Chereads / DUA SUAMI : Di saat Cinta Harus Memilih / Chapter 2 - MENIKAH DI DUNIA LAIN

Chapter 2 - MENIKAH DI DUNIA LAIN

"Baiklah aku mau menikah denganmu Kak Allmar." ucap Anggita dengan suara pelan setelah memikirkannya dengan sangat matang.

Allmar tersenyum bahagia di saat Anggita memenuhi permintaannya untuk menikah dengannya.

"Baiklah, sekarang bersiaplah kita akan segera menikah." ucap Allmar dengan hati yang di penuhi kebahagiaan.

Tanpa banyak bicara Anggita menurut saja ketika dua wanita cantik mendatanginya dan merias wajahnya seperti wajarnya seorang wanita yang akan menikah.

Setelah Anggita siap dengan pakaian pernikahannya. Anggita dibawa ke tempat ruangan di mana beberapa orang sedang menunggu disana, tak terkecuali Allmar yang sudah duduk menunggunya.

"Kemarilah Saras, duduklah disampingku kita akan segera menikah." ucap Allmar dengan sebuah senyuman yang sangat menawan.

dengan ragu-ragu Anggita berjalan mendekati almar dan duduk disampingnya.

"Jangan takut dan ragu Saras, aku akan menjagamu percayalah padaku. Semuanya akan baik-baik saja sampai kamu akan kembali ke dunia kamu, dan aku akan menjagamu dari sini hingga aku bisa menemani menanti disana." ucap Allmar dengan sungguh-sungguh.

Anggita menganggukkan kepalanya berusaha percaya dengan apa yang dikatakan Allmar.

"Aku percaya padamu Kak Allmar." ucap Anggita dengan tersenyum.

"Syukurlah kalau kamu percaya padaku Saras. Sekarang biar mereka memulai dengan prosesi pernikahan kita." ucap Allmar dengan suara beratnya.

Anggita pun mengangguk dan percaya sepenuhnya pada Allmar calon suaminya.

Dengan tenang semua keluarga besar Allmar dan beberapa orang yang hadir mengikuti prosesi pernikahan Allmar dengan sangat khidmat seperti halnya dengan prosesi pernikahan yang terjadi di alam manusia.

Setelah prosesi pernikahan Allmar dengan Anggita selesai. Allmar membawa Anggita ke kamarnya untuk menjalankan malam pertama sebagai suami istri yang sah di alamnya Allmar.

"Kemarilah Saras, duduklah di dekatku." panggil Allmar yang duduk dipinggir ranjangnya yang cukup besar.

Masih dengan perasaan canggung Anggita mendekati Allmar dan duduk disampingnya.

"Dengarkan aku Saras...aku ingin kamu mengingatnya dengan sangat jelas, dan jangan pernah kamu lupakan kata-kataku ini." ucap Allmar dengan suara yang sangat berat.

"Kak Allmar akan mengatakan apa? kak Allmar tidak mengambil nyawaku lagi kan?" tanya Anggita dengan kedua matanya menatap dalam pada kedua mata Allmar.

"Tidak.. aku tidak akan mengambil nyawamu lagi. Malah aku akan menjaga dirimu mulai saat ini, karena kamu adalah istriku." ucap Allmar mengusap lembut wajah Anggita.

"Setelah kita menikah, aku tidak akan tinggal di sini bukan? aku akan tetap tinggal bersama orang tuaku kan?" tanya Anggita dengan perasaan cemas.

"Iya..kamu akan tetap tinggal bersama orang tuamu dan aku akan tetap tinggal di sini. Tiap malam aku akan datang ke tempatmu. Tapi tidak untuk saat ini, karena usiamu masih belum dewasa. Aku akan datang padamu disaat kamu berusia dua puluh satu tahun. Tapi kamu jangan kuatir aku akan tetap menjagamu setiap saat walaupun aku tidak menampakan diri. Kamu mengerti apa yang aku katakan kan Saras?" ucap Allmar menatap penuh wajah Anggita.

Anggita menganggukkan kepalanya pertanda mengerti dengan apa yang dikatakan Allmar.

"Aku mengerti Kak Allmar." ucap Anggita yang sudah percaya pada Allmar.

"Dan kamu tahu setelah kita menikah? kita akan melakukan malam pertama seperti yang di lakukan suami istri di alam kamu." ucap Allmar seraya mengusap lembut wajah Anggita.

"Kalau kamu takut kamu bisa pejamkan matamu aku akan memperlakukanmu seperti seorang Ratu dan tidak akan menyakitimu." ucap Allmar tak lepas menatap wajah Anggita.

Anggita yang masih merasakan rasa takut sedikit menghangat saat Allmar memeluknya dengan penuh kasih sayang.

Perlahan Anggita memejamkan matanya, saat Allmar mendekatkan wajahnya dan menyapu bibir mungil Anggita dengan sangat lembut.

Dengan hati-hati Allmar membaringkan tubuh Anggita dan menindihnya dengan pelan tanpa bersuara.

Hanya suara deru nafas Allmar yang terdengar di seluruh ruangan kamar.

Anggita semakin memejamkan matanya saat Allmar mengusap wajah dan seluruh tubuhnya dengan penuh kehangatan.

"Pejamkan matamu Saras, aku akan membawamu dalam kenikmatan yang sesungguhnya." bisik Allmar seraya mengecup bibir Anggita dan merambah ke ceruk leher Anggita.

Anggita semakin memejamkan matanya tidak berani sedikitpun membukanya matanya. Apalagi saat Allmar melepas seluruh pakaiannya tanpa ada yang tersisa.

Dengan tubuh Anggita yang sudah terbaring telanjang, Allmar pun melepas pakaiannya sendiri.

Ada hawa dingin yang tiba-tiba menerpa wajah Anggita. Seluruh tubuh Anggita terasa tersentuh dengan seribu tangan yang mengusap dan membelainya.

"Saras... Saras...aku mencintaimu istriku." ucap Allmar menggema ke seluruh ruangan.

Anggita mencengkeram alas sprei dengan sangat kuat saat tubuh Allmar semakin berat menindih tubuhnya.

"Jangan buka matamu Saras, rasakan saja apa yang aku sentuh dan apa yang aku berikan padamu...kamu akan mengingatnya selamanya bagaimana suamimu membahagiakan dirimu." bisik Allmar di telinga Anggita.

Anggita semakin terlena memejamkan matanya merasakan sentuhan sentuhan lembut dari Allmar, apalagi saat Anggita merasakan sesuatu yang keras sedang bermain-main di area lubang intimnya.

Dengan sedikit merasakan rasa sakit, Anggita merasakan sesuatu yang keras itu berusaha masuk ke dalam lubang intimnya. Dan rasa sakit itu semakin Anggita rasakan saat benda keras dan sangat besar itu berusaha mengkoyak selaput dinding rahimnya.

Suara jeritan Anggita menggema ke seluruh ruangan kamar seiring erangan dan lenguhan panjang Allmar yang telah berhasil mengoyak keperawanan Anggita.

Udara dingin semakin Anggita rasakan saat suara Allmar kembali mendesah di area ceruk lehernya dan memberikan beberapa tanda di sana.

"Saras istriku bangunlah...bukalah matamu sayang. Kamu sudah menunaikan kewajiban sebagai istri." ucap Allmar sambil membelai wajah Anggita.

Perlahan Anggita membuka matanya dan melihat Allmar sudah ada di depan wajahnya.

Wajah Allmar terlihat sangat tampan dengan sebuah senyuman di bibirnya.

"Pakailah pakaianmu Saras.. setelah ini aku akan mengembalikan kamu ke dalam dunia nyata kamu. Dan ingat pesanku... aku akan datang disaat usiamu sudah dewasa dan kita akan bersama-sama kembali." ucap Allmar seraya mengecup bibir Anggita.

"Kalau aku membutuhkanmu bagaimana Kak?" tanya Anggita masih takut jika dirinya akan mati kembali.

"Kamu bisa memanggilku dalam hati, aku pasti akan datang untukmu." ucap Allmar dengan tersenyum.

Anggita menganggukkan kepalanya mengerti.

"Sekarang ikutlah aku, aku akan mengantarmu ke dunia nyata kamu sayang." ucap Allmar setelah Anggita memakai pakaiannya.

Dalam genggaman tangan Allmar Anggita mengikuti Allmar ke luar rumah dan berjalan ke hutan yang sangat indah.

"Peluklah aku Saras dan pejamkan matamu." ucap Allmar yang akan melepaskan Anggita ke dunianya.

Dengan memejamkan matanya, Anggita memeluk Allmar dengan sangat erat. Hawa dingin semakin Anggita rasakan saat memeluk tubuh Allmar.

Tidak berapa lama kemudian Anggita merasakan hawa dingin yang ia rasakan menjadi terasa hangat saat ada seseorang yang membelai pipinya berulang-ulang.

"Anggi... Anggita sayang."