Jedrek berdiri seorang diri di bawah sinar bulan, di tengah-tengah jalaman, merasakan angin yang membelai kulitnya dan menerbangkan jubahnya. Malam ini terasa sangat tenang. Ia bertanya-tanya jika ia akan merasakan perasaan seperti ini lagi dua hari dari sekarang ketika upacara pasangan itu dilaksanakan.
Namun, bahkan sekarang ia tidak merasa tenang, karena semua masalah yang ada di sekitarnya.
Percakapannya yang terakhir bersama dengan kedua adiknya, sungguh meninggalkan lubang yang sangat besar di hatinya. Walaupun ia sudah mencoba untuk tidak menunjukkannya di dalam ekspresi wajah, namun ia tidak bisa menahannya namun memikirkan apakah yang ia katakan sudah benar? Atau ia mengatakannya dengan cara yang salah dan mereka juga salah mengiranya.
Jedrek akan berbohong jika ia berkata bahwa ia tidak khawatir dengan apa yang akan dipikirkan oleh kedua adiknya setelah mendengar apa yang ia katakan.