POV MARIO
Mario mengulang ulang kejadian yang lalu dalam kilas balik di kepalanya, dia berusaha merangkai peristiwa yang telah terjadi sebelumnya
-
-
-
Aku sering melihat Alfa Widjaja membawa wanita di tengah malam dan selalu berganti ganti, dia tak pernah bertahan lama dengan hanya satu wanita. Bukan sekali aku ataupun Sofia memergoki kelakuannya. Saat kami kecil bahkan sampai saat ini
Bahkan saat itu pernah ku lihat om Alfa melakukan hubungan di ruang keluarga, dimana aku dan Sofia sering mengerjakan pekerjaan sekolah bersama di karpet sana, di mana kami menghabiskan waktu menonton kartun bersama. Mereka menikmati satu sama lain, mengeksplore banyak adegan dengan pose yang bahkan tak masuk akal pikiran ku
Hari itu aku masih terjaga dengan tugas sekolah, Sofia memintaku mengerjakan bagiannya juga. Aku mengerjakan pr dengan pintu setengah terbuka, walau tidak jelas aku tau apa yang terjadi di ruang depan sana, tidak lama Sofia terjaga dari tidurnya, mereka memang membuat suara yang cukup bervolume dan mengganggu, aku mengenakan earphone mencoba tak peduli tapi Sofia dia segera keluar dari kamarnya yang berada di samping kamarku
Saat itu aku sudah diberi kamar, Sofia yang memintanya dia ingin aku menyelesaikan tugas sekolahnya, dia tidak mau menemuiku di gudang belakang. Itu jelas hanya alasan saja, biarpun aku mengerjakan setiap tugas sekolah Sofia tapi dia memang ingin aku diperlakukan layak di sini, Sofia tak buruk juga dia hanya gengsi dan sedikit egois
Ku lihat Sofia melangkah dengan santai mengambil air minum di kulkas dapur, dia menikmati minuman dingin, meneguknya habis dan mengambil sebotol lagi dalam genggamannya. Dia melenggang ke ruang tv, dimana om Alfa sedang bermain kuda – kudaan dengan seru nya
Sofia duduk di sofa dengan santai, bibirku tersenyum getir, apa yang kau lakukan Sof ? batinku bertanya tanya, dalam gelap ku tangkap bayangan ayahnya yang terburu buru memakai pakaian menyadari Sofia yang santai mendaratkan diri di dekat adegan panas mereka. Sofia mengambil remote, menonton acara televisi sambil menikmati minuman dinginnya
Aku bisa melihat jelas wajah om Alfa dan wanita muda malam itu , wajah cemas dan tegang yang tak ditanggapi oleh Sofia, gadis itu cuek saja, dia menonton televisi dengan jarak mereka sangat dekat
" kenapa, lanjut lah ! " ketus Sofia
Suara Sofia ketus tapi wajahnya meraut datar, om Alfa menarik wanita itu ke kamar. Sofia masih terus menatap layar televisi, wajahnya masih sama datar seperti tadi tapi tidak dalam hatinya
Aku lama hidup bersama mereka tapi aku tidak mengerti kehidupan mereka. Di lain hari aku pernah melihat Sofia di tampar dengan keras, hari itu dia seperti membalas ayahnya
Dia membawa seorang laki - laki berbadan bongsor dengan banyak tato di tubuhnya. Sofia melepas pakaiannya , menaiki meja makan. Pria itu dengan penuh hasrat menaiki Sofia , mereka melakukannya di atas meja makan.
Saling memburu dengan ciuman basah, saling melucuti pakaian hingga Sofia naik ke atas meja di susul pria yang memaksa Sofia membuka pangkal paha nya, aku tak mau melihat lagi adegan selanjutnya
Selang berapa menit om Alfa kembali ke rumah. Dia segera menyalakan lampu sambil melonggarkan dasinya. Wajahnya seketika berubah melihat anaknya bersama pria di atas meja sedang asyik making out, Alfa Widjaja menarik pria itu dengan kasar, wajahnya penuh amarah, emosinya sudah tak bisa di bendung lagi, pria itu adalah Alex, kekasih Sofia
Hari itu ku lihat Alfa berlari ke kamar nya, dia masih berlari dengan cepat menuruni anak tangga, Alfa datang lagi dengan senjata di tangannya, dia melepaskan tembakan, Sofia menjerit ketakutan wanita itu memohon dengan linangan airmata di kaki ayahnya tapi Alfa hanya fokus pada bidikannya
Malam itu aku melongok di balik daun pintu, Sofia menangkap bayangan ku, matanya memberi sorot meminta ku masuk ke kamar, dia tak ingin aku turut campur, Sofia mampu menangani egois tinggi seorang Alfa, Sofia tahu betul konsekuensi kesalahannya
Alfa melepas tembakan membabi buta. Untunglah malam itu Alex bisa selamat. Dia seorang dancer dan atlet parkour, berlari adalah skill nya. Sofia tersenyum sinis dengan tendangan sepatu pantofel kulit Alfa di perutnya
Tak cukup hanya disitu Sofia ditampar keras malam itu. Suaranya melengking menjerit dan meraung. Mendenging di dalam telinga, aku hanya menutup kuping di balik pintu kamar. Sejak saat itu rumah mewah itu dipenuhi cctv. Alfa mengontrol dari ponselnya apa yang dilakukan anaknya, Sofia
Sofia tak kehabisan cara, setelah kemarahan Alfa sedikit mereda setelah sekian bulan lama nya. Sofia mencari akal, dia tidak ingin hubungan asmara nya gagal, dia sungguh jatuh cinta dengan pesona bule itu. Sofia mengirim ku keluar rumah dia memilih kost - kost-an untuk aku tinggali, dia sengaja memilih kosan biasa - biasa saja supaya tidak mencolok, supaya Alfa tidak curiga. Mengapa Sofia sering ke kamar ku saat itu? itulah alasannya, aku menjadi tameng Sofia.
Pernah juga kami tampil di publik. Saat itu om Alfa sedang gencar promosi seorang calon bintang. Hari itu aku dan Sofia diatur sedemikian rupa , kami tampil dengan manis di hadapan publik. Semua pasti mengira Om Alfa sosok inspirator yang setia pada almarhum istrinya, yang berjuang keras membesarkan anak semata wayangnya.
Bahkan imej nya pun semakin wangi, saat semua orang mengira, aku anak yang sangat beruntung bisa menjadi bagian keluarga Widjaja, bullshit !! Sofia bahkan memalsukan namanya malam itu
Setelah tampil sekali di hadapan publik, beberapa kali aku menerima tawaran di dunia hiburan tapi aku tidak tertarik karena semua yang berani terjun kesitu hanyalan wajah wajah bertopeng, dunia hiburan hanyalah fake !
Dunia hiburan penuh dengan settingan jangan pernah mempercayainya.
-------- --------
Aku bahkan tak punya waktu untuk berpamitan pada cinta pertamaku. Terakhir kali aku hanya meninggalkan kenangan manis malam itu.
Di rumah aku disambut kemurkaan Alfa Widjaja, dia mengamuk, membuang semua barang - barang ku, mengusir ku.
itulah Alfa Widjaja dia seorang ayah yang luar biasa !
Tak lama berselang Sofia datang, gadis itu keluar dari mobil hitam bersama dua orang berbadan tegap dan gagah. Sofia menangis dengan pakaiannya yang tak beraturan. Aku mulai mengerti setelah mendengar semua nya, Sofia tertangkap basah saat sedang bersama Alex di kamar ku
Sofia di hajar habis - habisan oleh ayahnya. Bibirnya mengeluarkan darah. ku sungguh kasihan melihatnya malam itu. Aku mencoba bergerak ingin membantu Sofia tapi dua lelaki bertubuh kekar memegangi tangan ku dengan penuh tenaga. Aku mengurungkan niat ku, lagipula aku tak kan bisa membantu apapun
Om Alfa bersiap dengan amarah yang sudah di ambang batas, dia akan menginjak perut Sofia dengan sepatu kulitnya yang mengkilap. Sofia berusaha bangkit, dia berusaha bangun dengan susah payah, dengan sisa sisa perlawanannya, badannya penuh luka
" Aku hamil, Aku sedang hamil !! " suaranya lemah tapi terdengar jelas tak lama kemudian Sofia pun pingsan, dia tak sadarkan diri
Kemarahan Alfa semakin menjadi, dia menatap ku nanar, wajahnya semakin tegang, dia menarik ikat pinggangnya cepat menghujani tubuh ku tanpa ampun
Aku menahan semua amukannya meski tak di pegang oleh dua.algojonya saat itu pun aku tak kan mampu melawan, Alfa yang tanpa ampun lagi, dia menendang, menonjok mengayunkan ikat pinggang kulitnya berkali kali. Tangan ku dipegang kiri kanan oleh suruhannya. Aku pasrah
Sofia dan aku, kami memutuskan pindah ke luar dari rumah itu dengan syarat pernikahan kami sudah sah, kami menempati apartment bersama. Tapi aku tidak bisa menghentikan Sofia yang terus menjalin hubungannya bersama Alex, padahal kami sudah menikah
Aku tidak apa - apa menjadi tameng Sofia
akupun tidak mau lagi tinggal di rumah itu. Sesekali Kami bertukar cerita bagaimana Sofia sangat membenci ayahnya, bagaimana raut benci nya terlihat jelas hanya dengan mendengar nama itu di sebut di layar televisi, Sofia sangat membenci ayahnya
Bagaimanapun impian gadis itu adalah ingin memiliki keluarga utuh yang sebenarnya. Aku pun mulai berani bercerita tentang wanita impianku, bermula menceritakan pertemuanku dengan Bey, mendengar tanggapannya yang baik aku semakin percaya pada Sofia, dia tak seburuk yang ku kira. Mata Sofia terlihat berbinar - binar dan takjub, dia lebih tertarik mendengar cerita cinta ku, daripada kami harus membahas perihal ayahnya yang tak kunjung ada penyelesaian
" Ku kira kau tak normal Mario ! " Aku sudah biasa mendengar kalimat seperti itu, karena sifat ku yang pendiam dan menutup diri beberapa temanku di sekolah juga mengatakan itu dan aku tidak pernah ambil peduli
Aku belum tertarik dengan wanita saat itu, walau beberapa kali aku mendapatkan cokelat, hadiah bahkan pakaian hangat dari beberapa siswa di sekolahku dahulu, tapi kini berbeda saat aku melihat Bey. Aku merasakan getaran yang berbeda, dada ku berdetak kencang saat aku melihat dia yang pertama kali berkunjung ke kos ku
Sejak saat itu Sofia memintaku untuk mencari Bey.
" Hei sob, kejar dan dapatkan gadis itu ! " ujar Sofia menyemangati tapi pikiranku masih terbagi dengan membesarkan Dave
" Mario , aku akan menikah dengan Alex " mata Sofia menyorot serius, bibirnya memaksakan senyum membalas wajahku yang terkejut mendengar ucapan tiba tiba nya itu
" Kau juga harus bahagia Mario , aku dan dirimu harus kompak, kita sudah waktunya memberontak ! " mungkin pikiran Sofia ada benarnya, itu seperti memberikan harapan untuk hubungan percintaan ku, dari sanalah keberanianku perlahan seperti muncul dan takdir sedang bersamaku
Aku bisa bertemu lagi dengan Bey secara tak terduga di toko buku hari itu, aku tak pernah menyangka bisa menjalin hubungan baik itu lagi, kau tahu aku tak pernah bisa berpikir menjalin kembali perasaab yang tertunda ini, tapi melihat sorot mata mu, kau masih menyimpan perasaan itu ! aku tak pernah menyangka merasakan l banyak keindahan dalam hidup bersama dentan mu
Tapi..
Kini aku mulai ragu, Alfa Widjaja tak pernah mau melepaskan kami seutuhnya, walau aku dan Sofia sudah menikah dengan syarat Alfa tak ikut campur lagi dalam rumah tangga kami, nyatanya
Alfa tidak ingin kami bahagia, dia hanya ingin semua kemaunya di penuhi, dia hanya ingin semua kata - katanya di turuti. Bagi Alfa aku dan Sofia telah menyusun rencana besar di belakangnya, kami sudah berkhianat padanya
Apa yang akan terjadi ke depannya nanti ? aku sudah terbiasa sakit. Jika harus seperti dulu, bagi ku tak apalah. Tapi bagaimana Bey tanpa ku ? apakah dia akan setia menunggulu seperti sebelumnya, ah kau terlalu naif Mario ! Bey akan sangat terluka dan aku hanya membuatnya ikut dalam situasi yang sulit ini !
Aku di ujung pilihan
terima kasih sudah membaca sampai disini..
terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..
Komentar tiap tiap babnya..
Kirim power stone sebanyak2nya
beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya
ig @anyun yun yun yun (jng pakai spasi)