Chereads / Cinta Tuan Gu Bukan Untukku / Chapter 43 - Komandan Sampai

Chapter 43 - Komandan Sampai

Huo Weiwu dan Yan Zi sudah sampai di villa. Tak menyangka jika pesta yang diharapkan akan menyenangkan hatinya ini justru bertemu dengan musuhnya Huo Chun. Selain itu, luka di kakinya itu seketika kambuh.

"Oh, lihatlah, kakimu sakit. Keadaanmu yang seperti ini masih berani datang ke acara kencan buta ini? Siapa yang akan melirikmu? Kau saja tidak tahu sudah berapa kali 'dipakai' Wei Yankang. Kau sudah membusuk! Pasti kau sudah membuang janin beberapa kali." Huo Chun mengatakannya dengan keras, sampai terdengar oleh orang-orang di sekitar mereka.

Huo Weiwu tersenyum bingung dan marah. Ia telah mendengar banyak fitnah. Meski demikian jika ia marah, hal itu seperti membenarkan semua pernyataan ular berbisa ini.

"Yang kau katakan itu tentang dirimu sendiri? Presdir Wu bilang padaku... benar-benar kasihan. Kalau anak kalian lahir, mungkin dia dan istrinya bercerai." Huo Weiwu gantian menyindir dengan tersenyum.

Huo Chun membelalakkan mata, lalu mendapati semua orang melihat dirinya dan Huo Weiwu. Ia marah karena malu, "Apa maksudmu? Siapa itu Presdir Wu? Aku tak mengerti apa yang kau katakan."

"Oh iya!" Huo Weiwu melirik ke arah dada Huo Chun. "Dimana kau membentuk dadamu? Bisa membesar dari ukuran A jadi ukuran C seperti itu. Yah, meski harusnya mengendur sedikit. Kualitas dokter bedahmu tidak main-main."

"Omong kosong apa lagi yang kau katakan? Dadaku ini asli." Pekik Huo Chun menusuk telinga.

"Kau terlihat seperti perempuan simpanan. Bagaimana kalau tubuh palsumu itu muncul keluar dari hidung? Dagumu yang terpotong, bisa membengkokan mulutmu. Lalu, sudut matamu ini, adakah orang yang bilang kalau matamu terbuka terlalu lebar, terlihat tidak natural." Huo Weiwu mengatakannya dengan sungguh-sungguh.

"Hati-hati dengan omonganmu. Aku bisa menggugatmu atas pencemaran nama baik." Seluruh tubuh Huo Chun bergetar karena semakin jengkel.

"Ada yang salah dengan omonganku? Aku punya fotomu sebelum operasi plastik. Aku akan mencari orang untuk mengomentarinya." Huo Weiwu membuka ponsel, menampilkan foto Huo Chun.

Kebetulan sekali, bersamaan dengan itu ada seorang pria paruh baya berjalan melewati Huo Weiwu.

"Paman, lihatlah, ini foto wanita nomor 36. Apakah dia belum operasi plastik?" Tanya Huo Weiwu kepada pria yang lewat itu.

Melihat pria itu, wajah Huo Chun memucat, kepalanya langsung menunduk. Ia mengepalkan tangan erat-erat.

Pria itu melihat foto Huo Chun di ponsel Huo Weiwu, lalu melihat Huo Chun. "Di undangan sudah tertulis bahwa tidak boleh ada peserta yang operasi plastik. Kau didiskualifikasi." Pria itu melambaikan tangan memanggil petugas keamanan.

Huo Chun menatap Huo Weiwu, "Kau jahat! Benar-benar keji seperti ular! Baik burukku, aku tetap sepupumu. Tapi kau memperlakukanku seperti ini. Tunggu saja pembalasanku!"

Huo Weiwu melihat Huo Chun digiring petugas keamanan untuk keluar. Ia menundukkan matanya.

Huo Weiwu hanya ingin menyerangnya balik, bukan bermaksud untuk membuatnya terdiskualifikasi. Baginya, penampilan dan latar belakang Huo Chun tidak sulit untuk disukai para petinggi.

Pria paruh baya itu memperingatkan pada semua peserta wawancara, "Kalau masih ada peserta operasi plastik di sini, sekali ketahuan, akan kami bawa ke pengadilan dan menjamin hidup kalian selamanya ada di penjara. Wawancara sudah dimulai. Peserta yang operasi plastik, silahkan meninggalkan tempat."

Setelah pria itu memperingatkan, separuh peserta yang ada di ruang utama langsung meninggalkan tempat.

Yan Zi gembira di atas penderitaan para peserta yang terusir itu. Ia lalu memberi jempol kepada Huo Weiwu, "Kakak memang hebat! Sekali serang, hampir separuh orang yang mati."

Sayangnya Huo Weiwu tidak terlihat gembira, "Kau pergilah wawancara, aku mau istirahat di kamar."

Sesampainya di ruang 303, Huo Weiwu langsung melempar tasnya ke ranjang, lalu masuk ke kamar mandi untuk mengganti pembalut.

Dari jendela kamar mandi, terlihat taman bunga dan kolam renang. Airnya yang terpapar sinar matahari terlihat seperti gemerlapan cahaya berwarna biru.

Huo Weiwu lapar. Pandanganya teralihkan pada buku panduan di atas meja. Di buku itu tertera nomor telepon untuk memesan makanan. Ia pun mencoba dengan sopan menelepon nomor itu.

Setelah dengan mudah memesan seporsi mie saus kedelai. Ia pun berbaring di atas ranjang.

"Nguuuuung" Terdengar suara deru mesin yang keras dari kejauhan. Suara itu semakin mendekat.

Huo Weiwu mengerutkan alis. 'Apakah sekarang semua petinggi suka menggunakan helikopter kemanapun mereka pergi?'