Chereads / MARRY YOU / Chapter 3 - Bagian 2

Chapter 3 - Bagian 2

Bella menghembuskan napas merasa kesal. Hari ini ia bersama Akash calon suaminya akan ke butik untuk melihat baju pengantin mereka.

Jadi, semalam saat pertemuan Bella dan Akash yang ternyata saling mengenal membuat orang tua mereka mempercepat tanggal pernikahan.

Benar..! pernikahan mereka akan di gelar pekan depan, ternyata Akash adalah dosen Bella yang selama ini selalu menyusahkannya. dia itu dosen pembimbing Bella yang sangat di bencinya dan sialnya lagi mereka akan menikah, bukankah ini seperti mimpi buruk bagi Bella? tentu saja!!

Bella tidak bisa membayangkan hidup bersama orang seperti Akash. Hidup monoton dengan segala macam peraturan yang menurut Bella tidak ada faedahnya. sepertinya hari-hari Bella akan berjalan buruk. ia bisa pastikan itu..!!

Sekarang mereka berada di dalam mobil, Akash yang fokus ke depan sambil mengemudi dan Bella terus melihat ke arah jendela menikmati pemandangan lalu lintas yang belum terlalu ramai.

"Bagaimana skripsi mu?" tanya Akash tiba-tiba.

Bella sedikit tersentak, "Hah.. ohh anu pak, itu revisinya belum kelar." jawab Bella takut.

Akash mengangguk masih fokus melihat ke depan, "Sudah berapa hari ini kau tidak konsul, kenapa?" tanyanya lagi.

"Gimana mau konsul pak, revisiku juga pasti di tolak lagi." balas Bella seadanya, detik berikutnya ia munutup mulutnya baru menyadari ucapannya barusan terdengar lancang.

Jantungnya langsung berdetak kencang, mampus lah dia kali ini akan mendapat kultum pagi lagi dari Akash.

Di kampus Akash memang selalu mengajarkan mahasiswanya untuk bertutur kata yang sopan apalagi pada orang yang lebih tua. dan kali ini sepertinya Bella melakukan kesalahan.

"Maafkan saya pak, maksud saya nggak gitu. anu.. itu, revisiku belum sempurna maksudku pak." lanjut Bella memberi penjelasan.

Dan ekspresi Akash di luar dugaan Bella, laki-laki itu tersenyum walau hanya sekilas.

"Oke, besok saya mau lihat revisimu."

"I-iya pak." mau tidak mau Bella mengiyakan saja. ia memang membencinya tapi tidak mengurangi rasa hormatnya pada Akash selaku dosennya.

Setelah tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di butik milik teman orang tua Akash.

mereka masuk dan beberapa karyawan disana membantu mereka mencari gaun pengantin yang cocok. butuh waktu lama menemukan gaun yang di sukai mereka berdua sampai akhirnya Bella memutuskan pilihannya pada gaun berwarna pink soft itu, warna kesukaan Bella. gaunnya sederhana tapi masih terlihat elegan dan Bella sangat menyukainya. setelah menemukan gaun pengantin kini mereka menuju ke toko cincin. menemukan cincin yang cocok untuk mereka juga tidak mudah dan butuh waktu sangat lama, dan usaha mereka tidak sia-sia. keduanya sudah mendapatkan apa yang mereka cari. mereka berdua kemudian memutuskan untuk pulang, ternyata sudah seharian mereka bersama. hari sudah mulai sore.

setelah masuk ke dalam mobil, Bella langsung menyandarkan kepalanya ke belakang, hari ini ia sangat lelah. semua itu karena keputusan orang tua mereka yang menginginkan pernikahannya di laksanakan minggu depan membuat Bella dan Akash harus menyelesaikan semua keperluan dengan mendadak.

Akash lalu menjalankan mobilnya, sesekali ia melirik Bella yang sepertinya tertidur di kursi sebelah kemudi. Akash tahu Bella pasti kelelahan.

Setelah sampai Akash lalu memarkirkan mobilnya di sebelah pagar rumah Bella, ia ingin membangunkan Bella tapi Akash tidak tega. akhirnya ia menunggu Bella bangun dari tidurnya.

Bella yang mulai risih dengan posisinya perlahan membuka matanya, memperhatikan ke sekitarnya ternyata mereka sudah sampai tapi kenapa tidak ada yang membangunkannya.

Bella melepas seatbelnya dan ia baru menyadari ternyata Akash juga tertidur di kursinya. Bella mendekatkan wajahnya ke Akash, meneliti tiap inci wajah dosen kejamnya itu tapi ia mulai menyadari sesuatu kalau Akash tidaklah kejam seperti dugaannya.

Bella terus mengikis jarak hingga wajahnya dengan wajah Akash hanya berjarak beberapa senti saja. Bella tersenyum melihat bulu tipis yang mulai tumbuh di pipi Akash, sepertinya laki-laki itu sengaja menumbuhkan janggutnya.

Lama Bella di posisi itu tiba-tiba Akash membuka matanya, mata mereka langsung saling pandang terlihat alis Akash bertautan artinya ia bingung apa yang di lakukan Bella padanya. sedangkan Bella terbelalak tak kuasa menahan rasa malunya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Akash dingin.

Bella refleks kembali duduk seperti semula, "Anu-i-itu pak, be-Bella hanya, ahh.. entahlah. maaf ya pak Bella nggak bermaksud macam-macam. bapak jangan salah paham, okey.."

Dengan menahan rasa gugupnya karena malu Bella dengan kecepatan kilat keluar dari dalam mobil dan langsung berlari masuk ke rumah tanpa menoleh kembali.

Bella benar-benar sudah gila, bisa-bisanya ia melakukan hal konyol seperti itu.

Bella terus berjalan dengan terburu-buru menuju kamarnya yang berada di lantai dua. ia bahkan mengabaikan panggilan Dimas yang sedang asik menonton tv di ruang tengah.

Bella masuk kedalam kamar dan langsung mengunci pintunya, ia dapat merasakan detak jantungnya yang mulai berdetak tidak normal.

Sementara di lain tempat, Akash juga terlihat kaget dengan perlakuan Bella tadi. Akash kemudian membuang napas berulang kali berusaha menormalkan detak jantungnya. setelah itu ia kembali melajukan mobilnya menuju rumahnya.

Di kamarnya Bella berusaha melupakan kejadian tadi. ia menelpon Ayaz tapi kekasihnya itu tidak menjawab panggilannya. mungkin Ayaz sedang sibuk. Bella kembali dengan kegiatan guling-guling di kasurnya, bayangan Akash terus mengusik ingatannya.

"Ayolah Bella lupakan soal tadi, anggap saja itu tidak pernah terjadi."

"Apa yang terjadi?" bisik Dimas di telinga Bella secara tiba-tiba.

"Wagelasehh... Dimas apa kau tidak bisa mengetuk pintu sebelum masuk? kau membuatku kaget."

Dimas benar-benar membuat Bella terlonjak sedikit lagi gadis itu terjungkal ke belakang jatuh ke lantai.

"Elo yang budek, dari tadi gue ngetok pintu, tangan gue sampai lecet tuh." protes Dimas, karena memang sejak tadi ia memanggil Bella sambil menggedor pintunya tapi tidak ada jawaban dari Bella.

"Idih manja banget, ngapain lo kemari?"

"Gini nih yang nggak gue demen, saat butuh aja lo manggil gue dengan lembut di saat nggak butuh balik lagi ke mulut bar-bar elo."

"Iya.. iya, ngapain sih masuk kamar gue?"

"Udah pikun yah, ini udah jam makan malam ogeb. Mama Papa, udah nungguin di bawah. buruan lo turun." balas Dimas sarkas kemudian ia keluar kamar.

Bella merapikan rambutnya, dengan memakai piyama lengan pendek ia berjalan mengikuti Dimas menuju meja makan.

Sebenarnya ia tidak selera makan tapi Bella tidak ingin mendengar ocehan dari ibunya, jika Rasty sudah mengomel ocehannya bisa berjam-jam membuat telinga Bella panas.

Bella berjalan dengan malas, saat tiba di meja makan ia merasa sedikit aneh karena semua orang terdiam tapi Bella tidak mau ambil pusing. ia langsung mengambil tempat duduk di sebelah Dimas.

"Ada apa?" tanya Bella melihat Dimas melotot padanya. ia kemudian duduk.

"Kenapa sih?" lagi-lagi Bella di buat bingung. ia terpaksa mengikuti pandangan Dimas, seketika Bella benar-benar terjungkal ke lantai saking terkejutnya membuat Dimas tertawa terbahak melihatnya.

"Awww..sakit.." ucapnya sambil memegang bokongnya yang sakit. Bella kembali berdiri masih terkejut dengan keberadaan Akash di rumahnya.

"Pak Akash? kok ada disini?" tanya Bella masih berdiri di tempatnya sambil memegang bokongnya menahan rasa sakit dan malu.

"Yaa karena dia nggak di rumahnya, makanya dia disini." jawab Dimas logis. membuat Bella memberinya sebuah jitakan.

Bella kembali duduk dengan perlahan sambil meringis menahan rasa sakitnya.

"Mama yang ngundang nak Akash ke rumah, sayang. nggak papa dong makan malam bersama." ujar Rasty senang.

Bella tidak menjawab, ia hanya fokus melihat ke arah Akash dengan tatapan penuh selidik.

"Nggak bosen liatin dia terus?" ucap Dimas merasa jengah dengan tingkah Bella.

Vijay, Rasty maupun Akash menoleh ke arah Bella yang sedang merapalkan sumpah serapahnya untuk Dimas. kakaknya itu benar-benar membuatnya malu.

"Siapa yang liatin, ihh pede banget." elak Bella.

"Sudah, habiskan makanan kalian. kalian ini selalu saja begitu, tidak malu ada tamu." ujar Vijay pada akhirnya. baik Dimas maupun Bella langsung menunduk menghabiskan makanan mereka.

Jika sudah ayahnya yang berbicara maka tidak ada yang berani melawan, begitulah dalam keluarga Vijay.

Jadi setelah mengantar Bella pulang Akash menerima telpon dari Rasty yang menyuruhnya datang untuk makan malam bersama. tidak ada alasan bagi Akash untuk menolak, itung-itung sebagai proses pendekatan dengan calon mertuanya. dan ia menyukainya. orang tua Bella sangat ramah juga nyambung di ajak ngobrol membuat Akash seperti sudah mengenal mereka sejak lama.