Chereads / Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 45 - Aku Sangat Menyukai Dirinya

Chapter 45 - Aku Sangat Menyukai Dirinya

Dehidrasi? Pingsan? Ji Xiaonian berusaha mengingat-ingat apa yang sebenarnya sudah terjadi. 

Perlahan-lahan Ji Xiaonian pun mulai mengingat mengapa dia bisa mengalami dehidrasi dan jatuh pingsan. Rupanya, setelah menerima pesan singkat dari Bai Yan, dirinya terus menunggu di tempatnya semula. Dengan bodohnya dia tidak berani untuk berteduh ke tempat lain karena takut pria itu tidak dapat menemukannya. Namun, setelah menunggu beberapa waktu, pria itu tak kunjung tiba. 

Ji Xiaonian juga teringat, tepat ketika dirinya memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, dilihatnya Yu Shengjie berjalan mendekat dari kerumunan orang. Bagaimana Yu Shengjie dapat berada di sana juga? Pikirnya setelah tersadar.

Kini Ji Xiaonian kembali mengangkat kepalanya dan menatap Yu Shengjie yang duduk di samping ranjangnya. Tepat ketika ingin bertanya pada sepupunya itu soal bagaimana dia dapat berada di perkebunan tersebut, tiba-tiba ponselnya berdering.

Ji Xiaonian pun segera meraih ponselnya, lalu dengan cepat mengangkatnya. Baru saja dia menaruh ponsel di telinga dan belum sempat berbicara sepatah kata pun, terdengar suara yang begitu ketus dan setengah membentak, mencecarnya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.

"Ji Xiaonian, apa kamu perlu keras kepala seperti ini?! Tampaknya kamu selalu ingin memancing emosiku, ya?! Apa kamu sengaja mau menguji kesabaranku? Kamu sekarang sebenarnya ada dimana?! Kalau kamu tidak cepat kembali kemari, aku pastikan kamu akan pulang sendiri berjalan kaki ke rumah!" cerca Bai Yan dengan ketus pada Ji Xiaonian tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara sama sekali.

Ji Xiaonian terdiam karena terkejut mendengar Bai Yan tiba-tiba memarahinya seperti itu. Aku keras kepala? Sengaja ingin menguji kesabarannya? Apa maksudnya? Apa dia tidak tahu kalau aku jatuh pingsan dan sedang berada di rumah sakit saat ini? Batinnya yang kebingungan.

"Bukan begitu… A… Aku…" Ji Xiaonian membuka mulut dan ingin menjelaskan yang sebenarnya terjadi pada pria di seberang sana. Namun, Bai Yan sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk berbicara dan alih-alih malah memotong pembicaraannya.

"Cukup omong kosongmu! Aku beri kamu tiga menit. Kalau kamu tidak segera kembali ke mobil, pulang saja sendiri ke rumah! Bisa-bisanya bersikap kekanak-kanakan seperti ini!" bentak Bai Yan lagi.

Di pikiran Bai Yan, Ji Xiaonian saat ini pasti sedang tidak senang hati karena dirinya mengajak Fang Miaoling untuk ikut. Sehingga membuatnya menghilang begitu saja seperti saat ini. Dia tadinya sudah mengelilingi perkebunan selama berjam-jam untuk mencarinya, namun sama sekali tidak melihat keberadaannya. Saat dihubungi berkali-kali juga gadis itu tidak menjawab teleponnya. 

Baru kali ini Bai Yan diperlakukan seperti ini oleh Ji Xiaonian. Biasanya, gadis itu selalu membicarakan dengan dirinya kalau-kalau ada yang mengganjal di hatinya. Namun kali ini tanpa mengucapkan sepatah kata pun, gadis itu menghilang begitu saja. Hal ini tentu membuatnya kesal setengah mati. Dia merasa bahwa semakin dirinya bersikap baik terhadapnya, semakin juga gadis itu bertindak semaunya sendiri.

Ji Xiaonian hanya terdiam mendengar suara Bai Yan yang terus-terusan membentaknya dari seberang telepon. Dia yang tadinya berniat untuk memberi penjelasan pada pria itu, kini hanya terdiam seribu bahasa menahan emosi. Di dalam hatinya kini muncul rasa sakit hati yang mendalam.

Jelas-jelas Bai Yan sendiri yang menyuruhnya untuk menunggu disana. Dan walau Ji Xiaonian telah menunggunya begitu lamanya, pria itu tidak juga kunjung terlihat batang hidungnya hingga akhirnya dia mengalami dehidrasi lalu jatuh pingsan. Masih untung ada Yu Shengjie yang dengan sigap membawanya ke rumah sakit. Jika tidak, entah bagaimana nasibnya saat ini.

Jelas-jelas Bai Yan tidak tahu menahu atas apa yang sebenarnya telah terjadi pada dirinya. Namun, malah menyalahkan Ji Xiaonian tanpa mau mendengar penjelasan apa pun. Hatinya pun semakin terasa sesak dan kesal. Hatinya kini bagaikan tersiram cairan empedu, begitu pahit rasanya.

Emosi mulai menguasai Ji Xiaonian hingga rahangnya terlihat mengeras. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Kalau begitu pergi saja sana! Aku juga tidak memintamu untuk menungguku. Pergi saja sana, bawa sekalian adik perempuanmu itu. Pergi semakin jauh akan semakin baik. Dasar pembohong! Aku sangat membencimu!" Tanpa menunggu reaksi dari Bai Yan, dia dengan segera memutuskan sambungan teleponnya.

Kemudian, Bai Yan kembali menghubungi Ji Xiaonian. Ponselnya pun berdering dan memperlihatkan nama pria itu pada layar ponselnya. Melihat hal itu, Ji Xiaonian segera meraih, lalu mematikan ponselnya. Dia takut jika menjawab panggilan teleponnya, pria itu bisa saja membentaknya sekali lagi.

Jelas-jelas salahnya sendiri! Bisa-bisanya membentakku seperti itu? Jelas-jelas hari ini keluar untuk berkencan! Bisa-bisanya dia mengajak Fang Miaoling? Sebenarnya di matanya aku dianggap apa? Bahkan mungkin aku bukan apa-apa baginya! Mungkin saja selama ini dia baik padaku hanya karena telah berjanji pada kakak untuk menjagaku! Dipikirnya aku ini gadis bodoh? Mengapa dia terus-terusan menginjak-injak harga diriku?! Pikir Ji Xiaonian yang kini perasaannya berkecamuk dengan hebatnya.

Terpikir akan dirinya begitu bodoh, bisa-bisanya dia mempercayai bahwa akhirnya Bai Yan juga menyukainya dan setuju untuk berpacaran dengannya. Ujung-ujungnya pria itu malah sekali lagi menyakitinya seperti ini. Ji Xiaonian merasa begitu sedih dan mulai menangis sambil duduk memeluk lututnya.

Yu Shengjie yang duduk di samping Ji Xiaonian, mendengar dengan jelas suara Bai Yan yang membentak-bentak gadis itu di telepon. Kini dia menatapnya selama beberapa saat tanpa mengatakan sesuatu. 

Melihat Ji Xiaonian yang terus menangis dengan hebatnya, Yu Shengjie mendekatkan tubuhnya, lalu menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut. "Jangan masukkan di dalam hati. Orang yang tidak menaruhmu di hatinya, tidak pantas untuk kamu tangisi seperti ini," tuturnya dengan lembut.

"Tapi aku sungguh-sungguh menyukainya. Aku sebelumnya juga mengira kalau dia memiliki perasaan yang sama denganku. Kalau tidak, buat apa dia menciumku? Tapi nyatanya aku salah besar. Aku sama sekali tidak ada di dalam hatinya, makanya dia sampai tega berbuat seperti ini terhadapku," kata Ji Xiaonian masih dengan terisak. 

"Dia pasti tidak tahu, sudah berapa kali dia melukai hatiku. Kenapa dia setega ini padaku? Kenapa dia terus-terusan menyakiti hatiku? Kak Shengjie, sebenarnya aku harus bagaimana agar dia dapat mengerti isi hatiku?" sambungnya lagi.

Ji Xiaonian kembali menangis dengan hebatnya. Tangisannya terdengar sangat menyayat hati orang yang mendengarnya. Tampak sebuah kesedihan yang mendalam tersirat dari tangisannya. Tanpa disadari, kini kepalanya telah berada di dalam pelukan Yu Shengjie. 

Sementara Yu Shengjie tidak lagi mengatakan apa-apa dan hanya mengelus-elus kepala gadis kecil itu. Dia hanya menghela napas melihat Ji Xiaonian menangis menjadi-jadi. Hatinya pun ikut terasa sedih melihatnya.

***

Di waktu yang sama, Bai Yan masih berada di area parkir dan belum meninggalkan perkebunan stroberi itu. Dia terlihat berdiri di luar mobilnya sambil menggenggam ponselnya. Dia terlihat tertegun beberapa saat dan cukup terkejut akan reaksi Ji Xiaonian yang seperti itu setelah menghilang begitu saja tanpa memberinya kabar. Belum lagi dia merasa bingung setelah gadis itu mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pembohong. Hatinya tidak karuan saat ini. 

Ketika Bai Yan masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi, tiba-tiba terdengar suara Fang Miaoling berseru padanya dari dalam mobil, "Ada apa kak? Xiaonian tidak mau ikut pulang bersama kita?

Bai Yan kembali tersadar setelah mendengar suara Fang Miaoling memanggilnya. Dia kini terlihat memasuki mobilnya dan meletakkan ponsel di samping kursinya. Tanpa menggubris pertanyaan adik angkatnya itu, dia menjalankan mobilnya menuju ke rumah.

Masa bodoh dengan gadis itu! Bukannya dia sudah besar? Pasti bisa mengurus dirinya sendiri dan pulang ke rumah, batinnya kesal.

Namun siapa sangka, walau kini Bai Yan terlihat serius mengemudi, namun sebenarnya pikirannya sedang melayang-layang mengkhawatirkan Ji Xiaonian. Dia sama sekali tidak dapat tenang meninggalkan gadis itu sendirian di luar sana.

Bai Yan segera menghentikan mobilnya dan menoleh pada Fang Miaoling dan berkata, "Aku masih ada urusan yang harus aku selesaikan. Kamu pulang saja duluan naik taksi. Aku akan memberimu uang."

"Tapi Kak Yan, barang bawaanku begitu banyak," ujar Fang Miaoling sambil menatap sekeranjang stroberi yang ada di pangkuannya.

Bai Yan sama sekali tidak menggubris perkataan Fang Miaoling dan telah turun dari mobilnya untuk memanggil taksi. Kebetulan sebuah taksi lewat, dia pun segera menghentikannya, lalu membukakan pintunya untuk gadis itu.

"Dia akan mengantarkanmu langsung sampai ke rumah," kata Bai Yan setelah memberitahu alamat tujuan pada supir taksi.

Fang Miaoling dengan terpaksa turun dari mobil Bai Yan sambil membawa sekeranjang penuh stroberi yang tadi dipetiknya. Dengan tidak rela dia masuk dan duduk di dalam taksi. Awalnya, dia ingin mengatakan beberapa kalimat pada kakak angkatnya, namun ketika menoleh, pria itu sudah berjalan ke mobilnya tanpa meliriknya sama sekali. Tidak lama kemudian, dia terlihat telah berada di dalam mobil, lalu mengemudikannya tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Setelah melihat mobil Bai Yan pergi menjauh, barulah Fang Miaoling memberi instruksi pada sopir taksi agar mengantarnya pulang.

***

Bai Yan mengemudi kembali ke arah perkebunan stroberi yang tadi didatanginya sambil terus-terusan mencoba untuk menghubungi ponsel Ji Xiaonian, namun sama sekali tidak ada nada sambung. Rupanya, gadis itu sudah mematikan ponselnya, hal ini membuatnya merasa sangat kesal dan marah saat ini. Jika bertemu dengan gadis itu nantinya, dia pasti akan memberinya pelajaran karena telah berbuat semaunya seperti saat ini.

Bai Yan terus melajukan kendaraannya sambil mencari posisi Ji Xiaonian menggunakan GPS. Ketika posisi gadis itu muncul di sebuah rumah sakit tidak jauh dari sana, dia terkejut dan menginjak rem tiba-tiba. Pikiran buruk mulai bermunculan di kepalanya saat ini.

Rumah sakit? Bagaimana bisa dia berada di rumah sakit? Gumam Bai Yan yang cemas. Dia kemudian segera memutar balik mobilnya dan melaju pesat ke arah rumah sakit.

Tepat begitu Bai Yan tiba di rumah sakit, saat itu juga dia bertemu dengan Yu Shengjie yang memapah Ji Xiaonian keluar. Ketiga orang itu terlihat berdiri di depan pintu rumah sakit tanpa saling berbicara sedikitpun. Ketiganya terlihat saling menatap satu sama lain dan membuat suasana di sekitar mereka terasa sangat mencekam saat ini.