selesai menulis setiap adegan dalam mimpinya, Seli mulai membuat blog untuk di isi dengan tulisannya.
baru saja dia membuka kolom untuk membuat blog dia langsung terhenti di bagian nama yang akan di gunakan untuk blog-nya. tahu bahwa sekarang dia tak miliki ide untuk nama blog-nya dan tahu bahwa dia tak bisa jika harus kembali tidur untuk mengistirahatkan otaknya, Seli memilih untuk mengambil buku dan alat tulis dan mulai mencoret-coret buku itu. tujuannya satu, menemukan ide dalam kebuntuan pikirannya.
tanpa sadar bukunya sudah di penuhi dengan garis abstrak yang malang melintang tak karuan.
menghabiskan nafas kasar, Seli lebih memilih untuk menatap langit-langit kamarnya. 'ini akibatnya kalo otak kelamaan nggak di pake.'
pelan Seli mengurut pangkal hidungnya guna mengurangi rasa pening di kepala.
siang berlalu dengan cepat di gantikan malam. meski begitu tampak tak ada perbedaan pada Seli.
baginya apapun yang terjadi asal tidak menimpa dan mengganggunya itu bukan sesuatu uang penting.
padahal di luar sana bintang bertaburan memenuhi angkasa meski tidak di temani bulan. terlihat juga milk way yang indah membentuk guratan terang di angkasa.
ah, sudah berapa lama Seli lewatkan pemandangan seperti ini. dulu, sebelum dia mengerti lebih banyak hal hidupnya terasa senang dan tanpa beban.
aneh sekali jika di pikirkan, semakin sedikit yang kita tahu semakin bahagia hidup kita. tapi kenapa kita dulu selalu ingin tahu banyak hal dan menyusahkan diri seperti ini?
nah, saat seperti inilah jawaban "inilah hidup" di gunakan.
rasanya rindu menjadi anak kecil yang selalu ingin tahu banyak hal dan bermain sampai lelah tanpa perlu memikirkan beban hidup.
Seli menggelengkan kepalanya, meski belum ada ide, tetap percuma jika dia diam saja seperti ini. tangannya kembali menggenggam alat tulis dan kembali mencoret-coret buku di depannya.
Seli selama ini hidup di dunia mimpi, kata andai adalah mantra paling kuat untuk ya terus bertahan hidup sampai sekarang. sayangnya, 'andai' sekarang tak bisa membantunya lebih baik. malah 'andai' membuatnya ingin segera menutup mata dan kembali ke alam mimpi.
capek, bola kertas sudah memenuhi kamarnya. rambutnya yang sebelumnya berantakan karena di ikat asal tambah berantakan karena terlalu sering di Jambak sendiri. tak tahu lagi harus berbuat apa untuk mengisi kekosongan di otaknya dengan ide, Seli lebih memilih untuk mandi air dingin.
masa bodo dengan malam yang sudah larut, otaknya panas karena di paksa terus bekerja. tapi jangankan hasil ide saja tak ada yang muncul.
sejam mungkin Seli di kamar mandi. dengan tubuh kedinginan dan perut kosong dia mencoba untuk membuat teh hangat.
sambil mengaduk teh hangat yang baru saja di tambahkan gula, kepal seli miring tanpa di sadari, keningnya terlihat berkerut, 'ini pagi atau malam', batinnya.
kepalanya mendongak, matanya menyipit karena terangnya lampu di dapur. 'malam dan lampu, cahaya dan bayangan. kamar dan jendela, ide pun muncul.'
tiba-tiba suara tawa Seli memenuhi dapur. dia merasa geli sendiri dengan pemikirannya. 'sudahlah mungkin ini cocok untuk di jadikan isi blog aku. dari pada nggak ada ide gini.'