"maaf ini jaketmu sudah ku cuci dan terimakasih pinjamannya" Vey mengucap kata kata itu di depan Farih dengan gugup dan keringat dinginnya.
"ahh oke sama sama lain kali harus jaga kesehatan kalo udah tau punya penyakit kedinginan seharusnya kamu bisa berjaga jaga membawa swetear atau jaket" Farih mengucapkan itu dengan jelas dan membuat vey menatapnya dengan tajam karena ini adalah kali pertama untuk mereka berbicara, vey tidak menyangka bisa berbicara dengan orang yang dianggapnya tampan dan sudah mencuri hatinya itu.
"semuanya disuruh kumpul di ruang rapat yaa guys" Fitri tiba tiba datang dan melihat kami yang sedang berbicara. vey dan Farih pun langsung bergegas ke ruang rapat untuk mengikutinya.
setelah rapat selesai jantung vey pun masih tidak karuan karena Farih lelaki tampan itu vey berharap bisa berbicara terus dengan Farih yang terkenal dingin dan sombong itu. Farih memang bukan orang Surabaya logat berbicara pun berbeda dengan yang lainya dia anak ibukota Jakarta ya dia terkenal dingin karena cuek dalam menanggapi segala hal. dan Vey heran kalau dia bisa mendapatkan hati Farih apakah akan dianggap orang terhebat oleh teman teman kantornya karena pria itu sulit untuk senyum.f