LIMA TAHUN KEMUDIAN
Anak perempuan itu sedang duduk di kantin sekolah. Dia terlihat menopang dagunya dengan pandangan matanya kosong. Sedangkan teman yang duduk di seberangnya hanya melihat kemudian mengangkat tangan dilambaikannya tepat di depan wajah Lili.
"Apa yang sedang kamu pikirkan, Lili?" tanya Nila.
"Aku tidak memikirkan apa-apa." kata Lili
"Kamu bohong." ucap Nila
"Jika aku bercerita kepadamu, apakah kamu berjanji untuk tidak membocorkan berita ini ke orang lain?" tanya Lili
"Tentu saja. Kamu bisa percaya kepadaku dan aku berjanji tidak akan menceritakan ini kepada orang lain."
Pikiran Lili melayang ke masa saat dirinya berusia tujuh tahun dan menemukan surat itu.
"Aku bukan anak kandung dari orang tuaku." kata Lili menundukkan kepalanya.
"Apa?" Nila terkejut atas pengakuan Lili.
"Iya. Waktu itu aku menemukan sebuah surat tetapi aku tidak terlalu ingat keseluruhan isi surat itu. Dulu itu aku masih kecil dan membaca pun masih terbata-bata jadi tidak bisa memahami dengan benar isi surat itu." kata Lili.
"Apa yang kamu baca, Li?" tanya Nila.
"Aku ingat nama ayah dan ibu kandungku dan ternyata aku ini anak ke empat mereka." jelas Lili.
"Terus?" kata Nila penasaran.
"Aku tidak mengingat dengan tempat tinggal mereka." kata Lili.
"Kenapa mereka membuangku?" kata Lili hatinya terasa perih.
"Seharusnya mereka tidak memiliki banyak anak jika memang tidak mampu mengurus." kata Lili kesal dengan mata memerah menahan air matanya keluar.
"Jangan bicara seperti itu kamu harus bersabar!" kata Nila menenangkan Lili.
"Iya, terimakasih sudah mau mendengarkan curahan hatiku ini. Sekarang aku merasa sedikit lega karena sebelumnya aku tidak tahu harus bercerita kepada siapa." kata Lili tersenyum tipis kepada Nila.
"Iya. Kamu tidak perlu mengucapkan terimakasih seperti itu. Jika kamu ingin maka ceritakan segalanya kepadaku." ucap Nila balas tersenyum.
"Menurut kamu apa aku tanya saja kepada ayah dan ibu? apa aku sebaiknya diam menunggu sampai mereka berbicara sendiri kepadaku?" tanya Lili meminta pendapat dari Nila.
"Untuk saat ini sebaiknya jangan katakan apapun kepada orangtuamu. Kamu harus bersabar sampai mereka siap mengatakan segalanya kepadamu." kata Nila.
"Baiklah jika itu yang terbaik, maka aku tidak akan mengatakan apapun kepada ayah dan ibuku." kata Lili.