Ketika Hiko Seijuro XIII terbangun dari tidurnya, ia tiba-tiba saja mengingat kebodohan memalukan yang ia alami ketika ia baru saja tiba di Kota Akademi, di mana samarannya sebagai pembuat tembikar langsung terbongkar oleh Aleister Crowley berkat jaringan informasi yang sangat besar yang dimiliki oleh Crowley. Tapi untungnya karena status, kekayaan, dan pencapaian serta kekuatan yang dimiliki oleh Hiko, maka Aleister sama sekali tidak dapat melakukan apapun terhadap Hiko.
Bahkan salah satu pendiri dari Kota Akademi yaitu Heaven Canceller menawarkan Hiko menjadi salah satu petinggi di Kota Akademi, sehingga Aleister semakin kesulitan untuk menyentuh Touma dan Hiko. Membuat Aleister harus bekerja extra keras agar dia bisa tetap menjalankan rencana yang ia miliki untuk Touma.
"Ya, ampun, bisa-bisanya aku terbangun karena mimpi dimana identitasku diketahui oleh Aleister!" Teriak Hiko dengan wajah yang memerah karena ia merasa malu sambil menyentuh dahinya dengan telapak tangannya. "Benar-benar menyebalkan!"
"Hiko-kun, ada apa?" Tanya Chitose yang saat ini memakai lingerie yang sangat seksi dalam wujud dewasanya. "Kenapa kau berteriak-teriak begitu?"
"Ah, Chi-chan maaf kalau teriakanku membangunkanmu," Jawab Hiko yang merasa tidak enak kepada Chitose karena sudah membangunkan istrinya tersebut. "Tadi aku mengalami sedikit mimpi buruk, makanya aku berteriak kencang ketika aku bangun."
"Mimpi buruk atau mimpi yang memalukan?" Tanya Chitose dengan pandangan mata yang penuh dengan kecurigaan kepada Hiko. "Karena kalau mimpi yang kau alami adalah mimpi buruk, tidak mungkin wajahmu akan memerah seperti itu sampai-sampai kau menyentuh dahimu dengan tangan kirimu seperti itu. Jangan mencoba untuk menipuku Hiko-kun, aku sudah mengenal dirimu selama lebih dari satu abad. Sehingga aku bisa tahu kalau kau berbohong kepadaku atau tidak."
"Sigh, tampaknya aku sama sekali tidak bisa membohongimu, ya, Chii-chan," Jawab Hiko sambil menghela nafas. "Kau benar, aku mengalami mimpi yang memalukan, tapi bagiku mimpi yang seperti itu tidak ada bedanya dengan mimpi buruk."
"Hmm ini benar-benar aneh, kau sudah lama sekali tidak mengalami mimpi semacam itu bukan Hiko-kun?" Tanya Chitose dengan wajah yang terlihat serius. "Apakah ini pertanda kalau akan ada sesuatu yang buruk terjadi?"
"Sesuatu yang buruk, ya," Jawab Hiko. "Mungkin ya, mungkin tidak, karena bahkan sebelum aku mengalami mimpi konyol itu, aku sudah mengalami banyak hal yang buruk. Seperti Shiina yang dikendalikan oleh Kagami dan juga dicurinya Nalakuvera dari dalam brankasku. Ditambah vampire murni jahat yang sangat narsis dengan orientasi seks yang menyimpang ada di pulau ini. Apa ada hal buruk yang lebih parah dari ketiga hal yang kusebutkan bisa terjadi kepadaku Chii-chan?"
"Mungkin Shiina dibuat seperti itu agar perhatianmu teralihkan dan menjadi lengah sehingga kau mudah diserang dengan menggunakan Nalakuvera yang dicuri dari dalam brankasmu itu.
Nalakuvera adalah senjata kuno yang cukup kuat untuk membuatmu repot bukan? Ada kemungkinan anak buahnya Kagami yang menyusup ke pulau ini yang mencuri Nalakuvera sedangkan Dimitrie Vatler sudah jelas dia mengincar kekuatan Leluhur keempatnya Touma-san, bukan? Vampire yang super narsis sepertinya dirinya pasti memiliki pikiran kalau kekuatan dari 'vampire terkuat hanya pantas untuk dirinya' dan bukannya manusia rendahan seperti Touma-san."
Analisa yang dijelaskan oleh Chitose terdengar sangat masuk akal bagi Hiko. Semuanya jelas, menyambung dan tidak terdengar aneh sama sekali.
"Kurasa apa yang kau katakan sangat benar, Chii-chan," Kata Hiko. "Tapi kalaupun semua hal yang kau katakan terjadi, aku nggak akan merasa takut ataupun kuatir. Karena dengan level kekuatanku yang sekarang Nalakuvera hanyalah mainan anak-anak yang tidak berbahaya. Sedangkan usaha apapun yang dilakukan oleh Dimitrie Vatler untuk menyerap kekuatan dari leluhur keempat itu tidak akan bisa terjadi, karena kekuatan itu sudah menyatu dengan salah satu dari naga yang ada di dalam tubuhnya Touma. Kalau dia mencobanya maka kematianlah yang akan menantinya, karena aku sekalipun harus mengerahkan seluruh kekuatan yang kumiliki untuk bisa menundukkan para naga yang ada di dalam tubuhnya Touma."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Ketika tadi Touma sedang jogging bersama dengan Shizuka dan bertemu dengan Mikoto, sebenarnya keringat dingin sedikit menetes dari dahi Touma. Karena ia bisa merasakan dua aura manusia yang sangat familiar untuk dirinya. Dua aura yang sudah lama sekali tidak ia rasakan, dan Touma dibuat bingung luar biasa kenapa kedua orang yang seharusnya tidak ada di dunia yang campur aduk tempat dirinya berada saat ini.
'Kenapa aura dari Kasumi-san dan Ukyo bisa kurasakan di pulau ini! Tidak mungkin bukan kalau mereka berdua bisa ada di dimensi dimana banyak sekali tokoh dari berbagai macam anime bercampur aduk tidak karuan! Apakah Zelretch yang mengirim mereka berdua ke dimensi ini!?'
Pikiran Touma yang sekarang ini sedang beristirahat di bawah bayangan sebuah pohon besar yang ada di depan tiruan dari Yuragi Sou benar-benar menjadi kacau.
'Kakek tua itu adalah tipe orang yang suka usil, karena dia bahkan memberikan kutukan Nanichuan kepada tubuhku yang baru ini. Jangan bilang kalau dia juga yang mengirimkan Kasumi dan Ukyo ke tempat ini untuk usil kepadaku!?'
Wajah Touma yang terlihat kacau membuat Shizuka menjadi kuatir, karena Shizuka sudah lama sekali tidak melihat wajah Touma seperti itu.
"Touma-san ada apa denganmu?" Tanya Shizuka. "Kenapa wajahmu terlihat kacau begitu, apakaha pertemuanmu dengan Misaka-san membuat pikiranmu jadi kacau?"
"Hmmph, aku memang tidak terlalu menyukai si biri-biri, tapi bukan berarti aku membencinya Shizuka-san," Jawab Touma yang akhirnya sadar dari lamunannya setelah Shizuka bertanya kepada dirinya. "Wajahmu tampak seperti ini karena aku mengingat sesuatu di masa laluku yang mungkin membuatku agak trauma. Tapi yah, masa lalu yang buruk adalah masa lalu yang buruk, tidak baik rasanya kalau aku mengingat hal yang buruk dari masa laluku."
"Eeh aku mengerti apa yang kau katakan Touma-san, tapi kenapa kau harus mengulang kata masa lalu sebanyak itu dengan badan yang gugup dan gemetaran? Jangan bilang kalau hal yang kau ingat itu begitu membuatmu trauma sampai-sampai cara bicaramu jadi berubah begitu," Kata Shizuka yang merasa aneh mendengar ucapannya Touma.
"Yah, mungkin memang begitu," Kata Touma yang berpikir kalau ia harus mencari dan bertemu dengan Ukyo dan juga Kasumi secepat mungkin untuk menghindarkan mereka berdua dari masalah yang mungkin akan menimpa Ukyo dan Kasumi.
"Kurasa cara bicaraku jadi ngaco karena aku merasa terlalu trauma dengan hal buruk yang kualami dulu."
"Hmmh, sekarang sudah hampir jam tujuh pagi," Kata Shizuka sambil melihat ke arah jam tangan yang ia pakai. "Aku sebenarnya ingin mendengar kisah apa yang kau alami di masa lalumu sampai kau menjadi trauma begitu, Touma-san. Tapi sayangnya sekarang sudah waktunya aku memasak sarapan jadi kita sudahi dulu pembicaraan ini dan kita lanjutkan nanti sesudah sarapan."
Setelah itu, Shizuka berlari ke arah tiruan Yuragi Sou yaitu Yuragi Hotel dan meninggalkan Touma sendirian.
"Ya, ampun dia sudah pergi sebelum aku sempat memberitahu kepada dia kalau dia tidak usah memasak karena saat ini kita sedang tidak berada di Yuragi Sou," Kata Touma yang dibuat kaget dengan dedikasi Shizuka terhadap rutinitas yang ia lakukan setiap harinya. "Aku bisa saja sih, berteleportasi lalu bilang kepada Shizuka-san kalau dia tidak perlu memasak sarapan. Tapi aku merasa kalau akan lebih lucu kalau membiarkan dia sadar dengan sendirinya."