"Kejadian itu terjadi 100 tahun yang lalu, selama periode itu, lord saiko tamashi membawa kedamaian ke universe ini, dia menjadi teror yang menakutkan bagi para penjahat, contohnya bu whanos and friend. Judgement sect berdiri kokoh di universe ini, menjadi kekuatan yang menjaga keadilan, Saiko Tamashi dan kekasihnya berada disana, menikmati kehidupan dengan baik"
Irsan termenung dengan wajah putus asa, dia menghela nafas kecewa. "Semuanya sudah dia lakukan, lalu aku harus apa?, apa aku harus menjadi seorang penjahat yang memperkosa semua gadis cantik". Pikiran jahat terlintas di kepalanya. Dia tersenyum bahagia setelah banyak membayangkan wajah wanita cantik, dalam pikirannya banyak wajah artis girlsband, terutama tzuyu dan nancy yang terus datang ke pikirannya. "Ahh...betapa indahnya jika aku bisa menyentuh tubuh heavenly itu".
Patriach melihat irsan sedang menggerakan tangannya, meraba raba udara kosong, dia tahu gerakan tangan itu dan tersenyum, "Apa kau sudah tidak sabar, mereka berdua belum tumbuh sempurna". Irsan kembali dari khayalannya. Dia merespon dengan menggelengkan kepala, "Apa maksudmu?", dia mengatur suaranya.
Setelah itu dia menatap patriach, "Sudah kuduga, mesum sejati seperti anda, pasti tahu apa yang aku pikirkan", Patriach menepuk punggungnya, "Sesama mesum jangan saling menghina". Mereka berdua tertawa jahat.
Tiba-tiba tanah berguncang, tembok retak, dan atap tempat mereka berbicara hancur, kemudian melayang ke atas, bangunan yang tersisa terhembus ke segala arah, debu bangunan terbang secara perlahan. Beberapa detik kemudian debu menghilang, seorang pria berbadan besar terlihat.
Mereka berdua mengerutkan matanya, melindungi matanya dari cahaya matahari, sekaligus berusaha memastikan apa dugaan mereka benar, Patriach berkata terlebih dahulu, "Apa mataku normal ?, dia mirip Gorilla D Lucy" Patriach menelan ludahnya, ketakutan muncul di hatinya, tapi wajahnya terlihat tenang.
Irsan menggaruk dagunya, "Apa yang di lakukan gorila jelek itu". Gorila itu mendengar, dia memasang wajah marah. Dia menunjuk irsan, "Kau, diamlah?, atau aku akan membunuhmu". Irsan menjawab, "kau tidak akan pernah bisa?, gorila sepertimu tidak akan bisa berbuat apa-apa". Patirach berkeringat dingin melihat kebodohan irsan yang menyinggung anak buah saiko tamashi.
Gorila itu menggertakan giginya, menahan emosi. Dia berkata pada patriach, "kau patriach keluarga ini, aku ingin tahu dimana manusia yang di summon di daerah ini". Patriach membungkuk dan memberi hormat dengan sopan, "Tuan, aku bisa memberitahumu hal itu, tapi hamba ini sangat lancang, ingin tahu kenapa anda mencari manusia itu".
"Berhenti meludahkan omong kosong, cepat beritahu aku dimana dia. Jangan menguji kesabaranku". Gorila itu memperbesar tangannya bersiap meninju, "Katakan!".
"Hamba mohon ampun tuan, aku terpaksa mengatakan hal itu, jika tidak dia akan sangat marah dan membantai keluarga kami, dia tidak suka di ganggu, dia berkata jika ada tamu aku harus meminta izinnya, dan harus tahu alasan kenapa seseorang menemuinya". Gorila itu menonaktifkan tangan besarnya.
"Dia sombong sekali?, dia pikir dia siapa, cepat bawa dia kemari atau aku akan memulai kekacauan", gorila itu menyilangkan tangannya. "tuan, anda mempersulit saya, apapun pilihannya, aku akan tetap mati, saya mohon pada anda mengatakan tujuan anda menemuinya. Dia akan terbuka jika anda terbuka terlebih dahulu". Gorilla itu mengeluarkan energy terbakar, "Kau berani menguji kesabaranku".
Patriach menghela nafas kecewa, "Aku tidak punya pilihan, ini adalah akhir hidupku", dia berdiri dengan tegap dan merentangkan tangannya menerima kematian dengan mata tertutup.
Irsan tidak pernah melepaskan tatapannya pada patriach, dia sangat terpukau oleh akting luar biasa patriach. Gorila D Lucy kesal dan bergumam,"Cih, kau keras kepala?". Dia menunjuk patriach,"Baiklah aku akan katakan".
"Lord Saiko Tamashi ingin melihatnya, dia ingin memastikan sesuatu setelah mendengar bisikan yang berteriak di telingannya", Gorila D Lucy berbicara sembari mengeluarkan aura dingin yang terasa panas bagi patriach, membuatnya berkeringat sangat deras. Namun dengan berani dia menjawab, "Tuan kalimat anda terlalu aneh" Seketika Gorilla D Lucy melotot, dia menggunakan flicker yang sangat cepat, berdiri di hadapan patriach kemudian mencekiknya, patriach berusaha dengan keras melawan, namun seranganya tidak dapat mengasilkam efek apapun. Dia perlahan terlihat lemah, setelah tidak bergerak, gorila itu melepaskan tangannya, patriach terjatuh, dia terbaring kemudian suara nafas terdengar kembali.
Kalimat manis terdengar dari mulutnya, " Kau gorilla jelek, aku berharap wajahmu tidak membuat dunia itu terkontaminasi, kau penghancur keindahan, dimanapun kau berada, wajah mengerikanmu selalu merusak semua pemandangan dan suasana", Gorila meraih lehernya kembali, "Katakan sekali lagi" Wajahnya memperlihatkan intimidasi aura jahat siluet gorila.
Sekali lagi wajah patriach memperlihatkan kesengsaraan ajal yang menjemput, wajah yang awalnya berani menjadi wajah tanpa daya menunggu kematian. Sebelum roh keluar dari tubuh patriach, gorila sekali lagi melepaskan cekikan pembunuh.
Patriach memperlihatkan ciri-ciri kehidupan, dia kembali hidup, namun dia tidak bangun. Lebih baik berbaring disana, apapun yang terjadi.
Lucy membanting patriach ke tanah, dentuman keras terdengar bersamaan dengan suara patah tulang yang mengerikan, gerakan itu sudah cukup membuatnya tewas, namun tepat sebelum jantunganya berhenti, energy misterius memulihkan tubuhnya, kesadaranya belum pulih, dia hanya bisa berbaring disana.
Irsan memainkan rambutnya dengan nada yang menjengkelkan, "Kau gorila jelek sangat sombong, karena alasan itu aku ingin menghajarmu sampai mati, tapi karena aku masih berbelas kasih, bersujud dan telanjang seumur hidup sudah cukup meredakan amarahku", wajah lucy semakin memburuk, intimidasi gorila menjadi lebih mencekam. "Kenapa banyak sekali orang bodoh yang belajar menjadi gila, kau pikir kau siapa".
"Aku bukan siapa-siapa, aku hanya seorang pecundang yang pada akhirnya berhasil bertransmigrasi ke dunia lain berkat diriku sendiri, dan bermimpi menjadi petualang yang mendapatkan miliaran harem super cantik, hanya itu saja". sepertinya lucy akan segera meledakan amarahnya, "Kau memang sudah gila, kau bukan siapa-siapa, tapi berani sekali menghinaku".
Lucy mengusap wajahnya, dia menghela nafas kecewa, "Hah...kenapa aku harus berurusan dengan dua sampah ini, yang satu bodoh yang satu gila, sebaiknya aku pergi dari sini". dia mengambil tubuh patriach dan bersiap untuk terbang.
Irsan memandang lucy dengan wajah bodoh, dia tidak percaya amarah yang terlihat akan meledak tiba-tiba menghilang, seperti cinta seorang fuckboy yang telah berhubungan badan dengan targetnya.
Dia melihat gorila itu terbang perlahan, irsan berusaha menahannya dengan sebuah tinju energy yang melesat melebihi kecepatan pria gendut berlari.
Tinju itu mengenai rambut atas, dan menghanguskan setiap helai, lucy tidak merasakan bahaya apapun, itu sebabnya dia tidak menghindar, dia hanya bisa menatap sebuah tinju yang melayang dari kepalanya.
Tentu saja dia bisa merasakan rambutnya yang terbakar, dia tidak mau menerima kenyataan pahit, tapi tangannya tanpa sadar menyentuh bagian kepala yang sudah tidak ada lagi rambut hitam mengkilap.
Marah, takut, gelisah, kecewa muncul bersamaan di wajahnya, perasaan tidak karuan ini mirip seperti mimpi yang sering dia alami.
Lucy melepaskan patriach, dia mengusap kebotakanya dengan punuh kasih sayang, berharap keajaiban terjadi, rambutnya tumbuh kembali.
Setelah berharap 5 detik, dia mengepalkan tinjunya dengan penuh getaran amarah, wajah iblis muncul seketika.
"Bajingan!?, aku akan menyiksamu sampai kau tidak ingin hidup". irsan tersenyum canggung, "Tenanglah, jangan biarkan amarahmu menghilangkan logika, pikirkan baik-baik apa yang aku katakan tadi, kau tidak harus telanjang seumur hidup, kemarilah!?, dan bersujud meminta maaf".
Kalimat itu membuat lucy tidak bisa menahan diri, dia melesat dengan tinju yang mengarah ke wajah irsan.