POV BEY
Setting : Ailee mengantar Bey pulang dengan minni car nya, dia mencoba menenangkan raut wajah datar Bey. Ailee berusaha mengembalikan wajah cerah sahabatnya itu
-
-
-
Aku masih terdiam menatap lurus jalan raya, Ailee mengurangi kecepatan mobilnya, dia menoleh ke arahku tapi aku tetap tak bergeming
" Bey, aku minta maaf please maafin kakak ku juga.. " Aku menoleh melihat jelas wajah memohon Ailee, wajahnya terlihat sedih dan menyesal
" maafin aku yang memaksa untuk ikut ke pesta itu, maaf untuk teman teman ky yang jahat sama dan angkuh juga .." kalimatnya terputus saat Ailee menginjak rem. Dia menghentikan mobilnya di sebuah kedai kopi
" maafin juga kakak ku yang bodoh itu, aku mohoon ... " Aku mulai tidak sanggup menatap wajah Ailee, airmataku menetes tak terkontrol. Aku merasakan nafas ku sesak, kejadian malam tadi benar - benar membuat hati ku sakit, semua beruntun membuat rasa sakit yang bertubi - tubi
Pria - pria yang angkuh, mengusirku dengan kasar, pemuda di taman entah apa yang dia campur dia memiliki niat jahat kepada ku. Dan kejadian bersama dengan Reo
Tangis ku pecah tak terbendung
Ailee mencoba menenangkannku, mobilnya yang sempit sedikit menyulitkannya untuk memeluk, aku merasakan tangannya membelai rambutku, aku bersandar di dekapannya
" maaf Bey, semua salah gue ... " Suara Ailee seperti tertahan, dan gemetar. Aku menggeleng pelan, itu semua bukan salah Ailee tapi salah diriku sendiri, Aku terlalu ceroboh. Seandainya aku tidak berlari dan menunggu Ailee di tempat lain, tidak menerima tawaran minuman dari orang asing dengan mudahnya. Aku benar - benar bodoh !
Apalagi saat dengan Reo, Aku malah sempat melihat dan mendengar penolakannya dari raut wajahnya, itu semua salah ku, aku lah yang pantas disalahkan. Aku sangat ceroboh malam tadi
Aku bahkan mengkhianati cinta ku pada Mario. Aku melewati batas
Rasanya sesak, dada ku sakit, airmata ku tak terbendung
Aku terlalu lelah, terlalu lama menanti cinta darinya yang tak kunjung datang, bahkan Aku mengira Reo adalah Mario
Aku terlalu berhalusinasi. Aku tak pernah bisa menahan diri saat melihat bayangannya, bayangan mu pun selalu menggida ku, tapi di dalam hati ku seperti berbisik untunglah itu Reo, perlahan air mata ku mengering, aku mengulang kalimat terakhir di batin ku tadi sekali lagi
" untunglah itu Reo " Aku mencoba mencerna kalimat yang keluar dari pikiran ku sendiri
DEG !!!
Aku melepaskan pelukan Ailee, mencoba untuk tenang, apa itu barusan ? ada perasaan lega disini, di dalam hati ku. Ailee membuka pintu mobil, dia menuju kedai kopi. Aku mencoba menenangkan diri dan mencoba mengerti perasan ku, berpikir jernih lah Bey
Apa yang terjadi dengan ku ? wajah Reo yang merona melintas dalam bayangan ku itu membuat wajah ku seperti terbakar, aku berusaha menepisnya
Tidak, tidak mungkin ! Aku menggeleng
Aku membuang nafas panjang. Mario maaf kan aku, entah aku sedang lelah atau aku sudah putus asa. Mengapa kau tidak pernah datang lagi kehadapan ku. Aku terlalu merindukan mu
Marioo .. Aku sangat mencintai mu, aku minta maaf padamu. Aku menyandarkan badan, menerawang menatap langit dari kaca film mobil, mungkinkah kau akan datang dan melamarku ? apakah kau akan memaafkan kesalahanku ? ataukah hubungan kita tidak pernah ada akhir
Mario beri aku satu saja jawaban mu dengan pasti
Ailee mengantarkan ku pulang, dia membelikan beberapa minuman dan kue, duh padahal keluarga ku sudah banyak kue dan roti hehe.. Mama dan papa mengucapkan terimakasih
Aku segera masuk ke kamar, mengunci pintu. Aku menatap kepergiaan Ailee yang sempat melambaikan tangan ke arahku , kami saling melambai dari kaca kamar yang menembus ke luar rumah
Aku terduduk, memikirkan apa yang telah terjadi, aku mencoba menerima semua yang telah aku lakukan dengan perasaan setenang mungkin. Raut berusaha tenang ku sekejap berubah membayangkan wajah Mario. Mungkin Mario tidak akan memaafkan Aku
Tapi hei ! itu juga salah dia kan ! Dia selalu datang dalam mimpi ku, bahkan kemarin aku benar benar melihatnya, melakukan dengannya, walau akhirnya aku sadar itu bukan kamu. Aku mengusap wajah, pikiran ku pindah membayangkan wajah Reo kinu
Apa yang harus aku lakukan ? batin ku cemas, bagaimana kami akan bertemu, bagaimana aku harus bersikap, Itu pasti sulit untuk Reo juga. Dia tau betul di mata ku hanya ada Mario, kenapa kami bisa melakukan hal itu sih !
Bagaimana aku menghadapi nya ! dia kakak Ailee teman ku l, kami sudah lama berteman. Haruskah hubungan kami berubah karena kejadian ' itu ' aku sulit menerimanya, dia sangat baik dan perhatian pada ku
Entah bagaimana keseharian kampus ku nanti, haruskah tanpa Reo dan Ailee ? Aku menyukai mereka
" Bey , i'm trully sorry please... "
Aku menatap layar ponsel. Pesan singkat itu dari Reo, aku hanya meng-genggam erat ponsel ku, berjalan kesana kemari dengan gelisah harus menulis apa untuk menjawab pesan singkat nya
" Bey , pleasee ... " masih text singkat dari Reo
Aku menatap lagi, mencoba menekan replay memikirkan dengan keras huruf huruf apa yang akan aku rangkai
Wajah Reo saat menatap ku dengan dada terbukanya terbayang lagi, saat itu jelas kutangkap dia tersenyum. Senyum yang terus mengembang sebelum tubuhnya perlahan - lahan jatuh tepat di atas tubuh ku, sebelum semua 'itu' terjadi
" AAAAAAKK !!! " Bahkan aku tak sanggup menghapus bayang bayang kejadian itu. Semua tergambar jelas bagaimana kami tenggrlam, bagaimana wajah Reo yang menikmati dan bahgaimana desahan dari bibir ku, ya.. itu Reo bukan Mario. Aku bahkan masih bisa menangkap wajahnya. Sebenarnya apa yang membuat aku menarik kepalanya malam kemarin ? wajah Mario yang terbayang atau senyuman Reo yang menggetarkan dada, aku sedikit ragu
Aku melempar ponsel pusing dengan isi kepala ku. aku melempar ponsel dan badan ke kasur, kepalaku sakit !
" pusing, pusing, pusiiiiiiiing !!!!! " teriak ku tak jelas. Semua itu jelas membuat kepalaku sakit
" haloo.... "
" haloo... "
" Beyyy ... " Aku mendongakkan kepala yang terbenam di kasur mencoba mencari dan mendekati asal suara itu, dari ponsel ku dengan cepat aku menyambarnya
" siapa ! " tanyaku dengan mimik heran dan nada ketus
" Reo .. " dada ku bergetar, aku bengong ' ko dia telpon sih ' aku memegang dada ku. Rasanya Aku belum siap untuk bicara langsung dengan Reo walaupun lewat ponsel, kenapa dia meneleponku ? aku bahkan tak bisa mengeluarkan suara lagi kini
" Kau yang nelpon " sambungnya mengagetkan ku, mendengar tak ada kalimat dianta kami. Aku menjauhkan ponsel, melihat panggilan keluar ' ko bisa sih ! ' dan benar saja, aku yang memanggil kontak Reo, oh my god ! aku tambah frustasi
kenapa Aku menelponnya !!
" eng.... aa .. i .. ituuu ... " aku tidak tahu harus bicara apa. Aku tidak siap
" mm... Bey "
" ya ! " Aku menjawab panggilannya cepat
" gue minta maaf , serius gue ga punya niat jelek sama lu .. " suaranya terdengar bergetar dari seberang sana . Aku termenung sejenak, menyimak
" maafin gue Bey, gue tau gue salah, lo pasti benci gue ! jadi please gue mau minta maaf " kenapa dia banyak menyebut kata please , pikirku. itu terdengar lucu, membuat aku tergelitik ingin tertawa
Aku menahan tawa, itu tidak etis, suara Reo terdengar memelas dan khawatir, sementara aku disini menahan tawa lucu dengan ucapan nya
" Reo, kamu ga salah, aku justru harus minta maaf dengan mu" Dia terdiam. Aku mencoba menghela nafas dan menarik lagi dalam
" Aku minta maaf atas kejadian tadi malam " ujar ku mencoba setenang mungkin
" ga, ga ! lu ga salah gue yang salah " balasnya cepat, membantah
" Aku yang salah kamu ga ngapa ngapain kok "
" gue salah Bey , gue ga bisa jagain lo " balasnya tak mau kalah
" engga ko, Aku yang ceroboh " aku membalas serupa
" ga - ga Bey , Lo ga salah " lanjutReo tak menyerah
" Aku bahkan memaksa kamu untuk mencium dan melakukan itu ! " suara ku meninggi menghentikan perdebatan saling menyalahkan kami. Reo terdiam. kalimat ku barusan maksudnya apa sih ? duh itu memalukan Bey. Aku terlalu ceroboh lagi kali ini
" Gue menikmatinya .. " sahutnya pelan
Deg ! degg!! deeggg!!!
Perasaan macam apa ini, rasanya jantung ku bergemuruh. Aku hanya merasakan seperti ini ketika bersama Mario tapi mengapa kini dengan Reo ? Tidak mungkin, Aku tidak mungkin jatuh cinta dengan Reo
" Gue selalu suka sama lo Bey, lo tau kan .. " lanjut Reo dengan suara bergetar
" Gue tau lo cuma suka Mario " masih dengan suara bergegar suara Reo jelas semakin rendah
" Gue sadar sama posisi gue , maafin gue please .. " Suara di seberang sana terus bersambung, menerobos telinga ku, nadanya kian merendah, terbayang oleh ku wajah sendu Reo, dia pasti kecewa
Aku hanya bisa termenung, mencoba memahami apa yang hati ku rasakan
" Gue akan menjauh dari lo .. " Kalimat terakhir yang kudengar membuat ku tersentak, rasanya tersedak kosong menyakitkan tenggorokan ku, membuat bibirku sulit bicara
Aku mencoba menjawab tapi kata kata itu tercekat di tenggorokan ku, rasanya ingin menangis. Aku merasa kecewa mendengar ucapan Reo. Aku merasakan takut, takut Reo menjauh dari ku, kenapa rasanya sakit ! kenapa dada ku berdenyit, mengapa aku kecewa. Kenapa ?
Aku tidak mengerti
terima kasih sudah membaca sampai disini..
terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..
Komentar tiap tiap babnya..
Kirim power stone sebanyak2nya
beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya
ig @anyun yun yun yun (jng pakai spasi)