Di sebuah jalan setapak dekat hutan terlihat sepasang pemuda-pemudi sedang berlari terburu-buru, si pemudi memimpin di depan, sedangkan si pemuda dengan waspada mengikuti di belakang. Si pemuda sangatlah waspada, ia berdiri di belakang mengantisipasi jikalau ada kejadian yang tak di-inginkan.
Si gadis yang berdiri memimpin tiba-tiba berhenti lalu berbalik badan dan berkata, "Baiklah, Aku pikir kita telah berhasil lolos dari kejaran [The Shadow]," kata si gadis yang berambut sebahu itu.
Si Pria setuju dan berkata, "Kita seharusnya telah aman di sini," sambil pandanganya tak pernah lepas dari si Gadis.
Si Gadis juga mengangguk. "Ia, aku tak percaya kita berhasil!" ucapnya bahagia.
"Yap benar, ini terdengar seperti hal yang mustahil bukan?" ujar si Pria.
Si Gadis yang berhadapan dengan si pria tiba-tiba melangkah mendekat, kini kedua mata mereka saling memandang. Si gadis berujar, "Dengar, aku hanya ingin kau tahu bahwa beberapa hari terakhir bersamamu ini adalah sesuatu yang istimewa bagiku."
"Ini sesuatu yang spesial juga bagiku," ujar si Pria yang terpesona ketika melihat ke dalam dua bola mata berwarna biru milik si Gadis.
Si Gadis berkata, "Dan meskipun dengan segala rintangan yang menghalangi kita, kita tetap berhasil bertahan karena..." Ia kini memegang kedua tangan si Pria. "... Kita saling berdampingan menaklukan segalanya... aku pikir aku tidak akan berhasil jika tidak ada kamu."
Si Pria memegang erat tangan si Gadis, dan membalas, "Aku juga tidak berpikir akan berhasil jika tanpamu juga, Rythal."
"Maksudku kita telah berdampingan melawan pasukan [Grithor]!" ujar Rythal.
"Iya! Kita tetap berdampingan meskipun [Dark Beast] menghalangi jalan kita!" kata si Pria
"Dan kita... Kita saling berpelukan untuk saling menghangatkan satu sama lain ketika [Dead Frost] membekukan segala hal di sekitar kita."
"Ya..."
"Dan meskipun dengan segala hal yang menakutkan yang telah kita lalui."
"Aku akan tetap melakukannya lagi..."
"Denganmu..."
"Aku tak akan pernah melupakanmu."
Mendengar segala yang di ucapkan Rythal, si Pria tak bisa berkata-kata, ia hanya dapat membalas "Aku juga tidak..."
[Misi Selesai!]
[Hadiah: Emas bertambah +1000;EXP meningkat +100; Ketenaran meningkat +20]
[Mengulangi Kembali Misi?]
[Iya/Tidak]
Dari layar komputer terlihat sebuah notifikasi bahwa misi telah selesai, Namun orang yang bermain tak memperdulikan notifikasi. Kini ia tak bisa berkata-kata, hatinya berdetak dengan cepat ketika melihat wajah Rythal, si NPC yang ada dalam layar monitor.
"Aku telah jatuh cinta...," gumamnya pelan pada dirinya sendiri, si Karakter dalam layar monitor ikut juga mengatakan hal yang sama.
Segala hal yang di ucapkan pria tadi menyambung dengan fitur mikrofon dalam game, meskipun suara tersebut akan terdengar dalam game, ia telah mengetahui dari sejak awal mula bermain game ini si NPC tidak akan pernah dapat mendengarnya karena A.I (Kecerdasan Buatan) NPC tidak begitu tinggi. Tapi otaknya telah gila dengan segala hal yang telah terjadi, misi ini telah menjadi hal yang paling membekas dalam memorinya.
"Wow... kamu.. aku tak tahu harus berkata apa— maukah kamu melanjutkan petualangan denganku lagi?" ucap si Pria itu.
"Aku tak akan pernah melupakanmu." Rythal membalas, suaranya jernih terdengar dari headset yang di pakai si Pria di depan layar.
Si Pria berkata lewat mikrofon headsetnya, "Karena aku pikir...," lanjutnya. "Ini mungkin terdengar gila. tapi, Aku tidak bisa membayangkan melanjutkan petualangan tanpamu..."
"Aku tak akan pernah melupakanmu."
"Rythal???"
"Aku tak akan pernah melupakanmu."
"Rythal, kamu membuatku takut," hatinya berdetak dengan cepat. Ia akhirnya menyadari bahwa ini permainan. Namun ia tetap tak mau menerima kenyataan ini.
"Aku tak akan pernah melupakanmu."
"Rytha-"
"Aku tak akan pernah melupakanmu."
Akhirnya si Pria dengan lesu mencoba menerima kenyataan ini, namun ketika ia berpikir untuk menyerah dan logout, sebuah jendela pemberitahuan muncul kembali.
[Mengulang Kembali Misi?]
[Iya/Tidak]
Tanpa lama si Pria di depan layar mengarahkan kursor ke arah [Iya] dan mengkliknya.
Rythal yang dari tadi berbicara kalimat yang sama kini mulai berbicara kalimat berbeda. Rythal berujar, "Pahlawan! Aku memiliki sebuah misi yang menakutkan mau kah kamu membant—."
"Terima!" potong si Pria, meng-klik tombol skip.