Chapter 17 - Bab 16

Sedari tadi jantungnya berdetak dengan sangat kuat membuatnya takut pria itu akan mendengar suara debarannya.

Tadinya ketika dia berduet dengan Declan, Kaylee sudah merasa lebih mengontrol debarannya dan menikmati permainannya. Dia sama sekali tidak mengira rupanya dia sangat menikmati four hands duet ini bersama Declan.

Namun ketika lengan kiri Declan melewati punggungnya, jantungnya kembali berdesir kuat.

Dan kini telinganya bahkan bisa mendengar dengungan debaran jantungnya sendiri begitu dia menoleh dan sadar wajahnya sangat dekat dengan pria itu.

Sepasang bola mata yang seakan menarik jiwanya, tulang hidung yang sempurna serta rahang yang tegas membuat Kaylee tidak bisa bernapas.

Ini pertama kalinya dia berada sangat dekat dengan lawan jenis! Terlebih pria ini adalah orang yang dicintainya!?

Seketika Kaylee merasa dirinya sedang mabuk. Wajahnya memanas serta kepalanya mulai terasa pusing. Keadaannya saat ini seperti orang yang sedang mabuk karena telah minum berakohol melebih batasannya.

Kaylee melamun dan pandangannya tidak fokus, terlebih saat matanya memandang bibir seksi yang menggiurkan itu.

Seperti apakah rasanya berada dalam pelukan Declan? Seperti apakah rasanya berciuman mesra dengan pria ini?

Sementara Declan yang sedang berusaha mati-matian untuk menahan diri, merasa pertahanannya runtuh seketika menyadari arah pandangan gadis itu.

Jarak yang sudah sangat dekat, ditutupnya secara perlahan dengan menurunkan wajahnya. Targetnya adalah... bibir merah jambu mungil yang pasti rasanya enak.

Kaylee kalang kabut begitu merasakan hembusan pepermint menerpa wajahnya. Apakah pria ini akan menciumnya? Apakah ini akan menjadi ciuman pertama mereka?

Tapi kenapa Declan mau menciumnya? Bukankah pria itu gay? Ataukah dia hanya sedang bermimpi?

Ah, masa bodoh!

Kaylee tidak peduli apakah pria yang dicintainya itu gay atau tidak? Diakui atau tidak, mereka sudah bertunangan walau belum resmi. Keluarga kedua pihak juga sudah menyetujuinya.

Apa salahnya Kaylee berciuman dengan tunangannya?

Memikirkan ini, Kaylee duduk diam menunggu dengan hati berdebar-debar. Dia benar-benar seperti orang mabuk sekarang sehingga dia tidak bisa berpikir jernih.

Tanpa sadar Kaylee menahan napas begitu sepasang bibir basah menyentuh kulit pipinya... lebih tepatnya ujung bibirnya.

Declan tidak langsung mencium bibirnya! Pria itu memberi kecupan ringan di sudut bibirnya, bergerak ke atas menuju tulang pipinya. Lalu bergerak ke samping untuk mengecup hidung mancungnya dan naik keatas mengecup kedua mata indahnya.

Kaylee harus memejamkan matanya agar pria itu mengecup matanya dengan leluasa. Harap diingat, saat ini Kaylee masih menahan napasnya dan belum membuang napasnya sedari tadi.

"Darling, bernapaslah."

Kaylee membuka matanya lebar-lebar begitu mendengar nama panggilan sayang pria itu. Ini pertama kalinya pria itu memanggilnya darling!

"Bernapaslah cantik, aku tidak ingin kau pingsan kehabisan napas." Declan membelai rambut belakangnya dengan sentuhan merayu membuat Kaylee tercekat.

Dia menuruti pria itu dan langsung segera membuang napas dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

Saat ini Kaylee terengah-engah seperti baru saja melakukan lari maraton 100 meter.

"Gadis pintar."

Ha? Apakah baru saja Declan sedang memujinya ataukah sedang meledeknya? Kaylee sama sekali tidak tahu. Namun dia tahu akan satu hal, pria itu menganggapnya seperti anak kecil!

Dia hendak protes dan mengalihkan pembicaraan. Dia ingin melarikan diri dari sini kalau tidak, jantungnya sudah pasti akan meledak.

Setelah berhasil menenangkan dirinya, Kaylee membuka mulutnya untuk protes. Namun belum sempat Kaylee mengeluarkan suaranya, Declan membungkamnya dengan... mulutnya!!

Sekali lagi mata Kaylee melebar terlalu syok akan apa yang terjadi. Seketika dia menjadi patung dan tak bergerak.

Declan memanfaatkan kediaman Kaylee serta mulut gadis itu yang sedang terbuka dengan memasukkan lidahnya menjelajah isi manis mulut gadis itu.

Kaylee yang belum pernah berhubungan intim dengan seorang pria sebelumnya lagi-lagi dibuat syok oleh pria ini. Dia sama sekali tidak mengira Declan akan mencicip isi mulutnya dengan lidahnya.

Kaylee meronta dan berusaha mendorong tubuh pria itu menjauh. Ini terlalu berat untuknya.

Sekarang dia menyesal telah memikirkan ingin merasakan berciuman dengan pria itu. Kini dia merasa sangat takut akan apa yang dilakukan pria itu selanjutnya.

Sadar dia tidak bisa melawan karena tenaga pria itu jauh lebih besar darinya, Kaylee menyerah dan membiarkan pria itu mengulum bibirnya.

Declan sadar gadis pujaan hatinya telah berhenti melawan, tapi gadis itu masih terasa kaku. Dia bahkan merasakan tangan yang mencengkeram baju bagian dadanya bergetar hebat. Apakah gadis itu takut padanya?

Yah, gadis mana yang tidak takut jika dicium tiba-tiba seperti ini dan langsung melakukan French kiss?

Pada akhirnya Declan mengurangi intensitas cumbuannya. Dia mencecap dengan gerakan membuai, merayu, sesekali melepaskan cumbuannya hanya untuk memberi kesempatan gadis itu untuk mengambil oksigen. Lalu menyerang bibir gadis itu kembali tanpa memberi kesempatan Kaylee untuk mencerna apa yang sedang terjadi.

Kaylee yang tadinya merasa takut, kini malah terasa terbuai oleh cara cumbuan Declan. Dia bahkan mengikuti instingnya untuk membalas ciuman pria itu. Hal ini membuat Declan bersukacita hingga ke langit ke tujuh dan semakin rakus melahap bibir gadis itu.

Declan mengeratkan pelukannya pada gadis itu, sementara Kaylee telah mengalungkan kedua tangannya ke leher Declan sembari menyisiri rambut tebal pria itu.

Mereka masih berciuman mesra hingga beberapa menit sebelum mereka mengakhir aktifitas mereka dengan napas tersengal-sengal.

Rona muka Kaylee bersinar-sinar seolah dia sedang mengalami suatu kebahagiaan. Sinar matanya berkaca-kaca dengan indah dan caranya berkedip sangat menggodanya.

Dengan menggunakan ibu jarinya, Declan mengelus bibir merah yang kini warnanya berubah dari merah jambu menjadi merah gelap dan agak bengkak.

Rasa sepasang bibir ini, cara gadis ini bereaksi terhadap ciumannya... Declan tidak yakin apakah dia bisa menahan diri mulai sekarang.

Dia mulai kecanduan ingin menikmati bibir ini.

"Kurasa aku harus membawamu keluar dari sini."

Pandangan Kaylee yang begitu memikat hatinya kini memandanginya dengan penuh bertanya-tanya.

"Kau ingin aku menyerangmu hingga tuntas?"

Kaylee langsung menurunkan kedua tangannya sambil menggeleng kepala dengan cepat dan bergeser agak menjauh. Untungnya Declan membiarkannya.

Declan tersenyum geli melihat tingkah gadis itu lalu menggandeng tangannya bangkit berdiri dan berjalan menghampiri ibunya.

Sayangnya Declan tidak menyadari muka mendung yang menghiasi wajah Kaylee saat ini.

Didalam pikiran Kaylee saat ini dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan.

Bukankah Declan adalah gay?

Bukankah Declan menyukai 'Nick'?

Mengapa pria itu menciumnya?

Bukankah pria itu tidak menyukainya dan bersikap dingin padanya?

Apakah karena pria itu merasa terhanyut sesaat sehingga bisa menciumnya dengan begitu agresif?

Cara cumbuan pria itu sungguh memabukkan. Sudah berapa banyak pria itu berciuman? Apakah pria itu bisa berciuman dengan semua orang tidak peduli gendernya?

Apakah itu berarti Declan Black yang sebenarnya adalah biseksual?

Wajah Kaylee semakin mendung memikirkan pertanyaan terakhir ini.