Chereads / Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 / Chapter 50 - Pendekar 212 Pingsan

Chapter 50 - Pendekar 212 Pingsan

SULTAN melompat ke samping untuk hindarkan sambaran sinar merah sedang Dewi Kerudung Biru sebaliknya malah pentang kedua tangan dan mendorong ke muka.

Pertemuan yang dahsyat dari dua aliran pukulan menimbulkan goncangan yang hebat laksana dunia ini mau kiamat!

Dewi Kerudung Biru berdiri tergontai seketika sedang lawan yang lepaskan pukulan tadi, yang saat itu hendak masuk ke dalam goa, terdorong kembali keluar mulut goa kena diterpa angin pukulan Dewi Kerudung Biru!

Sesaat kemudian ketika manusia yang di luar goa itu masuk ke dalam ternyata dia adalah Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma. Di belakangnya menyusul satu lusin anggota lainnya.

Dengan marah, Wakil Ketua Iblis Pencabut Sukma itu membentak. "Pisau Terbang dan Tangan Perenggut Jiwa, kalian memalukan saja tidak sanggup menghadapi betina galak ini. Biar aku yang jinakkan dia!".

Habis berkata begitu maka Iblis Pencabut Sukma segera lancarkan jurus "menendang langit menjungkir awan"! Tidak sampai di situ saja maka dia susul serangan itu dengan taburan pukulan kipas merah! Betul-betul dua jurus yang sangat menggetarkan dan luar biasa!

Dewi Kerudung Biru berkelebat cepat. Mulutnya terbuka.

"Huaaah....!".

Dari mulut sang Dewi menyembur sinar biru yang dahsyat.

Iblis Pencabut Sukma terkejut. Bukan saja dua jurus serangannya tadi menjadi buyar, tapi serangan lawan dengan hebatnya terus menyerang kearahnya.

"Asap kencana biru!," seru Iblis Pencabut Sukma dengan kaget. Cepat sekali dia melesat enam tombak ke atas. Sewaktu turun dia sudah cabut sebilah pedang merah kemudian sambil menyerang dia berteriak. "Anak-anak, ayo tunggu apa lagi?!". Mendengar ini maka semua anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma segera menyerbu. Sultan lagi-lagi hendak turut membantu sang Dewi, namun setiap saat dia gerakkan badan, setiap kali pula Dewi Kerudung Biru mendorongnya ke belakang sehingga dia tak bisa berbuat apa-apa!

Dewi Kerudung Biru sungguh luar biasa dalam bertahan dan menyerang. Namun lawan-lawannya banyak sekali, apalagi di bawah pimpinan Wakil Ketua mereka! Sesudah tiga puluh jurus berlalu maka sang Dewi mulai terdesak. Dua anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma berhasil ditewaskannya namun serangan-serangan lawan bukannya mengendur melainkan bertambah dahsyat. Diam-diam Sultan menjadi gelisah. Kali ini sang Dewi pasti tak bisa bertahan lebih dari sepuluh jurus lagi, pikirnya. Maka pada saat Dewi Kerudung Biru sibuk menghadapi lawannya, terbungkus oleh sinar pedang merah dengan cepat Sultan menerjang ke muka.

Bantuan Sultan dalam lima jurus di muka sanggup mengimbangi lawan-lawan yang lihay itu.

Namun lambat laun mulai mengendor. Bersama sang Dewi kembali keduanya terdesak!

Dewi Kerudung Biru semburkan lagi "asap kencana biru"nya. Namun angin pedang merah di tangan Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma dengan hebatnya berhasil membuyarkan asap sakti itu!

"Betina galak! Sekarang terimalah kematianmu!" bentak Iblis Pencabut Sukma.

Dia memberi isyarat pada anak-anak buahnya. Berbarengan mereka sama angkat tangan kanan ke atas siap untuk lancarkan pukulan "pencabut sukma". Satu pukulan "pencabut sukma," saja dahsyatnya bukan main, apalagi sekaligus duabelas pukulan, dapat dibayangkan bagaimana luar biasa kehebatannya! Dewi Kerudung Biru pentang kedua lengannya dan putar tubuh laksana baling-baling. Mulutnya tiada henti menghembus-hembus mengeluarkan asap biru. Satu detik lagi maka duabelas tangan lawanpun ditarik ke belakang!

Dalam suasana yang diliputi seribu ketegangan itu, tiba-tiba mengaunglah suara seperti suara seribu tawon mendengung. Di antara dengungan itu melengking pula suara siulan yang disusul oleh berkiblatnya seputaran sinar putih menyilaukan mata!

Tiga anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma, termasuk Tangan Perenggut Jiwa terpekik dan rebah ke lantai mandi darah. Selarik sinar putih yang disertai raungan dahsyat kembali berkiblat dan Wakil Ketua Perkumpulan Pencabut Sukma dan anak-anak buahnya terpaksa batalkan serangan dan melompat ke satu pojok.

"Pendekar 212!" terdengar seruan Sultan begitu dia kenali siapa adanya pendatang baru itu.

Dewi Kerudung Biru sendiri memandang pada Wiro Sableng dengan sinar mata yang berkilat-kilat.

Di balik pandangan mata itu seperti ada sesuatu yang disembunyikannya. Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma dan anggota-anggota lainnya memandang menyorot penuh amarah.

Pendekar 212 Wiro Sableng sunggingkan senyum di wajahnya yang keren sedang tangan kanannya mempermainkan Kapak Maut Naga Geni 212. Melihat pada angka 212 yang tertera pada dua mata kapak di tangan si pemuda maka berkatalah Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma, sambil melintangkan pedang di muka dada. "Jadi kaukah yang selama ini dijuiuki Pendekar 212 itu...?!".

Jawaban Wiro Sableng hanya tertawa mengekeh.

"Orang gendeng, apa kau sudah bosan hidup mau campur urusan orang lain....?!," tanya

Wakil Ketua Iblis Pencabut Sukma.

"Atau mungkin masih belum tahu tengah berhadapan dengan siapa saat ini?!" ujar Si Pisau Terbang.

"Siapapun kalian adanya tak lebih dari babi-babi cacingan yang diberi berjubah dan berkerudung merah!," ejek Pendekar 212 pula!

Marahlah Si Pisau Terbang. Tanpa banyak cerita dia lepaskan sekaligus selusin pisau terbang beracun ke arah Pendekar 212. Wiro Sableng gerakkan Kapak Maut Naga Geni 212 membuat setengah lingkaran.

"Tring... tring.... tring...".

Kedua belas pisau terbang itu musnah patah-patah. Melototlah mata Si Pisau Terbang. Dia menyurut undur dua langkah.

"Pisau Terbang, kau minggirlah. Biar aku yang antarkan manusia bosan hidup ini ke pintu gerbang akhirat!"

Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma maju dua langkah. Sultan Hasanuddin dengan ilmu menyusupkan suara beri peringatan pada Pendekar 212. "Sobat, hati-hatilah terhadapnya. Dia sakti sekali!"'

Begitu peringatan Sultan berakhir maka Wakil Ketua Iblis Pencabut Sukma telah lancarkan serangan pedang merah dalam jurus yang luar biasa. Jurus ini sekaligus merupakan empat tebasan dan empat tusukan!

"Ah cuma ilmu pedang picisan saja mau diandalkan," Ejek Wiro. Kapak Naga Geni ditangannya menderu. Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma tiada berani mengadu senjata. Hatinya tergetar ketika merasakan bagaimana sinar putih senjata lawan membuat pedangnya tak bisa bergerak leluasa. Manusia ini membatin. "Celaka, paling lama aku hanya bisa layani si keparat ini dalam dua puluh lima jurus!". Dan dia segera putar otak untuk cari kesempatan larikan diri!

Pendekar 212 yang tahu gelagat lawan segera lancarkan serangan ganas. Wakil Ketua Perkumpulan. Iblis Pencabut Sukma angsurkan pedang merah kemuka untuk menangkis karena bertindak berkelit tiada punya kesempatan lagi.

"Trang"!

Maka patahlah pedang merah Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma itu!

Keringat dingin memercik di kening manusia iblis ini! Nyalinya lumer! Sambil angkat tangan kanannya tinggi-tinggi ke atas untuk lepaskan pukulan yang sangat diandalkannya yaitu pukulan pencabut sukma, maka dia berseru pada sisa-sisa anak buahnya.

"Kalian jangan mematung saja! Mari sama kita bereskan anjing kurap ini!'".

Maka delapan anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma dengan membentak dahsyat segera menerjang ke muka dan langsung lancarkan pukulan pencabut sukma!

"Wiro! Awas! Mereka hendak lepaskan pukulan pencabut sukma!" seru Dewi Kerudung Biru. Bahwasanya sang Dewi mengetahui namanya inilah satu hal yang mengejutkan Pendekar 212 Wiro Sableng! Keterkejutan ini membuat dia menjadi lengah seperempatan detik.

Dan itu sudah cukup bagi Wakil Ketua Iblis Pencabut Sukma serta anak-anak buahnya!

"Mampuslah!"

Dewi Kerudung Biru menjerit! Sultan sendiri pucat lesi parasnya Tiba-tiba Pendekar 212 meraung laksana halilintar. Dia melompat ke muka Kapak naga Geni 212 menderu.

Empat suara pekikan seperti mau memecahkan anak telinga. Empat anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma terkapar dengan tubuh hampir kuntung! Pendekar 212 ayunkan Kapak Naga Geni 212 sekali lagi namun disaat itu Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukmat dan sisa-sisa anak buahnya sudah lenyap larikan diri keluar goa.

Pendekar 212 bediri nanar. Sultan melompat ke muka dan merangkul tubuh Wiro.

Di balik kerudungnya Dewi Kerudung Biru menggigit bibir. Sepasang matanya yang jeli dipejamkan.Wiro ambil sebutir pil dari saku pakaiannya lalu ditelan dengan cepat. Dewi Kerudung Biru kemudian berdiri dan kedua tangannya ditekankan ke bahu Pendekar 212 untuk alirkan tenaga dalam guna bantu menyembuhkan luka yang diderita Pendekar itu. Namun sesaat kemudian Pendekar 212 mengerang halus lalu pingsan tiada sadarkan diri!