Azka menatap nanar ke arah Via. Dia melipat tangan di dada dan terus memperhatikan tingkah gugup gadis dengan rok payung di sebelah sana.
"Heh! Sudah berapa lama aku sabar menunggumu seperti orang bodoh!" Hardik Azka kesal. Tapi Via mana peduli. Masalahnya saja sudah menggelayuti dan membuat tubuhnya merasa tak bisa menginjak bumi dengan benar. Gadis itu memainkan jari jemari dengan gugup. Dia tak tahu apa lagi yang harus dia lakukan.
"Ya ampun!" Gusar Azka menepuk dahi. Kesabarannya benar benar habis. Dia menghampiri Via. Melangkah mendekat memutari cap mobilnya.
"Sepuluh tahun kau tatap pagar rumah inipun tak akan berubah! Mau sampai kapan kau berdiri seperti orang bodoh hah!!" Hardikan Azka di telinga Via membuat gadis itu menoleh jengkel. Lupakan dulu gugup yang menyergap tubuhnya sejak tadi. Entah kenapa kalau berhadapan dengan pria bermata terang ini membuat otot mata Via pegal.
"Kau bisa diam tidak sih!"