Suara Serefina yang tiba-tiba muncul itu mengejutkan Kace dan Lana selagi mereka menolehkan kepala pada saat yang bersamaan menuju sumber suara itu berasal.
"Ada apa?" Serefina mengenakan dress hijau panjang hingga menyentuh kedua lutut dan sepatu bot kuning beserta rambutnya yang merah, penampilan keseluruhan busananya sangat menarik perhatian.
Kace mengerutkan kedua alis tatkala ia menganggap warna busana penyihir yang saling bertabrakan itu cukup mengganggunya. "Apa yang kau lakukan di sini?"
"Aku merindukanmu." Serefina mengedipkan mata ke arah Kace, tampaknya suasana hatinya sedang senang dan terlihat agak mabuk karena Kace dapat mencium aroma alkohol dari tubuh wanita itu.
"Penyihir gila." Kace bergumam. "Apa kau baru saja mengunjungi kawanmu lagi?"
"Hm." Serefina menganggukkan kepala dan menghela napas dalam-dalam sambil menutup kedua matanya seakan sedang berusaha tetap sadar untuk beberapa saat, yang mana hal itu mungkin saja terjadi bagi seorang Serefina.
