Chereads / As Good As It Gets / Chapter 16 - 15

Chapter 16 - 15

Girl I remember

When I laid my eyes on you

Made me surrender oh

You kept me up all night long

Promised I'll treat you right

But I didn't know how

Girl I remember oh

The times that you said you were mine

Baby you I still love you

Baby you I'm still with you

I'm in the cold girl I hold you close

Oh where do I go from now

Baby you I'm still with you

With you

Girl I remember

When I laid my eyes on you

Made me surrender oh

You kept me up all night long

Promised I'll treat you right

But I didn't know how

Girl I remember oh

The times that you said you were mine

Baby you I still love you

Baby you I'm still with you

I'm in the cold girl I hold you close

Oh where do I go from now

Baby you I'm still with you

Tell me when you're on the road

Can you stop on the way

If I'm only someone you just pass by

Just remember

I'm looking for you

My love

Baby you I still love you

Baby you I'm still with you

I'm in the cold girl I hold you close

Oh where do I go from now

Baby you I'm still with you

Baby you I still love you

With you

-----

Abe menghela nafas sambil menahan senyumnya. Beberapa meter dihadapannya terlihat seseorang yang tersenyum lepas dan wajah yang berseri-seri. Untuk pertama kalinya Abe bisa melihat Demoy tersenyum sebahagia itu. Apalagi ditambah saat Demoy menyisir rambutnya yang berantakan karna tiupan angin lalu menyelipkannya ke belakang telinganya. Namun, gak tau kenapa, kebahagiaan yang saat ini Demoy rasakan malah berbanding terbalik dengan yang saat ini dirasakan Abe.

Abe menoleh ke kursi penumpang di sisi kirinya. Dipandanginya sebuket mawar merah dan sebuah buket kecil berisi boneka beruang dengan toga itu dalam-dalam. Kalo aja Abe mau mementingkan egonya saat ini, pastilah dia bakal berlari ke arah Demoy sambil memasang senyum dan merentangkan kedua tangannya demi menyambut Demoy ke dalam pelukannya. Lalu berbisik mesra di telinga Demoy betapa Abe mencintai Demoy dan bangga memiliki cewek itu di hidupnya.

Tapi kenyataannya ... Ah udahlah!

Sekali lagi Abe menghela nafas sesaat sebelom akhirnya cowok itu turun dari mobil dan berjalan ke arah Demoy.

*

Demoy menghela nafas lega lalu memasang senyum sumringahnya sesaat setelah keluar dari ruang sidang di kampusnya. Rasa deg-degan yang daritadi membuat dadanya terasa sesak kini menguap entah kemana, menggantinya dengan segala perasaan haru biru. Sumpah demi apapun ini pertama kalinya Demoy merasa sebahagia itu. Apalagi dengan segala drama bimbingan skripsi yang kini terbayar lunas dengan nilai A+ dan dirinya dinyatakan lulus dengan predikat suma cum laude.

"Selamat ya, Yank." Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari balik punggungnya. "Akhirnya kamu jadi sarjana."

Demoy menoleh ke arah asal suara dan seketika itu juga detik waktunya seakan berhenti. Tatapannya terpaku ke seraut wajah ganteng seseorang yang amat sangat dikenalnya.

"Selamat ya, Yank." Abe mengulang ucapannya sambil menyodorkan buket bunga dan boneka yang daritadi dipegangnya ke arah Demoy. "Akhirnya kamu jadi sarjana."

Demoy masih mengunci mulutnya rapat-rapat. Dia sama sekali gak tau harus menjawab apa. Apalagi saat menyadari senyum Abe yang tampak bergetar, gak kayak biasanya. Ditambah lagi Demoy malah menemukan sorot kesedihan yang tersirat dari sepasang mata indah di hadapannya itu. Membuat Demoy menyadari satu hal. Kedatangan Abe saat ini untuk memberikannya selamat atas kelulusannya sekaligus memenuhi permintaan Demoy untuk mengakhiri hubungan mereka.

"Hey, kamu kenapa?" Suara Abe membuat Demoy tersadar kalo cowok yang berdiri di hadapannya itu daritadi masih menatapnya lekat-lekat. "Kamu kenapa? Kok ngelamun?"

Demoy menggeleng pelan, lalu memaksakan seutas senyum simpul. "Gak kenapa-napa. Makasih ya udah dateng. Maaf jadi ngerepotin lo, Be."

Gantian, sekarang giliran Abe yang menggeleng pelan dan tersenyum tipis. Semenjak turun dari mobil tadi, Abe udah bertekad untuk berusaha setenang mungkin dan meredakan gemuruh yang semakin menggila di relung hatinya. "Hari ini kan hari terpenting kamu, Yank. Jadi ya aku harus dateng walopun Eomma sama Daddy gak bisa dateng karna masih harus karantina di hotel karna baru landing dari Texas. So here I am for you, Yank."

Demoy mengangguk pelan. "Makasih ya, Be."

"Sama-sama. Anyway, kamu udah makan? Kita lunch dulu yuk di resto yang biasa kita datengin sekalian ada yang mau aku omongin sama kamu."

Air muka Demoy langsung berubah. Cewek itu juga gak menjawab omongan Abe barusan. Dia malah langsung beranjak pergi meninggalkan Abe begitu aja. Gak tau kenapa Demoy malah gak mau mendengar apapun dari Abe. Karna Demoy tau yang dimaksud Abe barusan adalah status hubungan mereka.

*