Kembali ke apartemen Rio
Rio bisa merasakan gadis di sebelahnya bergerak tapi dia tetap merapatkan mata. Dia tak mungkin bisa membuka mata. Saat Dina kembali masuk dan mengambil perabotannya Rio baru saja akan turun tapi segera melompat ke tempat tidur sebelum Dina masuk tadi. Sampai akhirnya gadis itu benar benar menghilang dan langkah kakinya terdengar semakin menjauh. Rio meraih bantal di bawah kakinya. Wajahnya seperti orang meringis karena menyesal. Dia menepuk bantal itu seakan melampiaskan beban di dadanya.
"Apa yang aku lakukan!" Kesalnya pada diri sendiri. Tapi dia berhenti memukul bantal. Mengingat kembali pertarungan malam tadi. Rio menjambak kasar rambutnya hingga kepalanya roboh mencium bantal, dan tenggelam.
"Dan itu sangat nikmaaat!!" Bisiknya jujur menggetarkan semua perasaannya. Ah! Kesalahan terindah? Apakah yang seperti ini.
TUKK!!