"Kau tahu Kamijou-san, selama ini aku belum pernah melawan seseorang yang sangat kuat seperti dirimu," Kata Mikoto yang mengeluarkan sebuah koin dari kantung roknya. "Dan keberadaan orang seperti dirimulah yang membuatku merasa bersemangat! Karena aku bisa mengeluarkan seluruh kemampuanku tanpa ragu-ragu!"
Mikoto menembakkan Railgun miliknya ke arah Touma dari jarak sekitar tujuh meter. Tapi karena Touma sudah membaca gerakan Mikoto terlebih dahulu, Touma sudah menggerakkan tubuhnya ke samping tepat sebelum Mikoto menembakkan Railgun sehingga serangannya Mikoto sama sekali tidak dapat mengenai dirinya.
"Kau tahu biri-biri, menembakkan koin Arcade dengan kecepatan suara kepada seseorang adalah hal yang sangat berbahaya," Kata Touma sambil sedikit menguap. "Kalau aku tidak bisa menghindari serangan yang barusan, tubuhku pasti akan berlubang."
Mulut Mikoto menganga, ketika ia melihat Railgun yang ia banggakan bisa dihindari dengan sangat mudah oleh Touma. Mikoto dibuat bingung dan terheran-heran dengan apa yang baru saja terjadi.
"Ba-bagaimana caranya kau bisa menghindari Railgunku!" Teriak Mikoto. "Apalagi kau bisa menghindarinya dengan sangat mudah seolah-olah benda yang bergerak dengan kecepatan suara terlihat lambat di depan matamu!"
"Kecepatan suara tidak terlihat lambat di mataku biri-biri," Kata Touma. "Hanya saja sebelum kau menembakkan Railgunmu itu, ada jeda sekitar satu detik dan jeda waktu itulah yang kugunakan untuk membaca gerakanmu sehingga aku bisa menghindari seranganmu.
Koin yang kau tembakkan memang memiliki kecepatan suara, tapi tubuhmu itu masih bergerak dengan kecepatan manusia normal. Jadi secepat apapun koin yang kau tembakkan tapi kalau aku masih bisa membaca gerakanmu sebelum kau melakukan serangan, semua seranganmu tidak akan berguna."
Mikoto menggertakkan giginya, ia sama sekali tidak menyadari kelemahan yang baru saja ditunjukkan oleh Touma. Karena selama ini, sama sekali tidak ada yang menyadari kelemahan itu bahkan dirinya sendiri.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Ba-bagaimana kau bisa menyadari sesuatu yang selama ini bahkan tidak kusadari sama sekali!" Kata Mikoto dengan wajah yang memerah karena rasa malu akibat tidak menyadari kelemahan dari Railgun.
"Aku ini seorang ahli beladiri yang memiliki banyak pengalaman bertarung ditambah aku juga sudah berlatih beladiri dari aku kecil," Kata Touma. "Kalau aku tidak bisa membaca gerakan musuhku dan lawanku dan kalau aku tidak bisa menyadari kesalahan yang kubuat setiap kali aku menggunakan ilmu beladiri yang kupelajari, maka aku akan tewas dalam pertarungan hidup dan mati. Jadi bagiku melihat semua kelemahan dari seorang petarung amatiran seperti dirimu bukanlah hal yang sulit biri-biri."
Ketika Touma mengatakan kalau dirinya adalah seorang petarung amatiran, Mikoto tentu saja merasa amat marah. Tapi ia tidak bisa melampiaskan kemarahannya kepada Touma, karena Mikoto tahu kalau semua hal yang dikatakan oleh Touma adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Ia tidak dapat menyangkal, kalau dibandingkan dengan Touma ia hanyalah seorang amatiran.
"Jadi biri-biri apa kau mau melanjutkan pertarunganmu denganku, atau kita akhiri sparring ini disini," Kata Touma yang merasa percuma kalau ia terus melanjutkan pertarungannya dengan Mikoto. Karena Mikoto terlalu lemah untuk dirinya. "Karena kalaupun kau menembakkan lagi Railgunmu ke arahku aku bisa menghindarinya dengan mudah, dan kalau aku mau sedari tadi aku bisa mengakhiri pertarungan ini."
"Tcch baiklah kita akhiri saja pertarungan ini disini," Kata Mikoto yang terlihat agak kesal karena harus mengakhiri pertarungan yang ia lakukan dengan Touma lebih cepat dari yang ia kira. "Karena aku sama sekali tidak melihat kesempatan untuk menang, kalaupun aku bersikeras untuk terus bertarung denganmu."
Mendengar ucapannya Mikoto, Touma merasa agak lega. Karena pada dasarnya ia sama sekali tidak memiliki niat untuk bertarung dengan Mikoto. Dan bertarung melawan seseorang yang lebih lemah dari dirinya dalam waktu yang lama bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk Touma.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Setelah Touma mengantar Mikoto pulang sampai ke depan Asrama Tokiwadai. Touma berjalan dengan santai ke arah suatu gang buntu dan sehabis itu, ia menggunakan teleportasi jarak pendek untuk menghilang dari gang buntu itu. Yukina yang bahkan setelah pertarungan masih mengikuti Touma secara diam-diam, masuk ke gang buntu yang sama yang dimasuki oleh Touma. Tapi ketika Yukina memasuki gang itu, ia tidak menemukan Touma sama sekali. Yukina lalu melompat ke atas gedung yang berada tepat di sebleha gang itu untuk melihat apakah Touma melompat juga ke atas gedung sama seperti dirinya.
Tapi sayangnya ia tidak menemukan siapapun, Himeragi Yukina benar-benar sudah kehilangan jejak dari Kamijou Touma.
Di atas udara di sebuah platform transparan yang dibuat oleh Touma dengan memadatkan Ki miliknya, ia melihat tepat ke arah Yukina yang saat ini sedang merasa kebingungan mencari keberadaan dirinya.
Touma semakin merasa terganggu dengan tindakan Yukina yang terus menerus menguntitnya secara diam-diam. Dan karena hal tersebut Touma berniat untuk memberi Yukina sedikit pelajaran agar setidaknya Yukina tidak menguntitnya untuk sementara waktu.
***
Di atas sebuah pohon yang berhadapan dengan jendela kamarnya Mikoto. Nao Tomori sedang mengawasi Mikoto yang saat ini sedang menyetrum Kuroko yang mencoba untuk memeluk Mikoto yang baru saja selesai mandi. Nao Tomori berusaha keras untuk mengumpulkan semua informasi yang bisa ia dapatkan mengenai Mikoto, agar ia bisa lebih mudah 'meyakinkan' Mikoto agar Mikoto mau untuk menjadi salah seorang murid di Hoshinoumi Gakuen, sekolah yang didirikan oleh keluarganya Nao.
Sejauh ini usaha Nao, lancar tanpa ada hambatan. Dan ia mendapatkan banyak sekali informasi yang bisa ia gunakan nanti dalam proses perekrutan Mikoto.Dan ketika Nao berusaha untuk memotret tubuh telanjang Mikoto yang ganti baju. Ada petir yang menyambar keluar dari jendela kamarnya Mikoto dan petir itu menyambar tepat ke tubuh Nao yang sedang melakukan tindakan kriminal yang ia anggap tindakan baik. Petir itu membuat kamera Nao rusak dan Nao yang tubuhnya gosong terjatuh dari pohon itu.
"O-Onee-Sama, ke-kenapa kau tiba-tiba melepaskan sambaran petir keluar jendela?" Tanya Kuroko yang dibuat berkeringat dingin ketika melihat Mikoto menembakkan petirnya keluar jendela secara tiba-tiba.
"Aku merasa ada yang mengintipku dari luar jendela," Jawab Mikoto yang tangan kanannya masih mengeluarkan asap karena petir bertegangan tinggi yang baru saja ia tembakkan. "Tapi karena tidak ada suara teriakan apapun diluar jendela, kurasa kali ini perasaanku salah."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Katanya kau kekenyangan karena memakan hamburger terlalu banyak," Kata Kotori yang merasa jijik melihat cara makan Aisha yang agak barbar. "Tapi, kok kau sekarang sudah makan hamburger lagi, bahkan sudah menghabiskan sepuluh buah."
"Metabolisme dari tubuhku sangat cepat," Kata Aisha yang pipinya dan mulutnya penuh dengan remah-remah makanan. Makanya aku selalu makan dalam jumlah banyak."
"Aku juga dulu begitu," Kata Index yang duduk di sebelah Aisha. "Tapi berkat pengobatan akupuntur yang dilakukan oleh Chitose-san kepadaku, metabolisme tubuhku menjadi normal dan jumlah makanan yang kumakan menjadi normal juga."
"Karena kalau metabolisme tubuhmu itu tidak kubuat normal, maka biaya makan di Yuragi Sou akan membengkak!" Kata Chitose yang sedang memakan salad yang ia pesan sebelumnya. "Dan bisa-bisa penghuni Yuragi Sou yang lain, tidak akan kebagian jatah makan!"
"Pengobatan menggunakan tehnik akupuntur, ya," Kata Aisha yang sekali lagi melahap hamburger dalam sekejap. "Apakah aku bisa mendapatkan pengobatan yang sama."
"Itu tergantung dari tubuhmu apakah tubuhmu itu cocok untuk menerima pengobatan yang sama dengan Index-chan atau tidak," Kata Shizuka sambil meminum Espresso yang dibelinya. "Karena kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda."