tak berselang lama kak vino pun mulai kembali dengan membawa 2 mangkuk mie ayam ditangannya,rasanya benar benar melegakan sekali karena rasa lapar dan lemasku sebentar lagi terobati,kak vino pun bergegas menuju bangku tempat kita duduk sesampainya di bangku ia langsung menyodorkan mie ayam itu
"ini,nikmatilah." ia menyodorkan semangkuk mie ayam kepadaku
"ahhh iyaaa kakk,berapa harganya?." tanyaku
"sudahhh ini semua aku yg bayar,anggap saja ini salah satu permintaan maafku." ujar kak vino yg mulai menyantap mie ayamnya
"hmm baiklah,ehhh--." aku tersentak dengan kata kata kak vino tadi
"apa?sudahlah cepat makan,wajahmu sudah sangat pucat." ujarnya lagi
"hmm iya kak."balasku
akupun mulai menyantap dengan penuh nikmat namun pikiranku ditabrak kembali oleh kata kata yg dilontarkan kak vino tadi
'salah satu?!?! apa maksudnya itu apa masih banyak hal yg akan ia lakukan untuk permintaan maaf?apa sebesar itu rasa bersalahnya?!? ahhh sudahlahh lebih baik aku habiskan dulu makanan ku habis itu baru aku bahas' aku terus bergumam di dalam hati namun tiba tiba kak vino membuyarkan semua itu dengan perkataannya
"bagaimana rasanya? enak kan?." tanya kak vino sembari terus melahap
"ehh-e-itu iya kak enakk,enakk bangettt kakkk hehehehhe." sambarku kaget
"aku kira kamu tak akan menyukainya." lirih kak vino
"emang apa alasan kakak buat nyimpulin kek gtu?." aku kebingungan sekarang ini
"karena kamu kan anak orang penting semua orang mengetahui orang tuamu terutama ayahmu,ia benar benar terkenal karena ia pemilik bank ternama di Indonesia,aku fikir seleramu pasti sangat tinggi karena pasti kau bergaul dengan anak orang orang penting juga." jelas kak vino yg mulai menyimpan mangkuknya
"ihhh,engga kok walaupun ayah merupakan orang yg kakak anggap penting tapi aku tidak pernah pilih pilih soal makanan,semua aku suka kecuali yg mengandung bawang putih saja,ouh iya satu lagi,dari aku kecil hingga sekarang aku tidak banyak bergaul walaupun banyak yg bilang bahwa aku dan vasya seperti adik kaka karena sangat dekat namun sebenarnya aku tidak begitu dekat dengannya,aku hanya mempunyai satu sahabat dari kecil dan hingga sekarang kami masih bersahabat dan dia adalah sahabat terbaikku,memang banyak anak rekan rekan ayah yg ayah kenalkan namun entah kenapa aku merasa tidak bisa bersama mereka,." jelas ku panjang lebar lalu melanjutkan melahap dengan besar mie ayam yg telah kugulung
"ouh begitu maaf aku sudah bersuudzon,eh ngomong ngomong kenapa kamu gk bisa bergaul sama mereka,kan mereka sekelas dengan derajatmu." tanya kak vino sembari mengambil mangkuknya lagi lalu menyantapnya lagi
"karena aku lebih suka teman dengan sifat apa adanya dan yg sederhana,anak rekan rekan ayah hampir semuanya cenderung totalitas hidup mewah dan semua ingin serba wah,mereka benar benar konsumtif dan aku benci itu,dan satu lagi aku benar benar sangat sulit didekati oleh orang baru bahkan untuk bisa dekat dengan vasya saja ia memerlukan waktu lama untuk meluluhkanku." balasku yg tak terasa hampir menghabiskan mie ayamku
"ouh begitu,kau memang benar benar anak yg baik ya." puji kak vino yg mulai melengkungkan sepucuk senyum di wajahnya sembari mengangkat sebelah alisnya yg hitam pekat dan tebal
"engga ah biasa aja hehe." aku langsung merasa malu
"berarti aku orang beruntung?." tanya kak vino dengan wajah yg masih tersenyum
"beruntung apa?." aku kebingungan dengan pertanyaan kak vino itu
"beruntung karena bisa mengenalmu dengan mudah walaupun pada awalnya dimulai dengan kejadian yg tidak mengenakkan,maaf saat pertemuan pertama itu aku bukannya memberi kesan baik namun malah melukaimu." lirih kak vino seraya senyum di wajahnya perlahan pudar
"yaampunn,engga kok lagipula itu kan salah aku juga,waktu itu kan aku gak sengaja nabrak kakak." tukasku
"hmm baiklah,eh gakerasa ya mie ayamnya dah abis aja hahha." kak vino mulai kembali ceria setelah mendengar penjelasan ku tadi
"ehh iyaaa benerrr saking seriusnyaa wkwkwkwk." sahutku
"ouh iya kamu bilang kamu punya sahabat kecil siapa dia?." tanya kak vino
"adam kak." jawabku
"hahh?!-ehh maksudku ouhhh wahhh beruntung sekali dia." ucap kak vino
"hmm tidak juga." jawabku
setelah menyebut nama adam tadi rasanya aku jadi teringat adam,entah kenapa rasanya sesak sekali jika mengingat semua kenangan bersamanya,tanpa terasa akupun melamun
-----------Vino POV-----------
'siska,satu nama yg kini terus melekat di anganku,entah kenapa dari sekian banyak siswi yg mencoba mendekatiku,hanya dia yg bisa menarik semua jiwa dan anganku,aku kira ia akan mempunyai rasa seperti yg siswi siswi lain rasa kepadaku namun seperti nya dia memang benar benar berbeda,saat bersamaku ia benar benar apa adanya tanpa suatu rasa,terimakasih karena telah mencairkan hatiku yg selama ini beku dan kaku,kini rasanya indah sekali menatap nya saat ia melamun seperti ini seakan waktu terhenti hanya untukku,kini aku ingin jadi seberuntung adam yg kau sebut,aku ingin mengenalmu benar benar mendalam,aku bertekad akan selalu menjagamu siska...' batin vino
'walaupun sebentar lagi akan ada perpisahan diantara kita namun itu merupakan awal bagiku untuk mendapat sang pengisi anganku.' batin vino terus bertekad
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
saat aku tengah sibuk mengingat semua kenangan bersama adam tiba tiba kak vino membuka suara lagi dan membuyarkan semuanya lagi dan lagi
"ouh iya siska kamu sma mau lanjut kemana?." tanya kak vino
"lah kan masih lama,masih setaun lagi hahaha." ujarku terkekeh geli mendengarnya
"kan semua harus punya ancang ancang." alibinya seraya mengangkat kedua alisnya sekarang
"hmm kata ayah sih ke SMA garuda karya,." ucapku
"sma elite ituu?!?!?!!?!." sontak kak vino
"hmmm." dengusku
"wahhhh kauuuu hebattttt,apa alasan ayahmu menyuruhmu masuk kesitu siska?." tanyanya
"kata ayah sih itu punya rekan bisnis nya ayah,jadi kalo ada apa apa gampang infonya." jelasku
"ouh begitu,kebetulan aku juga mau kesitu loh,ouh iya berhubung seminggu lagi ujian kenaikan kelas aku ingin ber terimakasih juga meminta maaf atas semua yg aku lakukan ya." ujarnya
"ouh wahh haha bisa kebetulan gtu ya,ouh iya aku juga ya kak,." sahutku
"mungkin ini pertemuan terakhir kita karena kelas 9 kan sudah melewati ujian ujian dan tinggal menunggu perpisahan,jadi kelas 9 akan berlibur sembari menunggu kelas 7 dan 8 selesai ujian,ouh iya boleh ga minta no wa kmu." pintanya
"ahhh iya kakk sebentar aku tulis dulu ya." akupun langsung mengeluarkan selembar kertas notes kecil lalu menuliskan no ku,setelah selesai akupun memberikannya ke kak vino
"ini kak." aku pun memberikan no ku
"baik terimakasih,semoga walaupun kita berpisah tapi kita tetap bisa terhubung ya dengan wa,semangat menempuh ujian akhir ya dan semangat juga nugas di osisnya." ujarnya yg tersenyum kepadaku
"hmm ehh iya kak baikk." jawabku
"wahhh gakerasa ya kita udah lumayan lama,gimana kalo sekarang kita pulang,." ajak kak vino
"iya kak,gak kerasa ya,ayoo lagian udah siang juga matahari nya nyegat banget hehe." celetukku
"yaudah intinya maaf dan terimakasih banyak dah nyisihin waktu buat ngobrol disini,tolong tetap ingatlah pertemuan ini." pinta kak vino
"hmmm iya kak." lirih ku karena tanpa terasa sekarang dadaku terasa sesak,entah kenapa rasanya ingin sekali menangis tanpa aku tau sebabnya apa
"yaudah ayo aku anter pulang." ajaknya
"gausah kak terimakasih aku bisa pulang sendiri hehe." tolakku halus seraya bingung
"hmmm baiklah terimakasih." ia pun menyunggingkan senyum di bibir yg berwarna merah muda yg terpampang jelas dikulit putihnya
aku dan kak vino pun beranjak pulang,semua terasa seperti ada hal baru yg aneh tapi aku sama sekali tidak mengerti apa itu,entahlah semua selalu memenuhi otakku setelah momen tadi itu.