BEY
Setting : di ruangan kantor Bey yang tak terlalu luas, hanya ada satu meja kerja dan beberapa kursi sederhana yang sama dengan dekor isi cafe. Dari dalam sini dia bisa melihat suasana cafe nya secara keseluruhan, dia sengaja membuat kantornya dengan dinding kaca. Bey sedang serius menatap layar komputernya
-
-
-
Aku melihat layar laptop ku, memandangi hasil foto yang dikirimkan dalam surel ku, gambar langit yang cerah dengan warna yang terang, biru dan putih, juga cahaya matahari yang membias, seolah aku bisa melihat cahaya yang menyilaukan
Aku menggeser foto berikutnya, meneliti foto closeup yang berefek bokeh, fokusnya buyar, yang terlihat jelas hanya buku bersampul hitam dan garis senyum memudar di belakangnya, aku mengerutkan dahi, kenapa senyum dibelakangnya di buat pudar ? pikirku heran. Aku menggeleng tidak mengerti yang pasti ini tidak cocok untuk cafe ku
Aku menggeser slide foto berikutnya, taman bunga yang indah, bunga warna warni yang fokus pada warna cerah bunga matahari
" wah ini cocok sekali .. " tanpa berpikir lagi aku menawar foto itu, memintanya mengirimkan ke alamat cafe ku
Jujur aku sangat menyukai foto- foto dari nya, hasil potret yang dia buat membuat mata kagum saat pertama kali menatap karyanya walau tidak begitu faham tapi aku merasa disetiap foto nya mengandung pesan untuk yang melihat, untuk yang mengerti karena aku juga tak begitu mengerti, seperti yang Reo katakan, dia artist yang cukup misterius, karyanya kadang hangat dan membuat yang melihat merasa nyaman. Terkadang sarat aira dingin yang sedih
" Bluuue Beeey Baaaby ... " aku bergumam pelan menyebut alamat email yang terasa tak asing untukku, ujung jariku mengetuk ngetuk ujung meja, seperti ada nama ku ? tapi entahlah mungkin banyak arti tentang nama emailnya atau dia hanya membuat asal supaya mudah diingat, triple B, bisa jadi
Aku melirik jam tangan diperelangan, ah ya ampun ternyata sudah pukul tujuh malam, aku bergegas pulang, sepertinya aku ada jadwal lain hari ini, dengan cepat aku meraih tas dan menjangkau kontak sepeda motor matic ku
***
POV BEY
Setting : Bey baru saja keluar dari kamar mandi, dengan wajah segar dia mengeringkan rambut dengan handuk kecil berwarna pink, baru saja Bey duduk di depan meja riasnya, matanya melihat layar ponsel yang menyala
-
-
-
Ttrrriiiiiing...
" Hallo Bey, ini Reo .. " Aku mengiyakan suara pria yang semakin akrab di telinga ku
" Kamu bisa temani aku ? " aku menjawab iya sekali lagi jelas pertanyaan itu sedang menanti jawaban positif dariku, suaranya yang amat girang di seberang sana. Aku mendengar Reo mengatakan yess berkali - kali, pasti tingkahnya sangat lucu saat ini
" Aku kirim paket ke rumah mu, sudah sampai belum ? " aku sedikit heran dengan paket yang dimaksud Reo, dia sudah banyak mengirimkan bunga ke tempat kerja ku dan kini ke rumah ? belum sempat aku bertanya detailnya, bel rumah berbunyi. Aku segera menuju pintu utama di lantai bawah
Seseorang membawa kotak besar , oooh jadi ini maksudnya paket ujar batin ku terkejut. Aku melanjutkan sambungan telpon yang sempat terjeda karena langkah ky
" Paketnya sudah aku terima boss Reo .." jawab ku bercanda
" apaan sih, ya sudah silahkan kau coba ya tuan putri, okeh ! " balas Reo membuat ku tergelak, dia tipe pemaksa ya
" iyaaa pak Reoo " Reo mengakhiri percakapan via telpon kami
Aku mengambil paket kotak besar dari kurir membawanya masuk dan menaruhnya di atas meja. Aku masih memandangi kotak pink dengan pita besar berikut seikat buket mawar putih di atas nya. Tiba -tiba Mama sudah berdiri di samping ku
" Waaaahh... Reo romantis sekali .. " kagum mama sambil meraih bunga dan mengelus pita besar pengikat kotak kado .
" Ayoo buka .. " Aku menoleh heran, kenapa mama yang girang ?
Kotak besar itu berisi gaun yang penuh dengan swarowski, gaun mini dress warna nude pearl dengan kilauan, sungguh mewah dan mengagumkan, aku tak yakin bisa pantas mengenakannya
" cantiiik nyaa... " gumam mama tertegun dengan isi kotak itu
" wah, ada gaun, kalung, heel, tas mungil .. " mama masih terus menelisik isi kiriman dari Reo, matanya seperti berbinar binar, kenapa Mama yang heboh sih ! dasar ya emak emak ! bergumam heboh saat sadar merk nya bukan lah kaleng kaleng
" Sayang kamu pasti cantik banget pake ini semua .. " aku tidak tahu harus bereaksi apa, mama dengan sigap mengangkat gaun dan mencocokannya ke badan ku, dia juga memasangkan kalung, menyuruhku mencoba heel, sekarang mama memutar mutar tubuh ku yang pasra, memaksa aku memakai semua nya
" Maa ini untuk hari minggu .. " gumam ku menjelaskan tapi mama tetap saja heboh, mama seperti tak mendengar, dia masih saja mengelus lembut gaun pemberian Reo dan terbelalak menatap perhiasan mahal dari kotak hitam yang mewah
" Kamu bakalan masuk tv, ketemu artis penyanyi, wah kamu harus cantik pokoknya .. " aku menggelengkan kepala, mama sebegitu menyukai aku yang akan pergi dengan Reo ? atau mama memang sudah menyukai Reo dan melupakan Mario ? mm.. mungkin, apalagi melihat rona gembira di wajah mama, aku tak ingin wanita ku ini kembali cemas karena perasaan egois ku
" Ma .. " ujar ku pelan
Mama berhenti bicara, dia menatap wajahku yang bingung, beliau langsung paham dengan beban di hati ku
" menurut mama, Bey harus gimana ? " tanya ku lirih
Cukup lama kami terdiam, tidak tau apa yang harus dibicarakan, seperti halnya aku, mama pun tidak bisa memilih antara Mario atau Reo
" Mama cuma ingin kamu bahagia " aku membuang nafas berat, bahagia ? Aku sendiri terlalu bahagia saat bersama mereka, tapi saat mereka tidak ada.Apa Aku tidak bisa bahagia ?
Aku memikirkan Mario yang masih menjadi pacar ku. Bagaimana perasaanya kalau dia melihat gadisnya bergandengan dengan laki laki lain di televisi, itu akan menjadi acara besar, pasti banyak wartawan yang datang, mungkin Mario bisa melihat Aku bersama Reo disana.
Sementara Reo, dia selalu ada di sisi ku saat ini, menghibur ku, menemani ku, bahkan membantu pekerjaan ku. Perlahan hubungan kami semakin dekat, bahkan dengan keluarga ku dan aku pun akan semakin mengenal keluarganya, Reo memberikan hubungan yang berbeda dari sebelumnya
Aku akan menemani Reo untuk acara award televisi dan jajaran direksinya adalah keluarga besar Reo. Akankah Aku bisa jadi bagian dari mereka ? mereka orang orang hebat, terkenal sementara aku orang biasa saja. Aku tahu Reo tidak akan mengecewakan ku tapi hati ku masih ragu. Aku dan Reo sangat jauh jika harus bersama. bersama ? apaan sih pikiran ku ini, bisa bisa nya aku berpikir sejauh ini
Aku mengembalikan semua barang yang telah dibongkar mama ke dalam kotaknya lagi. Aku mengangkat semuanya menyimpan di sudut kamar, kan ku pikirkan sekali lagi, bisik hati ku ragu
****** *****
POV BEY
Aku menatap diri sekali lagi di cermin toilet. Menghirup udara dalam - dalam (untung wangi). Memeriksa setiap detail penampilan ku. Dengan nafas yang berat aku berusaha menguatkan diri untuk percaya diri
Riuh suara jepretan kamera yang menyilaukan mata, Reo menepuk- nepuk punggung tangan ku, dia pasti merasakan cengkraman tanganku di lengannya yang semakin kuat. Aku mengikuti Reo berhenti di pintu masuk menyapa pewarta. Aku hanya melempar senyum kaku. Reo sedikit menundukkan kepalanya memberi sapaan sopan
" Kau cantik sekali .. " bisiknya membuat ku salah tingkah di depan banyak lampu sorot kamera
Aku tersenyum lebar sambil menahan malu, pewarta semakin gencar memetik kameranya, Reo melambaikan tangan dan mohon diri, bisik pujiammya tadi seolah membuat ku berbesar hati untuk lebih percaya diri saat menghadapi wartawan.
Setelah berlalu aku merasakan seketika keringat ku semakin deras, ujung tangan ku rasanya amat dingin, suasana disini amat ramai penuh dengan keriuhan tapi rasanya aku sendirian dalam kepanikan
Reo menjangkau telapak tangan ku dan menggenggam nya, seolah menguatkan diri ku. Aku menatap wajahnya sekilas, mencoba menarik garis senyum
Masih berapa lama lagi pikir ku. Suasana yang megah dan asing ini. Aku benar - benar merasa asing disini tapi Reo memperlakukan ku dengan manis, dia seolah selalu berusaha menguatkan ku
Ku lihat seseorang melambaikan tangan di sana
" itu Ailee " tunjuk Reo pada ku
Aku ragu membalas lambaian tangan Ailee, dia berada pada barisan bintang di depan sana, keraguan ku membuatnya berdiri dan melambaikan tangan sekali lagi, senyumnya mengembang, Ailee berada di barisan depan, dia akan menyumbangkan suaranya. Aku tersenyum lebar, membalas Ailee, senyumannya membuat ku lebih tenang, beberapa bintang tamu di sana menoleh dan melempar senyum ke arah ku ikut menyapa, perlakuan hangat itu membuatku sedikit lega
Reo manangkupkan kedua tangannya, menggenggam tangan ku. Dia sadar dengan kepanikan ku
" Jangan khawatir. Aku ada disini " bisiknya sambil memainkan tanganku di dalam genggamannya .
Aku melihat seorang aktris melintas, dia akan menaiki panggung, wajahnya seperti bersinar menyita perhatianku
" kenapa ? " teliti Reo dengan wajah tampannya yang menatap ku sekilas lalu berganti pada aktris di depan sana yang menaiki panggung
" ah.. dia cantik banget .. " gumamku tak percaya, mataku jelas terpukau tak bisa beralih
Reo menggeser daguku perlahan dengan jarinya, pandanganku yang terpana oleh sosok aktris berubah menjadi wajah Reo yang terlihat tampan dengan rambut rapih tersisir kebelakang
" Tapi kamu lebih mempesona.. " gumamnya dengan suara tertahan, pandangannya yang terang berubah sayu. Sorot mata yang tertuju pada bibir ku itu terasa lain, membuat dada ku bergetar dan mengerti akan sesuatu yang berbeda pada diri mu saat ini
Aku baru menyadari pria ini lain dari biasanya, hari ini dia terlihat manly dan dewasa, setelan jas dengan garis kecil, kemeja putih dengan kerah kecil, dan dasi kupu kupu merah. Matanya sedikit sayu memandang ku
Wajah Reo semakin jelas di depan mataku, perlahan Reo semakin medekatkan kepalanya, dia hendak mencium ku ! Aku engalihkan pandangan dengan cepat. Membuat Reo seperti tersadar. Reo menatap sekeliling, memastikan tidak ada yang memperhatikan kami, jarinya meremas kencang telapak tangan ku, membuat perasaan ku berdesir hebat
DEG! DDEEEG!!! DDEEEEGGG!!!!!!
Aku memegang dada, jantung ku semakin bergemuruh. jangan bilang aku ?
Aku mencuri lirik ke arah Reo dengan takut takut, ujung jari telunjuknya memainkan bibir, dia berusaha menghilangkan gugup padahal tadi dia jelas sangat percaya diri. Pandangannya lurus ke depan tapi sepertinya tidak fokus pada acara
Bibirnya malam ini lebih berwarna merah dari biasanya, warna merona yang menggoda. Ah Bey apa yang kau pikirkan sih ! aku menoleh sekali lagi
DEG !! jantungku seperti berdenyit ketika sisi pahanya menyentuh gaun ku. Aku reflek merapatkan posisi duduk, Reo menggoyangkan kakinya. Dia sedang berusaha menutupi kegelisahannya
Reo sekali lagi meremas jari ku. Aku menatap tangan kami yang terus bergandengan basah, karena aku terus berkeringat dari tadi. Aku menatap tangan dia yang menggenggam tangan ku erat lalu berganti memandangi wajah Reo, dia tampan sekali malam ini, aku sungguh terpesona, lihatlah garis wajahnya yang tegas, bahkan bentuk dagu hingga jakunnya yang menggoda, Reo terlihat dewasa di mataku, wajah ku terasa panas
Aku melemaskan jari untuk pertama kalinya. Aku membalas genggaman tangan Reo. Dia menoleh ke arah ku, wajahnya sedikit kaget. Seketika dia berdiri dan itu membuat ku terkejut tapi aku mengikutinya ragu
" permisi .. " gumamnya pelan terhadap orang disisinya yang lain, Reo berjalan menuruni kursi penonton tangannya menuntun ku seperti meminta ku untuk mengikutinya
Jantung ku terus berdebar, suara riuh musik dan semua yang ada di ruangan ini seperti sirna, rasanya aku berjalan diiringi musik detak jantung ku, tubuh Reo memancarkan cahaya yang tak bisa membuat mata ku berkedip, sosok nya sungguh mempesona saat ini