Zian sekali lagi merapikan isi ranselnya. Dia memeriksa barang bawaan dengan daftar yang tertulis di layar monitor handphone. Posisinya sebagai vocal sekaligus basis, efek dan pick jangan sampai lupa. Dia sudah menset se-oke mungkin. Rahel hanya berdiam diri, duduk di sofa sambil mendengarkan suara televisi, dia sebetulnya ingin membantu tapi susunan ruangan ini masih sangat asing bagi Rahel, dia masih butuh proses untuk menghapal posisi letak properti dan barang yang dia butuhkan.
"Apa kau yakin, kakak tak perlu mencari orang?" Rahel menggeleng, Zian mengangguk kecil seakan setuju saja dengan permintaan adiknya.
"Aku akan melakukan pekerjaan sebisaku, aku hanya butuh beberapa waktu sampai semuanya akrab ka" Zian mengangguk lagi, dia yakin adiknya bukanlah gadis manja, tapi ayolah! Sekarang Zian sudah mempunyai cukup uang untuk membayar seorang perawat untuk Rahel, dia bahkan membeli apartemennya sendiri.