"Apa tidak masalah kau melibatkan ku dalam iklan ini?" Reo melirik Fika sekilas lalu kembali menggoyangkan kepala nya mengikuti suara musik. Pria itu melebarkan bibirnya tersenyum lebar.
"Tentu saja. Kau sangat berbakat" puji Reo. Fika tersenyum senang.
Ah akhirnya aku bisa duduk nyaman di mobil ini lagi, bisik hati Fika merasa bangga. Sesekali mereka terlibat obrolan seru dan lucu. Keduanya sampai terbawa terbahak bahak mengenang pertemanan mereka
"Eh tapi kamu tuh dulu culun banget. Aku kira kamu oplas" Fika menepuk pundak Reo lembut, dengan wajah sok merajuk dan bibir yang dibuat manyun dia protes
"Enak ajah" kilahnya manja dengan duck face nya yang menggemaskan buat Reo
"Hahaha.. jangan marah dong sayang, aku kan cuma bercanda" bujuk Reo membalas dengan suara innocent
"Aku pikir kita ga akan bisa kaya gini lagi. aku beneran kangen banget sama kamu Reo" Reo mengelus lembut kepala Fika membuat wanita itu menatap wajahnya dalam. Bibirnya seksi nya mendarat lembut di pipi Reo. Ciuman hangat di pipi Reo terasa basah. gadis itu mulai bertingkah lagi. Dia menjulurkan lidahnya. Membuat pipi pria itu basah. Hangat permukaan lidah Fika membuat Reo berdesir. Membuat fokus matanya berubah, dengan perasaan yang mulai di penuh hasrat pria itu sudah tak tahan dengan godaan dari gadis di sisinya. Reo kehilangan keseimbangan mengemudi
Mobil yang dibawanya dengan kecepatan tinggi seketika salah jalur. Reo mencoba membanting stir melihat cahaya lampu yang menembus silau penglihatannya, mereka berdua hanya mampu berteriak
"AAAAAAAAAAAAKKKKKHHHHH!!!!!!!!"
BRAAAAAAAKKKKKKK!!!!!!!!!
BRUUUUUUUUUKK!!!!!!
POV. Bey
Sudah pukul lima sore. Di apartemen Reo. Bey gelisah sendiri
Aku beberapa kali menatap jam, di dinding, di atas meja, jam tanganku di meja rias. Tak satupun yang memberikan waktu untuk kepulangan suamiku
"Kemana dia, Meski Ailee meminta ku tak menunggu. Perasaan ku ingin tetap menunggu. Rasanya aku takut sekali" Aku semakin cemas, dada ku bergetar tak menentu. Banyak bayangan buruk yang menghampiriku. Membuat badanku tak bisa diam
Aku terus mondar mandir tak jelas
Bukan lagi segelas atau dua gelas kopi yang sudah menemaniku. Entah sudah berapa kali aku menyeduh kopi. Orang bilang caffein bagus untuk kadar stress. Rasanya tak berpengaruh pada diri ku. Resah di dalam diriku semakin menjadi. Ketakutan akan sesuatu yang buruk menimpa suamiku terus terbayang. Aku merasa Reo sedang dalam kesulitan, aku bisa merasakannya
"Apa sesuatu terjadi"
Haruskah aku menelepon kantor polisi. Ah tidak. Aku tak bisa melakukan itu. Aku harus bersabar sebentar lagi. Ailee bilang dia akan menemui Reo. Aku hanya harus menunggu sebentar lagi. Aku hanya bisa menggigit bibir menahan kecemasan yang terus menjadi jadi. Lagipula ini masih siang. Aku harus bisa bersabar sebentar lagi.
***
Ailee sedang bersantai di sebuah kamar yang cukup besar. Gadis itu memasang masker bergambar karakter di wajahnya. Dia merebahkan diri di sofa panjang. Gadis itu menanti kedatangan kakaknya dengan sangat santai. Sebetulnya wajahnya dibuat santai sementara hatinya membara
"Dia bilang segera sampai. Nyatanya sampai proyek selesai dibahas dia tak kunjung muncul. Apa sih yang dia lakukan!" Gerutu Ailee sangat kesal. Dia menarik nafas panjang mencoba untuk rileks. Tetap saja hatinya kesal. Tangannya meraih irisan mentimun dan mengompres matanya yang tertutup.
"Sumpah Reo membuat ku kesal!"
Alunan akustik mengalun dari ponsel Ailee
Ailee segera meraba-raba ponselnya yang berdering. Pasti dari kakak pikirnya. Dia tidak bisa membuka mata karena sedang dikompres dengan irisan buah mentimun dingin
"Hallo" Gadis itu merapatkan ponselnya ke telinga
"Apa ini keluarga Artadiningrat"
"Ah iya, aku Ailee Artadingingrat"
"Kami dari RS Husada pertama, mengabarkan bahwa tuan Reo Artadiningrat bersama istrinya mengalami kecelakaan dan....."
"APAAAAAA!!!!!!" Ailee langsung bangkit dari gaya santuynya. Timun penutup matanya sontak terlempar. Gadis itu tak peduli dengan masker wajahnya. Dia meraih coat tebal dan berlari menuju lobby hotel.
Wajahnya amat panik dan ketakutan
"Tolong antar aku ke Husada pertama" pinta Ailee kepada manager hotel. Seorang driver berlari dan menghampiri Ailee seperti perintah si manager. Keduanya langsung menuju mobil yang terparkir di pintu timur hotel. Si manajer mengikuti di belakang. Wajah Ailee jelas panik.
"Tapi nona hanya ada minibus saja, helikopter yang menjemput nona tidak mungkin bisa mendarat di sana" manager hotel mencoba memberi penjelasan dengan suara lembut
"Terserah, minibus juga tidak apa apa. Cepat antar aku kesana" Pintanya setengah membentak. Terlihat jelas wajah cantiknya takut dan cemas
Ternyata jarak rumah sakit itu tidak terlalu jauh. jadi tidak memakan waktu lama untuk sampai. Ailee semakin panik ketika bau medis khas rumah sakit tercium. Dia tak berhenti menggigit ujung kuku jempolnya. Dadanya terus bergemuruh ketakutan. Dia takut kehilangan kakaknya
Gadis itu segera berlari menuju meja informasi rumah sakit. Dia menanyakan keberadaan kakaknya
"Kamar vvip no 1 nona" Jawab receptionist sopan tapi wajah front office itu terlihat terkejut. Dia tak henti menatap wajah Ailee. Wajah yang cukyp terkenal. membintangi beberapa iklan dan drama.
Dengan dada bergetar dan rasa takut yang kian naik Ailee mencari kamar yang dimaksud
"Ah ini dia!" Ailee mencoba mengintip dari kaca pintu. Dia membuka handle pintu perlahan
"Sayang bagaimana wajahku terluka, aku takut jadi jelek"
"Tidak sayang, kamu tetap cantik dimataku, itu hanya goresan kecil sayang"
"Tapi aku takut sayang ..."
"Ada aku disini sayang, aku akan selalu ada untukmu.. " Reo meraih helaian rambut di sisi wajah Fika. Pria itu menyisipkannya ke telinga gadis itu. Dia berusaha menenangkan rengekan manja gadis di depannya itu
Ailee melangkah perlahan memasuki ruang kamar. Dia tak bisa berkata kata saat mendapati percakapan pasangan itu. Darahnya berdesir panas tatkala yakin jika wanita yang terbaring di ranjang bukanlah Bey. Ailee ingat betul wajah sahabatnya tadi pagi. Bayangan sendu Bey. Tangisan mereka malam tadi. Dada Ailee bergemuruh kencang. Langkah kakinya pelan. Tatapan wajahnya lurus menatap punggung Reo
"Kakak...." Panggil Ailee pelan bahkan hampir seperti berbisik. Suaranya tak bisa keluar sempurna, tenggorokannya tercekat. Reo menoleh kaget, begitupun dengan Fika. Wajah mereka menegang bersama !
*Mohon dukunganannya ya semua. Minta review dan bintang limanya. jangan lupa Vote power stone dan tinggalkan komentar supaya aku semangat hehee.. semoga kita sehat semua