Chereads / CEO in Another World - Tales of Nobles / Chapter 3 - Perjanjian Sepihak

Chapter 3 - Perjanjian Sepihak

Suara angin malam yang dingin berhembus menjadi alunan musik menemani keheningan malam disuatu desa. Cahaya rembulan terpantul sempurna di dinding kaca dari bangunan yang seharusnya tidak berada pada zaman dimana manusia masih belum mengenal ilmu pengetahuan. Rumah-rumah sederhana terbuat dari papan dan bata disekitar bangunan kaca itu hanya menggunakan lilin sebagai lentera malam. Tetapi bangunan kaca itu sendri terlihat sangant terang karena cahaya yang dikeluarkan dari dalam.

Tidak ada yang berani keluar dari rumahnya karena kehadiran bangunan asing yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Terlebih saat ini pemimpin desa mereka diculik oleh seorang pria yang tiba-tiba keluar dari bangunan itu dan membawa pemimpin mereka masuk. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menatap bangunan itu.

"Tuan putri!!" Sontak Rarunia yang terbangun dari tidurnya

"Oh anda sudah sadar Nyonya?" ucap Osla yang berada disamping

Osla beserta warga lain yang sakitnya masih belum parah berkumpul dirumah kakek yang anaknya diculik. Mereka berkumpul karena juga melihat apa yang telah terjadi sebelumnya.

"A-apa yang terjadi?! Dimana Tuan Putri?!"

"T-Tuan Putri saat ini berada didalam bangunan itu Nyonya… saat anda hendak mengejar Tuan Putri,

tiba-tiba saja anda roboh ke tanah tak sadarkan diri"

"Sudah berapa lama—uhuk uhuk!!" Batuk Rarunia semakin parah

"Nyonya?! Anda sebaiknya kembali berisitirah—"

"Tidak. Aku tidak apa-apa… sudah berapa lama aku pingsan?"

"Sampai sekarang sudah 3 hari dan 3 malam Nyonya…"

Seketika raut wajah Rarunia berubah menjadi kesal mendengar ucapan Osla.

"Se-selama itu?! Apa yang kalian lakukan?! K-Kenapa kalian diam saja dan tidak menyelamatkan Tuan Putri?!"

"M-maafkan kami Nyonya tetapi kami tidak berdaya dalam pertarungan terlebih kami semua ini juga sakit dan apalagi kami ini bukanlah ksatria. S-sungguh kami juga mencemaskan Tuan Putri tapi apa daya kami"

"Cih!! Menyerah sebelum mencoba?! Beliau itu adalah pemimpin kita loh!! Meskipun kondisinya juga sedang sakit, Beliau selalu memikirkan dan mengutamakan kalian!! Beliau selalu berusaha yang terbaik untuk kalian!! Beliau takkan tidur sebelum memastikan kalian sudah tertidur!! Tapi apa ini balasannya?! Kalian membiarkan Tuan Putri dalam bahaya begitu saja?!" Sahut Rarunia dengan marah

Meskipun penerangan dalam kamar sederhana itu tidak begitu baik yang hanya mengandalkan cahaya dari api lilin, terlihat dengan jelas raut wajah marahnya Rarunia. Semua orang di dalam ruangan itu terdiam. Semua yang dikatakan oleh Rarunia menusuk semua hati orang namun apa yang dikatakannya juga benar.

Rarunia adalah perempuan yatim piatu yang dipungut ketika ia masih kecil oleh Deofrath, Ayah Cecillia. Rambutnya pendek hanya sampai ke leher, sedikit ikal dengan warna coklat. Matanya berwarna merah ruby dan dengan sedikit bercak diarea wajahnya membuatnya terlihat manis. Postur tubuhnya sedikit lebih pendek dari Cecillia.

Sudah 13 tahun dia menjadi Butler dari keluarga Baron Berthefled semenjak ia dipungut. Sedari kecil dia telah mengenal Cecillia dan menjadi teman bermainnya sejak saat itu.

"Kalau kalian tidak mau pergi menyelamatkan Tuan Putri, biar aku saja!!" Rarunia mencoba untuk beranjak dari tempat tidurnya

"Tapi Nyonya—"

"JANGAN HALANGI AKU!!"

Tidak ada yang berani menghentikan Butler keluarga Baron Berthefled itu karena semua orang tahu bahwa ia jago dalam bertarung. Dengan sedikit sempoyongan, Rarunia berjalan keluar dari rumah warga yang menampungnya menuju bangunan asing itu.

 Gedung Asing lantai 2 - Kamar rawat pasien

"Jadi sepertinya aku kembali ke masa lalu—"

"H-hey!! Apakah benar kamu bisa mengangkat kutukan ini?" potong Cecillia

"Kutukan? Kutukan apa yang kau maksud?" ucap Theos

"Kutukan yang sekarang melanda kami. Aku dan termasuk rakyatku terserang penyakit yang tidak kami ketahui dan apa penyebabnya. Karena itu lah kami merasa bahwa ini adalah kutukan dari roh-roh jahat"

".... Ha?"

Cecillia masih penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Theos sebelumnya apakah benar kutukan ini bisa segera dihentikan. Cecillia menatap mata birunya Theos dengan penuh harap. Mengharapkan jawaban yang keluar dari mulut Theos adalah jawaban yang ia inginkan. Cecillia juga sadar bahwa sisa hartanya yang sekarang hanya sedikit. Ia tidak bisa memikirkan imbalan apa yang bisa ia tawarkan kecuali satu hal.

"U-untuk imbalannya… aku… a-aku akan berikan… semuanya" suara Cecillia mengecil

"Semuanya?"

"T-Tapi s-s-sebelumnya apa kamu sudah punya pa-pa-pasangan?" Tanya Cecillia dengan gugup

"Ha? Tentu belum. Aku ini Jomblo Sejati"

"J-jomblo? Apa itu?"

"Hmph! Jomblo itu adalah status yang melambangkan suatu kebebasan dan kebahagiaan dalam kesendirian" Jawab Theos dengan senyuman bangga

"Ka-ka-kalau begitu aku ber-ber-bersedia"

"Ha? Dari tadi kau bicara apa sih?"

Untuk sesaat Theos merasa heran karena melihat tingkah dan ekspresi Cecillia yang terlihat malu-malu dengan wajahnya yang memerah namun kain cantik. Cecillia pun merasa malu mengucapkan apa yang menjadi imbalannya meskipun belum bisa dia ucapkan dengan baik jika memang benar kutukannya bisa dihentikan. Tapi demi rakyatnya ia telah membulatkan tekad meski ia harus mengorbankan dirinya.

"Aku akan berikan semuanya!! Tapi tolong!! Tolong!! Selamatkan rakyatku!!"

Theos kembali terdiam dan memperhatikan Cecillia dengan seksama. Melihat determinasi yang begitu kuat terpancar dari tatapan mata Cecillia membuat Theos tersenyum angkuh. Ditengah keheningan setelah permintaan Cecillia, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan masuklah seorang anak gadis kecil.

"Aha! Kak Theo ada disini yaaa waa ahaha" sahut riang Anak gadis itu

"Erivia? Dirimu belum tidur?" Tanya Theos menyambutnya dengan senyuman lembut

"Mhmhm… Eri takut tidur sendirian" melas Eria

"Haha tidak ada hantu kok disini. Ya udah besok kakak bakalan buatin cemilan enak gimana? Tapi Eri

sekarang harus balik dulu ya ke kamar terus tidur"

"Waaaayyy baik kakak Theo! Terima kasih! ehehe"

Melihat pemandangan yang tidak terduga itu membuat Cecillia terkejut. Ia tahu betul bahwa anak gadis itu adalah anak dari rakyatnya. Tapi ia tidak menyangka anak gadis itu terlihat begitu sehat dan riang seolah-olah kutukan yang selama ini melanda tidak berpengaruh padanya.

"Ah anda jangan-jangan… Tu-Tuan Pu-Pu-Pu-Putri Cecillia?!" Mata Erivia terbelalak kaget

"Ah? Eh? A-ah iya aku Cecillia—" Cecillia sedikit linglung

"Ma-ma-ma-maaf hamba su-sudah mengganggu ke-ke-kencan Tuan Putri!! Ha-hamba pamit dulu!" Eria lari keluar ruangan

"Ke-ke-ke-kencan?!" Sontak Cecillia wajahnya memerah

"Haha dasar anak zaman dulu sama saja. Baiklah sekarang kembali ke awal" ucap Theos

Theos kembali menghadap ke Cecillia. Raut wajah Theos yang tadinya terlihat sangat ramah dan hangat kembali dingin dengan tatapan matanya yang tajam begitu juga dengan cara bicaranya.

"Apa kau yakin dan dapat menepati kata-katamu tadi?" Tanya Theos

"Ah? Eh?"

Cecillia masih linglung untuk beberapa saat. Tapi setelah melihat anak gadis yang ingin ia selamatkan sekarang terlihat begitu sehat dan terlebih lagi begitu riang ia menjadi yakin bahwa Theos mampu menghapuskan kutukan yang melanda saat ini.

"Ya! Aku, Baron Cecillia Morgan Berthefled, Seorang Bangsawan dari Kerajaan Evercastle akan memberikan semua yang ada padaku sebagai imbalan apabila kamu bisa mengangkat kutukan ini!" Tegas Cecillia

"Tidak ada penyesalan?"

"Kamu dapat memegang kata-kataku" Tegas Cecillia kembali

"Hahaha… Gadis yang menarik"

Senyum di wajah Theos semakin lebar dan akhirnya tertawa. Melihat itu, Cecillia tiba-tiba punya perasaan yang tidak enak.

"___E-eh dia tertawa? Ya tidak ada yang aneh sih senang sampai tertawa setelah berhasilnya suatu negosiasi… tapi kok… perasaanku jadi tidak enak ya___" ucap Cecillia dalam hati

"J-jadi bagaimana?" Tanya Cecillia lagi

"Tuan Putri!!" terdengar teriakan seseorang berasal dari bawah gedung

"Su-suara ini… Rarunia?!" Cecillia kaget

"Rarunia? Temanmu?" Tanya Theos

"Ra-Rarunia Hartfell, dia Butler yang telah lama melayani keluarga ku—H-hey tunggu kamu mau kemana?" Tanya Cecillia saat melihat Theos bangkit dan berjalan menuju pintu

"Aku? Tentu saja menyambut tamu sebelum tamu tersebut membuat kerusuhan. Kau tunggu disini"

"H-hey tunggu!! Katakan dulu jawabanmu?!"

Dengan suara klatang pintu itu tertutup dan Theos meninggalkan Cecillia sendiri didalam kamar.

 Gedung Asing lantai dasar - Lobi

"Tuan Putri!! Anda dimana?! Tuan Putri!!"

Teriak Rarunia ketika berhasil masuk kedalam gedung melalui pintu depan gedung itu. Ia kaget saat ingin masuk melalui pintu kaca yang awalnya tertutup rapat tapi tiba-tiba bergeser terbuka dengan sendirinya. Jantungnya hampir copot karena ia kira ada makhluk halus yang membuka pintunya tetapi ia tetap memberanikan diri untuk masuk kedalam. Saat berada didalam pun ia takjub dengan pencahayaan ruangannya yang begitu terang. Seolah-olah ada matahari didalam ruangan itu.

"Tuan Putri anda dimana?! Tuan Putri!!"

"Kau terlihat sakit" Ucap Theos yang muncul dari koridor sebelah kanan Rarunia

"K-kau?! Kau pria yang kemarin!! Dimana kau bawa Tuan Putri?! Kembalikan Tuan Putri!!"

"Tuan Putri? Maksudmu Cecillia?"

"K-kau… JANGAN DENGAN MUDAHNYA MENYEBUT NAMA TUAN PUTRI SEPERTI ITU!!"

Rarunia langsung menyerang Theos karena ia marah mendengar nama seseorang yang begitu ia hormati dipanggil tanpa panggilan hormat. Rarunia melayangkan tendangan backspin kick kearah wajah Theos tapi dengan mudah Theos menghindar dengan mundur selangkah kebelakang. Mengikuti momentum tubuhnya, Rarunia kembali melayangkan serangan berupa pukulan tangan kanan mengarah kewajah Theos tapi kembali dengan mudahnya Theos menepis pukulan tangan Rarunia dan mencengkramnya.

"Walau kau terlihat sakit, gerakanmu lumayan juga. Tapi apa begini caramu berterima kasih kepada orang yang telah menyelamatkan Tuan Putri kalian?" ucap Theos sambil mendorong Rarunia

"Haa?! Terima kasih?! Jangan bercanda! Kau menculik seorang anak lalu kau juga menculik Tuan Putri Cecillia! Jangan mimpi aku akan berterima kasih padamu!! HYAAA!!"

Rarunia kembali menyerang Theos tapi kali ini ia menggunakan belati yang tersembunyi didalam bajunya. Theos tetap tenang dan kali ini ia melakukan offense dengan maju satu langkah kedepan lalu menangkis sabetan Rarunia yang datang dari sebelah kanan dan mencengkram tangannya yang menggenggam belati tersbut. Dengan cepat Theos membalikkan badan sambil menarik Rarunia kemudian membantingnya kedepan seperti gerakan seni bela diri Aikido.

"UAGH!!" Teriak Rarunia kesakitan yang terbanting ke lantai

"Masih belum terlambat untuk minta maaf" Ucap Theos

"___A-apa-apaan orang ini?! Semua seranganku gagal?! Seorang ksatria kah dia?!___" Gumam Rarunia dalam hati

Theos tetap berdiri dengan gagah dengan tatapan mata yang tajam mengerah ke Rarunia memancarkan aura keunggulannya.

"Tidak!! Aku tidak akan berhenti sebelum kau kembalikan Tuan Put— Uhuk!!"

Tiba-tiba Rarunia roboh karena batuknya saat ia hendak bangkit.

"Rarunia?! Syukurlah ternyata memang kamu" Muncul Cecillia sambil berjalan bersandar pada dinding

"T-Tuan Putri?! A-anda baik-baik saj—"

"Apa yang kau lakukan Cecillia?!" Potong Theos dengan nada tinggi

"Kau!! Jaga mulut—" Amarah Rarunia semakin naik

"Sudah kubilang untuk tetap tinggal. Jika kau memang ingin sembuh maka turuti perintahku. Tapi lihat sekarang kau malah keluar dan memperlambat kesembuhanmu—"

"Aku akan menjadi mempelaimu" Potong Cecillia

"Kau kembali sekarang-- tunggu... Mempelai?" Theos kurang mengerti

"T-Tuan Putri?! Jangan gila! Anda bersedia menjadi pasangan orang—"

"Jangan menyela Rarunia!" Tegas Cecillia

Cecillia mengambil nafas panjang dan mengepalkan tangan kanannya di dada.

"Theos Putra… mungkin apa yang kutawarkan kepadamu sebelumnya belum cukup untuk menarik perhatianmu. jadi izinkan aku untuk mengulanginya, Aku Baron Cecillia Morgan Berthefled bersedia menjadi mempelaimu dan memberikan segala yang kumiliki apabila kamu bisa mengangkat kutukan yang melanda kami"

"Tu-Tuan Putri!!" Sahut Rarunia

"RARUNIA CUKUP!!" Tegas Cecillia

Setelah itu ruangan lobi tersebut menjadi hening untuk beberapa saat. Detak jantung Cecillia berdegup dengan kuat sampai terdengar ditelinganya. Theos yang saat itu diam semakin membuat Cecillia tegang.

"Heh… Jangan bercanda. Apa yang kau tawarkan kepadaku masih belum cukup" jawab Theos

"Be-begitu… ya..." Cecillia kecewa

"APA KAU BILANG?!" Teriak Rarunia

"Imbalan yang kuinginkan bukanlah sesuatu yang sesederhana itu. Jika saja zaman sekarang ini adalah zaman tempat dimana aku berasal, aku sudah meminta sejumlah miliaran dollar"

Wajah Cecillia sudah begitu kecewa atas jawaban Theos. Entah mengapa Cecillia merasakan suatu bagian dihatinya ada yang retak.

"Tapi… Meskipun begitu. Aku akan tetap menyembuhkan semua rakyatmu. Termasuk Rarunia, Butler mu yang tidak sopan ini"

"Ka-kalau begitu?!" Wajah Cecillia kembali cerah

"Jangan senang dulu. Ini tidak gratis dan karena aku tidak tertarik terhadap apa yang ada dizaman ini, maka kau harus menuruti semua kemauanku sampai aku menemukan imbalan apa yang kurasa pantas untukku"

Cecillia pun berlari lalu memeluk Theos karena senang dengan apa yang ia dengar. Air mata bahagia keluar dari matanya karena akhirnya rakyatnya bisa diselamatkan dari kutukan yang sedang melanda mereka.

"B-baik aku setuju! Aku setuju!! Aku Setuju!! Terima kasih!! Terima kasih banyak!!" ucap Cecillia dengan senang.

"Hey Lepaskan—" Keluh Theos

"Terima kasih banyak!! Aku akan melakukan yang terbaik!!"

See You Next!!