Hope dipaksa harus melihat monster itu yang berada di dalam sebuah kerangkeng yang besar. Ada tiga buah tombak yang menancap di punggungnya dan darah telah mengubah bulu putihnya menjadi warna merah tua.
Pemandangan itu sendiri sudah membuat Hope gemetar ketakutan, seakan-akan dia bisa merasakan rasa sakit monster itu. Namun, meskipun begitu, monster itu tampaknya tidak menyadari kondisinya tersebut selagi ia terus membenturkan tubuh terhadap jeruji besi yang membatasi gigi taringnya tatkala raungan menggelegar membelah udara.
Meskipun monster itu masih berada di dalam kerangkeng, namun para pemburu di sisi luarnya sama-sama menunjukkan raut waspada ketika mereka menghampirinya.
"Bius dia lagi!" Pria itu, yang tampak seperti pemimpin para pemburu tersebut, yang sudah salah paham terhadap niat Hope hingga menyebabkan kesalahpahaman ini, memberi perintah kepada pemburu di sampingnya dengan tatapan tabah.