Meri memegang segelas air mineral dalam tangannya. Dia memperhatikan dokter yang memeriksa Jeni. Wanita paruh baya itu terlihat panik dan cemas. Ketika dokter selesai memeriksa dengan stetoskop dan menganalisis kelopak mata Jeni. Dia manggut manggut dan meminta perawat mengambil obat dengan resep yang dia tulis begitu cepat.
"Apa dia baik baik saja dok?" Tanya Meri cemas. Dokter perusahaan mengangguk. Pria muda dengan kaca mata itu menenngkan Meri.
"Semua baik baik saja Bu. Dia hanya butuh bed rest. Dan refreshing dalam waktu bersamaan." Meri menarik nafas. Dia sepertinya paham apa maksudnya kalimat dokter barusan.
"Baiklah bu. Perawat akan melanjutkan tugasku. Aku harus pergi." Meri mengangguk paham. Dia mengambil kursi dan duduk di sebelah ranjang jeni. Meneguk air mineral dalam tangannya dan meletakkan gelas kosong di meja.
"Kau baik baik saja nak. Tenanglah.." ujar Meri mencoba membantu menenangkan. Bukannya tenang, kalimat perhatian Meri malah membuat jeni menangis.