"Via mungkin hanya ini jalan satu satunya untuk menyelamatkan lahan ini. Menyelamatkan nama baik Moko. Menyelamatkan papa dari Kungkungan tuntutan masyarakat dan jerat pidana. Papa tidak tahu lagi Via.."
Suara lirih seorang ayah. Mana mungkin tidak menggetar kan hati putrinya. Begitupun Via. Pak Joko tak perlu memohon dengan wajah berkaca kaca seperti ini pasti sudah membuat Via mau berjuang apapun. Yakinlah.
"Nak. Papa akan melakukan apa saja. Bersujud pada Adrian agar membebaskan papa dari penjara. Dan kali ini. Asal lahan ini tidak diambil oleh orang lain papa akan bersujud lagi!"
"Tidak pa. Papa jangan merendahkan diri seperti ini. Apapun pa. Apapun akan Via lakukan!"
Pak Joko menghirup udara panjang. Menggelembungkan paru paru dengan senyum lega yang tersembunyi. Dia memasang raut sendu lagi saat sepasang bola mata dengan bulu mata lentik itu menatap wajahnya
