Demon itu menaikkan sebelah alisnya selagi ia menetap ke arahnya, merasa terhibur. "Jadi, kau memang bisa melihatku."
Lilac sedang tidak dalam suasana hati yang baik untuk bermain-main dengan demon ini, namun jika dipikirkan lagi, mungin ini akan menjadi cara yang bijak untuk melampiaskan perasaan frustasinya.
Gadis itu memelototi demon itu tanpa rasa takut selagi ia menyilangkan kedua lengan di depan dadanya, dia meniru senyuman iblisnya dan berkata dengan nada menantang. "Bagaimana sekarang?"
Ada kilatan raut keterkejutan yang melintas di wajah pria itu, namun dengan cepat langsung menghilang seraya mata emasnya mengamati gadis yang ada di depannya, dia memiringkan kepalanya. "Fae? Penyihir? Atau vampir?" Dia berusaha untuk menebak, namun tidak satupun yang cocok untuk mendeskripsikan siapa Lilac. "Tidak mungkin kau adalah manusia."
"Oh, ayolah..." Lilac memutar bola matanya ketika dia mendengarnya, memberi tatapan tidak percaya.
