Langkah Yosep menemui Sofia tak pernah salah, entah karena Sofia lebih dewasa dan berpengalaman perihal polemik hidup, wanita itu sudah banyak merasakan pahit manis asin kehidupan. Yosep tak bisa melupakan kalimat terakhir yang dia ucap untuknya. Begitu membenturkan kedunguan dan keputusan yang sudah dia ambil sepihak tanpa ada kompromi lagi.
"hidup ini tak melulu masalah akademis Yosep, ku akui kau sangat cerdas dan pintar dalam study mu, tapi kau tak lebih cerdas ataupun pintar untuk menjalin hubungan baik, dan hidup yang indah memerlukan hubungan yang baik, bukan angka yang baik" ujar Sofia panjang lebar lalu dia melangkah meninggal kan punggung dari pandangan mata Yosep yang kian samar, bulir air mata jatuh di sudut mata Yosep. Pria itu mengurut sisi kiri kanan dahinya, bahunya berguncang. Bodoh! Dia sudah bertingkah sangat bodoh dan konyol.
Yosep tersenyum kecut, dia seperti menertawakan tingkah nya sendiri
"kau benar sekali Sof!"
**