Sepanjang Perjalanan menjadi siswa SMK Muhammadiyah Gisting. Bangunan mewah yang mayoritas dipenuhin oleh kaum adam.
Dapatkah kalian bandingkan dengan segumpal darah yang mengganjal di lekuk hati namun terinfeksi oleh secuil bakteri.
Ketika angin sangat kencang lalu pintu kelas itu terhempas keras, seketika aku kaget dan bergetar sampai di relung dada. Aku menelan ludah yang kemudian terasa getir. Helaan nafasku terasa tersendat. Aku selalu mengawasi pintu tebal bercat coklat tua itu setiap saat, tak lama lalu aku membalikan badan, dan berjalan perlahan menjauhi kelas yang favorit itu. kelas XII TKR 4.
Dalam hati "Inilah ujian untuk sebuah keberanian". Inilah kenyataan yang dihadapkan oleh keterombang-ambingan langkah kaki yang tidak tau arah yang dituju.
Tak sengaja selembar pintu yang nyaris menyenggol hidungku, dan suara debumannya yang lebih keras dari suara seribu kanon.
Maka Aku berjalan terseok di bawah kerindangan pohon di sepanjang halaman sekolah. Semakin jauh aku untuk berjalan, semakin reda getaran di dadaku. walaupun tidak berangsur lenyapnya nyeri itu,
Aku terlalu berani agaknya. Aku tahu, dan aku menduga, akan menghadapi kenyataan pahit itu. Tetapi, tidakkah itu lebih baik? Bukankah lebih baik menelan empedu yang paling pahit, sekali reguk lalu lupakan segalanya?
Ah, lupakan segalanya? menurut mu bisakah aku melupakan seluruh kenyataan yang sedang kualami? aku yakin Ini akan menjadi sebuah sejarah bagiku. Apapun kenyataan yang aku alami adalah sejarah yang harus dikenang disuatu saat nanti.
Pada usiaku yang kedua puluh satu ini. harus kucatat bahwa cinta telah membuat aku menjadi manusia kreatif menurut versiku, menjadi manusia paling berani menurut gayaku, dan menjadi manusia paling tak berharga menurut hatiku. Walaupun aku masih di anggap seorang ababil oleh salah satu wanita. Tapi tak mengapa bagiku. dia adalah sosok wanita yang ku sebut sebagai bidadari, hahaha menurutku itu lebih pantas. Dia adalah seorang guru bermata pelajaran bahasa inggris dan juga bermata hati yang terjutu untuk ku. Ya dia! Wanita yang mempunyai nama EKANA DIAN PRATIWI inilah wanita yang membuatku tidak fokus ketika KBM berlangsung. Jam istirahat aku melamun di bangku dekat dengan meja guru. Aku sama sekali tak berniat ke luar menuju ke kantin atau ngobrol bersama kawan-kawan. Terdiam dan aku masih merasa asing dengan guru yang baru saja mengajar itu. fikiran ku terus terbayang pada senyum yang mula menyambut pagi hari di depan kami semua. Tiba-tiba Seseorang menepuk bahu dan duduk di sebelahku. "Budi Melamun", eh? Bagaimana komentarmu tentang guru baru yang tadi masuk kelas kita?" tegur billy. Ternyata itu anak PPL STKIP pringsewu lho. Mereka lagi di tugaskan mengajar di sekolah kita. "oya Bil anak PPL nya ada yang manis, ya?" ujar ku sambil meringis. Billy tersenyum. "Jangan jauh-jauh. Tadi yang ngisi kelas kita juga cakep, lho," katanya.
"mba Ade misalnya, yang duduk di ujung kanan depan itu. Atau mis rossy yang berkacamata minus yang lumayan bawel itu. Lalu mba dita, mba yayah. wah, banyaklah! Tapi rata-rata sudah dewasa dan punya pasangan, bud." lanjut billy sambil ketawa.
Aku cuma bisa nyengir mendengar promosi itu. Lantas teringat olehku sebuah nama yang tak asing ku dengar. Ada yang namanya Ekana Dian Pratiwi, Bil?
Dia ngajar di Kelas XI tidak seperti mereka yang sering masuk di kelas XII. kalau aku tidak salah si." Billy menatap ku setengah heran. Saat itu seorang gadis PPL masuk. Billy melirik, lalu menyentuh lengan ku yang sedang mencorat-coret buku. "Tuh yang kau cari!" bisiknya. Akupun menoleh, mengamati gadis itu. Itukah Ekana? Aku terkejut menemukan sosok tubuh sedikit kurus, tidak terlalu jangkung dengan jilbab biru. Gayanya tak acuh. Aku masih menatap ketika gadis itu menoleh padaku. Wajahnya yang ceria dan bermata tajam membalas. Dahi itu berkerut seperti senang. Lantas dia duduk di bangkunya, mengambil sesuatu dan keluar tanpa menoleh lagi. "bagaimana?" tanya Billy menyadarkan ku. "tidak begitu cakep kan? Tapi menarik dengan keangkuhannya itu.
Dia selalu menghindari cowok-cowok yang jatuh cinta padanya. Jadi kalau kau mau akrab dengannya, jangan sampai jatuh cinta …" Aku terbaku diam. Benak ku berputar-putar. Gadis itukah yang membuat Staf SMK jatuh bangun karena mencintainya? Staf SMK yang lumayan tampan dan banyak di kagumi orang karena senyumnya yang memikat itu, jatuh cinta pada Ekana? Aneh rasanya. Ekana tidak terlalu cantik, wajahnya dingin dan mungkin hatinya juga beku. "Engkau belum mengenal dia, Bud, Ekana tidak terlalu cantik, tapi ada sesuatu pada sikapnya yang menarik banyak murid lelakinya. Dekati dia dan … kau akan tahu, bahwa apa yang aku katakan benar," ujar Billy
Seolah dapat membaca jalan pikiran ku. Bel berbunyi. billy meloncat turun dan duduk di sebelah ku. Anak-anak berdesakan masuk kelas. Pelajaran kimia akan segera dimulai. Bertemu dengan ibu Rohamawati sebagai guru mata pelajaran sekaligus wali kelas kami. Di seling waktu belajar kami masih melanjutkan pembahasan tadi. Bil sepertinya pikiranku mulai di racuni oleh guru itu. Nah.! Jangan2 kamu suka juga sama dia. Tanya Billy. Tak terasa waktu sudah jam 13. 00 dan waktunya pulang. Sambil berjalan keluar gedung aku menengok ke arah kiri di posko tempat mereka berkumpul. Hari itu mungkin aku belum beruntung karena belum bisa melihat wanita yang membuatku penasaran itu.
Di penghujung jalan, pandangan ku tetap terarah ke pintu posko. memastikan bahwa dia akan keluar. namu hal yang ku inginkan tak sesuai harapan.
Keesokan hari...
seperti biasa pukul 06.30 aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah. setengah jam kemudian aku tiba disekolah. tak seperti biasanya tiba-tiba ada BBM yang masuk. setelah aku buka ternyata ada hal lain yang sangat mengejutkan.
Bersambung...