POV MARIO
Setting : Mario merebahkan badannya di kasur, kamar tamu berukuran besar dengan warna natural, kedua kakinya masih menggantung di sisi ranjang, entah sudah berapa lama dia bertahan dengan posisi tak nyaman itu
-
-
-
Aku mencoba menahan rasa sakit kepala yang dasyat. Otak ku mulai panas dan terus memanas seperti semua di dalamnya akan mendidih, mungkin karena aku menahan beban pikiran yang bermacam-macam
Sebisa mungkin aku menyimpan bebanyang aku rasakan, aku tak ingin Bey kehilangan kegembiraannya karena kehidupan ku yang rumit
" Aaaagg ! " Rasanya aku ingin berteriak, tapi suara yang keluar hanya sebatas keputus asaan
Sepertinya aku mulai kehabisan cara mengatasi masalah dalam otak ku, walau sudah merebahkan badan, memejamkan mata, mengatur nafas, tetap saja kepala ini terasa berat, langit langit kamar seperti terus berputar membuat tubuhku tak bisa bangkit dari kasur
Di satu sisi aku juga bahagia bisa berada di sini, di rumah keluarga Bey yang memperlakukan ku dengan baik dan hangat. Aku menatap sekeliling kamar yang tidak terlalu besar, tapi terasa bersih, nyaman, dan hangat. Ku rentangkan tangan, merasakan lembutnya kasur. Membayangkan Bey berbaring di lengan ku. Kami menikmati langit-langit kamar yang sama, dengan cahaya lampu yang remang
Aku menoleh, menatapnya tersenyum. Senyum terindah dalam hidup ku. Kami saling berpandangan lama. Bahkan Aku bisa menghitung berapa helai rambut yang jatuh ke wajah mu. Aku mengangkat tangan perlahan, membelai rambutnya yang panjang, merasakan lembut kulitnya, menyentuh hidungnya, menyentuh bibirnya yang mungil.
Aku menggeser kepala ku, mendekatkan wajah kami, kami saling menatap dalam senyuman malu
" Aku mencintai mu sayang... " bisik ku lembut lalu Bey mengambil tangan ku, dia menatap wajah ku dengan senyum, aku membalas dengan senyuman penuh cinta, damn !
Aku semakin mendekatkan kepala, berharap bisa menikmati bibirnya. Dia melempar tangan ku kasar, senyumnya tiba-tiba menghilang dalam sekejap !
Aku terkejut ! mataku terbuka.
" hanya mimpi ! " ucap ku tanpa suara. Mimpi yang buruk ! wajahku berkeringat, tanganku menyeka dahi cepat
Dada ku berdetak kencang, tak beraturan. Di dalam hati ku terasa sakit, rasanya sesuatu menekan keras disana, sebuah mimpi tapi terasa sangat nyata, membuat dadaku sesak dan perasaan ku takut
Aku menjambak rambut ku. Tidak!
Jangan sampai seperti itu, aku tidak ingin Bey kehilangan senyumannya, semua mimpi itu membuat kepala ku semakin kencang. Aku hanya bisa menghela nafas panjang, dan mengurut dada meyakini jika semua itu hanyalah mimpi buruk
...
Baru hari ini aku melihat kehangatan yang nyata. Aku berada dalam kehangatan keluarga yang sebenarnya, inilah yang disebut dengan keluarga, moment yang snagat berharga untuk mata ku, hanya melihat keakrab pan Bey dan orangtuanya membuat mataku berkaca kaca, terharu
Mama papa Bey yang begitu terbuka, bahkan mereka tidak banyak bertanya macam-macam pada ku padahal aku adalah orang asing di sini, tapi perlakuan mereka sangat hangat dan penuh cinta
Mereka sangat menyayangi putrinya, mereka tidak bisa menolak permintaan Bey, mereka melakukan apapun yang membuat pacar ku itu bahagia, kau sangat beruntung sayang
Keluarga yang bahagia yang sebenarnya, bukan fake ! keceriaan di meja makan, obrolan hangat, canda. Aku bisa merasakan semua itu, aku merasakannya ! rasanya dada ku akan meledak membayangkan perasaan seperti itu datang lagi. Itu hal yang mustahil untuk ku dan kali ini bisa ku rasakan! aku benar-benar beruntung memiliki mu, Bey
Aku tidak tahu jika makan bersama sangat menyenangkan. Jika tertawa bersama sangat membahagiakan. Bagaimana saat piring mu di isikan oleh seorang mama. Duduk mu dipersilahkan oleh seorang Papa, aku tak pernah diperlakukan seistimewa itu sebumnya
Suara-suara hangat yang menyapa. Pacar yang selalu mendukung di saat apapun kondisi dirimu. Entah hal baik apa yang pernah ku perbuat, aku memiliki banyak balasan baik di sini, aku tak tahu lagi bagaimana aku harus mengucapkan syukur
Aku tidak mau merusak nya, aku tidak boleh menghancur kan kehangatan yang memenuhi sudut rumah ini
.....
Kepala ku seperti berdenyut kencang dan rasanya amat sakit. Aku berusaha menahan nya dengan merubah posisi tidur ku, tapi itu tak berhasil juga
Aku menggapai ponsel di meja yang tadi kuletakkan di meja, ku pandangi lama pesan singkat di layarnya
GEDUNG X
JAM 9 PAGI DI RUANG C, LANTAI 7
Lama menatap layar ponsel membuat pandangan ku kian kabur, bukan karena radiasi cahaya nya, tapi kini mata ku mulai berkaca-kaca. Pikiran ku berlari jauh puluhan tahun yang silam
Kembali pada malam badai yang dingin, saat Aku menelusuri jalanan yang tak kunjung ada ujungnya. Mobil hitam berplat satu huruf mundur menghampiri ku. Kaca mobil nya terbuka
" Papi, itu anak manusia ! " teriak suara seorang gadis kecil dari dalam mobil, jelas tak jelas ku dengar meski dia berteriak berulang kali
Aku menatap isi mobil yang gelap, Aku tak tahu apa yang ada di dalam nya hanya terdengar suara anak perempuan dari dalam sana
" papi please, dia sepertinya kedinginan ! "
Entah bagaimana, aku tidak memiliki pikiran apapun saat itu, doa dalam hati ku adalah aku hanya ingin hidup, aku sudah berjalan cukup lama hingga telapak ku keluar darah
Tak lama berselang aku bergabung dalam mobil itu, aku hanya menunduk tidak memahami ucapan mereka. Aku tidak pernah berharap apapun, saat itu aku hanya tidak ingin mati kedinginan di tepi jalan yang tak berujung
Setelah mengumpulkan banyak tenaga aku memberanikan diri keluar dari perkebunan dan hutan lebat, disitu aku ditinggalkan tanpa apapun, hanya rumah hancur dengan pakaian yang tak pernah ku ganti dan yang terus ku ingat adalah olokan dan tatapan sinis 'anak haram' ! mereka menyebut ku seperti itu
Mama dan seorang pria yang meninggalkan ku di gubuk tua itu, mama yang terus terlihat lemah dan sakit, pria yang membawa kami kesini dengan berbagai alasan tak jelas
Aku tak mungkin bertahan di daerah asing itu, aku melarikan diri hingga bertemu jalan aspal yang tak berujung. Saat ku lihat jalanan dan cahaya lampu, harapan ku adalah hidup, aku ingin hidup, dan mobil hitam ini membawa hidup ku
" nama ku Sofia " dia menatap ku dalam sambil menyisir rambut boneka nya
" Siapa nama mu ? " aku hanya terdiam. Aku tidak tahu siapa nama ku, semua orang meneriaki ku anak haram, aku tak di sana seharusnya, sesuatu membuat ku lupa akan kehidupan ku yang lalu
" Kau tidak punya nama ? " dia berseru lalu tertawa geli
" Dengar, nama mu Mario ! " Tangannya menunjuk ke arah ku
" kalau ada yang bertanya, nama mu Mario, katakan saja kau sepupu Sofia Widjaja! " lanjut nya memerintah, aku mengangguk patuh
" Pap namanya Mario, dia akan tinggal bersama kita kan ! " uajr Sofia tak mendapat jawaban
Aku mengalihkan pandangan, dari perempuan kecil dengan bonekanya, ke kursi depan.
Dua orang Pria berbaju hitam sibuk di depan sana, yang satu mengendalikan mobil, yang satu memainkan sesuatu di genggamannya. Itu awal pertemuan ku dengan keluarga kaya ibukota, menjadi bagian dari keluarga terpandang Widjaja
------ -------
Masih saat malam tapi malam yang berbeda. Aku terbangun mendengar suara tak jelas di luar sana. Aku mencoba membuka pintu, ini susah sekali, aku harus mencoba memutarnya beberapa kali dan mendorongnya.
Aku berjalan menyelusuri jalan sempit yang gelap, suara itu semakin jelas. Aku tidur di gudang belakang rumah Widjaja, bersama kardus- kardus besar dan banyak perabot berdebu di sana. Itu mengagum kan! bahkan lebih baik disana, bahkan aku bisa terlambat bangun karena terlalu nyenyak.
Aku mengintip dari kaca dapur yang tembus ke meja makan, aku melihat punggung Sofia, dia berdiri mematung. Aku memperjelas pandangan ku
Ku telukupkan kedua tangan dan menempelkan wajah ku di kaca. Seorang wanita tertelungkup di meja makan, dia tidak memakai pakaiannya sama sekali. Kulihat pak Alfa Widjaja berdiri dan menggoyang- goyangkan badannya. Sesekali dia memukul keras wanita itu dalam kegelapan, membuat suara pekik dan ngiang di telinga ku.
Aku tidak tahu pasti keadaanya, yang ku ingat senyum Sofia malam itu. Setelah sekian lama, wanita itu dan Pak Widjaja seperti kelelahan, mereka tertawa-tawa kecil sambil menikmati minuman dalam botol hitam. Lalu mereka merebahkan diri di sofa dan tertidur.
Sofia membalikkan badan nya, dia menyadari keberadaan ku, aku menatap nya, dia sebentar terpaku melihat keberadaanku yang masih mengintip di kaca. Sofia berjalan mendekati aku semakin jelas melihat wajahnya, dia tersenyum lebar ke Arah ku.
Senyumannya malam itu, membuat ku takut
------ ------
Aku mencoba memejamkan mata, mengingat hari- hari yang lain. Terlalu banyak hal merasuki pikiran ku. Terlalu banyak hari yang tak ingin ku ingat. Kepala ku mulai bisa berkompromi, sakitnya sedikit berkurang
Aku mencoba mengingat moment indah, lainnya mencari - cari dari lembar ingatanku, adakah hari yang membuat ku bahagia? aku membayangkan wajah Bey, karena hanya dengan begitu aku merasa tenang, memang hanya dengan Bey saja aku bisa merasakan apa itu bahagia
Aku membayangkan senyum di wajahnya. Kehangatan saat dia bersama Keluarganya. Perlahan membuat mata ku pun hangat, aku menutup mata ku setetes air mata mengalir disusul tetesan selanjutnya, aku menyeka cepat, tapi terus saja beriringan berjatuhan
Lampu temaram kamar ini. Suara jangkrik malam yang nyaring semakin merendah, perlahan lahan mengakhiri malam ini.
Aku sudah terlelap.
terima kasih sudah membaca sampai disini..
terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..
Komentar tiap tiap babnya..
Kirim power stone sebanyak2nya
beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya
ig @anyun yun yun yun (jng pakai spasi)