Aku adalah wanita terhormat. Tak pernah satu kali sekali pun angin yang berhembus menyentuh langsung kulitku. Tak pernah satu kali pun teriknya mentari menyentuh wajahku dan tak pernah sekalipun aku mengarahkan mata indahku melihat paras lelaki.
Harumnya berita tentang diriku menyebar ke seluruh penjuru kota. Namun, harumnya tubuhku selalu tersembunyi rapi dalam tembok rumahku.
Hingga suatu hari pertemuan tak sengaja dengannya memaksaku mengangkat pandanganku dan melihat wajahnya.
Aaah ... wajah lelaki pertama yang tak sengaja kulihat dengan saksama selain ayahku.
Aku adalah wanita baik-baik, tapi kabar mengatakan dia punya rahasia gelap bersama sang malam. Bukankah wanita baik-baik untuk lelaki baik-baik? Lalu kenapa aku diberikan rasa yang murni kepada dia yang katanya bukan orang baik?