Chereads / Chaotic Wild Horse no Index / Chapter 259 - Chapter 251 - Planet Deviluke 6

Chapter 259 - Chapter 251 - Planet Deviluke 6

'Insting bertarungnya mengerikan, aku bergerak lebih cepat darinya. Tapi berkat instingnya itu tubuhnya bisa menghindari seranganku dan melakukan serangan balik, dengan mengikat kedua kakiku menggunakan ekornya yang panjang itu lalu melempar tubuhku ke langit-langit gua.

Kalau bukan karena tubuhku yang keras dan diperkuat dengan menggunakan Ki mungkin saat ini tubuhku sudah terluka parah karena menghantam stalagmite. Sigh kalau aku yang dulu pasti sudah merasa bersemangat melawan musuh yang sekuat dirinya. Tapi saat ini, aku sudah orang yang berbeda dan mengurangi kecanduanku terhadap ilmu beladiri dan juga pertarungan. Aku harus menyelesaikan pertarungan ini secepat mungkin sebab Nabiki sedang menungguku!'

Touma yang masih merasakan kesakitan di seluruh tubuhnya, sama sekali tidak mempedulikan rasa sakit itu dan ia langsung berdiri kembali dan menendang Don tepat di arah kiri, Don berusaha menahan tendangannya Ranma. Tapi karena perbedaan kekuatan fisik yang begitu besar, tubuh Don terlempar cukup jauh dan tubuhnya langsung membentur dinding gua sampai-sampai tubuh Don menancap di dinding gua.

Touma tahu kalau tendangan barusan tidak akan cukup untuk membunuh Don. Makanya sebelum Don sempat memulihkan dirinya Touma menghantam tubuh Don dengan pukulan demi pukulan yang amat keras sehingga membuat gua suci ras Deviluke mengalami kerusakan yang parah. Touma lalu mencabut jantung Don beserta dengan tulang belakangnya kemudian jantung dan dan tulang belakang Don ia lenyapkan menggunakan Ki sekaligus dengan tubuhnya untuk berjaga-jaga sehingga Don tidak akan bisa hidup kembali.

"Musuh yang merepotkan," Kata Touma sambil mengusap setetes keringat yang mengalir di dahinya. "Kalau aku membiarkan dia untuk pulih maka pertarunganku dengannya akan berlangsung lebih lama lagi dan itu akan sangat membuang waktuku!"

***

Setelah Touma berhasil mengalahkan Don dan pergi meninggalkan gua suci, setetes darah Don yang terjatuh di lantai gua mulai bergerak, membengkak, membesar, bertambah banyak kemudian membentuk kembali tubuh Don Ankh Deviluke dalam keadaan yang lengkap dan utuh tanpa ada luka.

"Uuugh! Dia benar-benar kuat! Kalau saja aku tidak memindahkan rohku ke dalam tetesan darahku yang ada di lantai gua mungkin aku akan benar-benar mati! Tapi aku jadi kehilangan sembilan puluh sembilan persen kekuatanku karena monster itu memaksaku untuk melakukan perpindahan roh dan kebangkitan darah! Apalagi aku tidak akan bisa melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya! Sebab nyawa keduaku dari D3-Sama sudah digunakan. Tapi tak apa-apa suatu saat aku akan menjadi jauh lebih kuat dari monster itu dan membalas kekalahanku hari ini!"

Ketika Don Ankh Deviluke melakukan monolog, Tina Kamiki Deviluke memasuki gua suci setelah ia melihat Touma keluar dari gua suci. Tina merasa kuatir dengan keadaan Don, sebab kalau Touma keluar dari gua suci tanpa terluka sedikit pun. Itu berarti Don adalah yang kalah di pertarungan dan Touma yang memenangkan pertarungan.

Tina berlari dengan kencang sampai ia mencapai tempat dimana Touma dan Don bertarung dan Tina melihat kalau Don masih hidup meskipun saat ini tubuh Don tidak terbungkus apapun.

Tina langsung memeluk tunangannya itu dengan erat dan menangis dengan kencang. Bagi Tina yang sudah menunggu Don selama tiga ratus tahun, kematian Don adalah sesuatu yang tidak bisa ia bayangkan sebab untuk Tina Kamiki Deviluke, Don Ankh Deviluke adalah seseorang yang sangat penting untuk dirinya yang selalu merasa kesepian.

***

"Oii Tina aku tahu kalau kau merasa lega karena aku masih hidup setelah melawan monster itu, tapi bisakah kau berhenti memelukku! Pelukanmu itu menyakiti tubuhku tahu!" Kata Don yang merasa tidak nyaman karena pelukan keras dari Tina.

"Ah maafkan aku Don," Kata Tina sambil melepaskan pelukannya. "Hanya saja aku senang karena kau selamat dan tidak mati!"

Don menghela nafasnya setelah Tina melepaskan pelukannya, karena akhirnya ia bisa bernafas dengan lancar. Ia senang-senang saja dipeluk oleh Tina, tapi kalau terlalu kencang orang sekuat dirinya sekalipun bisa mati karena kehabisan nafas.

"Aku memang selamat dan tidak mati Tina," Kata Don sambil mengenakan pakaian yang Tina berikan kepada dirinya. "Tapi aku kehilangan nyawa keduaku karena aku kalah telak dari monster itu! Dia benar-benar kuat dan tidak memberikanku kesempatan untuk melawan balik. Dan dia membunuhku lalu melenyapkan tubuhku. Kalau saja aku tidak punya nyawa cadangan dari D3-Sama mungkin saat ini aku sudah mati secara permanen."

"Entah monster itu muncul darimana tapi yang jelas dia jauh lebih kuat darimu, kalau kau berlatih lagi dan disuruh melawan monster itu apa kau punya kesempatan untuk menang?" Tanya Tina yang wajahnya memucat setelah mengetahui kalau tunangannya sempat tewas.

"Kalau aku berlatih selama beberapa tahun mungkin saja, tapi itu kalau dia juga tetap di level kekuatan yang sama dan tidak bertambah kuat mungkin aku bisa mengalahkan monster itu. Tapi saat ini kekuatanku hanya satu persen dari kekuatan penuhku. Dan butuh waktu puluhan tahun untuk mengembalikan kekuatanku kembali ke puncak!" Jawab Don sambil menggertakkan giginya.

***

"Yo, Nabiki apakah kau lama menunggu?" Tanya Touma yang berteleport tepat di hadapan Nabiki.

"Dua belas menit dan dua puluh dua detik, kau pergi tidak terlalu lama," Jawab Nabiki yang merasa lega melihat Touma. "Apakah musuh yang kau lawan itu tangguh Touma-kun?"

"Tangguh? Tidak juga tapi dia memiliki Insting bertarung yang gila, kalau aku bermain-main dan membiarkan pertarungannya berlangsung lebih lama mungkin aku akan mengalami kesulitan. Jadi aku menghabisi musuhku tanpa ampun dan melenyapkan tubuhnya tanpa tersisa," Kata Touma sambil kembali duduk di sebelah Nabiki.

"Kau baru saja mengaku kalau kau membunuh seseorang tanpa merasa bersalah kau yang dulu pasti sudah merasa depresi dan trauma. Hal apa yang terjadi padamu sampai-sampai kau bisa merasa tenang setelah melenyapkan nyawa seseorang," Kata Nabiki yang kaget melihat reaksi Touma yang santai. "Pengalaman macam apa yang membuatmu menjadi seseorang yang jauh berbeda dari dirimu yang dulu?"

"Pengalaman hidup mati yang tidak bisa kuceritakan padamu saat ini Nabiki. Dan kalau dibilang aku tidak merasa bersalah itu tidak benar, melenyapkan nyawa seseorang selalu meninggalkan perasaan tidak enak di hati. Hanya saja aku memilih untuk tidak menunjukkannya di hadapanmu," Kata Touma sambil tersenyum ke arah Nabiki. "Aku yang dulu di saat masih Saotome Ranma adalah pria naif dan arogan yang tidak tahu apa-apa soal kenyataan hidup dan selalu berkhayal kalau bermodalkan ilmu beladiri aku bisa menghasilkan uang yang banyak. Tapi aku Kamijou Touma sudah melihat dan mengalami banyak hal yang tidak pernah dialami oleh Saotome Ranma. Dan semua pengalaman itu membuatku menjadi lebih dewasa secara mental, yang mengubah sifatku secara total."