kaya, para pemuda akan tetap datang silih berganti, pikir Rendy yang menganggap penjaga meminta maaf karna telah meninggalkan desa.

Setelah itu, Si Penjaga entah mengapa melewati lumbung biasanya dan mengantar Rendy ke lumbung reot yang sepertinya sudah tidak digunakan.

"Kau yakin gandumnya harus disimpan di sini?" Tanya Rendy yang bingung akan kondisi lumbung di depannya.

"Iya tuan, ini perintah dari atasan kami. Maaf tuan, saya juga diperintah untuk langsung pergi setelah membukakan pintu lumbung." penjaga itu berkata sambil gemetaran.

Pintu lumbung yang terbuka membawa wangi khas gandum kehidung Rendy, tumpukan karung gandum yang tak banyak jumlahnya bertebaran dikiri dan kanan. Setelah membuka lumbung, penjaga yang cekatan itu pergi menjauhi lumbung sesuai perkataannya tadi dan meninggalkan Rendy sendirian, tidak seperti biasanya, dimana dia membantu membawakan gandum. Setelah mengabaikan rasa herannya, Rendy menurunkan gandum ke lumbung.

Gandum pertama yang Rendy angkut kesisi kiri lumbung membawanya bertemu seorang gadis rupawan bermata shappire, dengan rambut berkilau gandum yang sedang mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Badannya yang penuh luka berdiri tegak di atas kursi sambil Jarinya yang tampak tak lengkap berusaha keras menggenggam ikatan Tali yang akan merenggut nyawanya. Meskipun demikian, Rendy tak bisa bergerak untuk menghentikan gadis itu karena dia terguncang setelah mengenali tatapan kosong tanpa harapan yang diberikan gadis itu padanya.

•••••••X•••••••

Gelar Bangsawan pada Web Novel ini diambil dari gelar bangsawan abad pertengahan Eropa, Dimana Baron adalah gelar terendah dan dalam cerita ini Baron hanya menguasai wilayah kecil yang membuatnya setara dengan kepala desa.