Chereads / Berburu Roh Jahat / Chapter 6 - Jangan Menutup Telepon

Chapter 6 - Jangan Menutup Telepon

Karena buku Tubuh Emas Arhat adalah buku asli, maka setelah berlatih menggunakan buku itu, kekuatan yang dihasilkan pasti sangatlah hebat.

Fang Zheng hanya dapat berlatih pada waktu terpanas, yaitu pada siang hari. Kalau ia berlatih pada pagi ataupun malam hari, nanti akan terjadi sesuatu yang buruk.

Ada 306 macam postur yang tertulis dalam buku 'Tubuh Emas Arhat', dan setiap postur akan dibagi menjadi puluhan postur, sehingga jurus tersebut sangat rumit. Rahasia di balik 306 postur tersebut, dari yang sederhana hingga ke yang rumit, dapat diungkap secara bertahap, yaitu dengan melatih 206 tulang dan 639 otot di seluruh tubuh. Melatih postur tersebut bisa membuat tulang menjadi sekeras baja, bisa mengubah darah untuk meningkatkan kebugaran fisik, hingga mencapai tubuh sejati arhat. 

Kini, Fang Zheng sedang membaca-baca buku 'Tubuh Emas Arhat'. Informasi yang dijelaskan di dalamnya cukup misterius.

Setengah jam kemudian…

Fang Zheng berkedip dua kali. Tubuhnya berkeringat, dan raut wajahnya tampak terkejut. Dengan tidak percaya, dia berkata, "Ternyata aku... bisa memahami semua rahasia tentang 306 postur itu dengan begitu mudah?"

"Bukankah orang-orang mengatakan bahwa orang biasa harus berlatih keras selama 10 tahun untuk memahami semua jurus tersebut dan baru bisa diterima sebagai murid?"

Karena setiap postur harus dilatih selangkah demi selangkah, tidak ada langkah yang boleh dilompati, jika tidak, praktiknya akan gagal. Setiap postur telah melampaui batas kemampuan tubuh manusia.

"Dengan kata lain, aku berhasil mendapatkan kekuatan yang harusnya bisa didapat dalam waktu sepuluh tahun hanya dalam setengah jam?"

Kemudian Fang Zheng berlatih lagi untuk memastikannya.

Dalam setengah jam, ia berhasil mempraktikkan 306 postur tanpa kesulitan.

Ketika mempraktikkan postur ke seratus, ia mendengar bunyi retakan dari tulang di seluruh tubuhnya. Artinya, tubuhnya ingin menggerakkan seluruh tulang dan otot. Kini, tulang dan ototnya merasakan sensasi hidup.

Saat Fang Zheng berlatih postur ke dua ratus, kelenjar di seluruh tubuhnya mulai mempercepat sekresi hormon.

Fang Zheng merasa bahwa ginjalnya sekarang sangat sehat! Ia merasakan kekuatan yang hebat. Kekuatan tersebut terus memberikan energi yang kuat, peningkatan aktivitas sel, percepatan sirkulasi darah, dan percepatan metabolisme... Bagi Fang Zheng, efek melatih jurus tersebut bahkan mencapai lebih dari tiga kali lipat daripada orang-orang biasa.

Pada saat yang bersamaan, rasa sakit mulai muncul di seluruh tubuh, kulit, otot, tulang, pembuluh darah, organ internal, kekuatan, daya tahan, kecerdasan, dan lain-lain. Hal ini merangsang potensi tubuh yang lebih besar.

Pada saat Fang Zheng melatih postur ke tiga ratus!

Kedua telinganya bergemuruh keras. Dia mendapati bahwa kekuatan di dalam tubuhnya berubah setiap kali ia mempraktikkan postur tersebut. 

Pori-pori di seluruh tubuhnya terbuka. Aliran panas yang sangat lemah mengalir di dalam darah, tulang, organ-organ internal, dan seluruh tubuhnya, hingga ia merasa sangat tenang dan hangat. Ternyata tubuh ini melahap partikel energi khusus dari matahari. Dalam mitologi, itu disebut dengan energi matahari.

Fang Zheng menyebutnya dengan nama 'energi matahari'.

Ia hanya bisa berlatih pada siang hari, karena akan terjadi sesuatu jika ia berlatih pada malam hari…

Meskipun energi matahari ini sangat lemah, jika 306 postur tersebut dipraktikkan berkali-kali, maka aliran panas ini akan menjadi sangat kuat.

Pada pukul empat sore, Fang Zheng telah berhasil membuka rahasia seluruh postur sebanyak lima kali.

"5 kali sama dengan 50 tahun kekuatan?"

"Hampir setara dengan kekuatan seorang dalam film seni bela diri?"

Menghadapi hal-hal yang aneh ini, Fang Zheng hanya dapat menemukan satu penjelasan yang masuk akal, "Apakah obat herbal tersebut yang memperkuat dan meningkatkan kemampuan fisikku?"

Fang Zheng mengerutkan keningnya. Ketika berlatih, sepertinya dia merasakan sebuah pancaran kekuatan yang datang dari pinggangnya …

Glugluglu.

Suara gemuruh datang dari perut Fang Zheng, hingga membuatnya tak bisa berpikir.

Lapar! Lapar sekali!

Rasa laparnya sangat kuat, seperti sedang mendesak perut Fang Zheng. Ia belum pernah merasa selapar ini sebelumnya. Setiap sel dalam tubuhnya mengirimkan sinyal kelaparan, yang membuatnya ingin cepat-cepat memakan sepuluh ekor sapi.

Fang Zheng bergegas ke dapur untuk mencari makanan yang bisa dia makan.

Tapi tidak cukup!

Dia masih sangat lapar. 

Dia mulai memasak mie.

Tapi memasak mie memakan waktu terlalu lama. Dia sudah tidak bisa menunggu. Dia butuh sepuluh ekor sapi! Bukan semangkuk mie!

… 

Restoran BBQ Prasmanan.

Setelah memasuki pintu restoran, Fang Zheng melihat beberapa mesin minuman dan mesin es krim. Para pelanggan bisa memakan dan meminumnya dengan bebas. Selain itu, di sana ada area bumbu, yang boleh diambil dan dicampur sesuai selera.

Kemudian, di bagian kiri adalah area vegetarian, area daging sapi, domba, babi, udang, cumi-cumi, kepiting, dan kerang-kerangan.

Bagian kanan adalah area pastry dan area makanan olahan, seperti kue, tart telur, nasi goreng telur, pangsit, dan sebagainya. Selain itu, di area yang paling luas, meja-meja telah tertata rapi.

Godaan makanan-makan tersebut membuat orang-orang yang melewati pintu masuk restoran tidak bisa menahan diri untuk mencicipinya.

Pada sore hari seperti ini, mayoritas anak-anak muda masih belum pergi keluar untuk berbelanja, jadi sekarang restoran sedang tidak sibuk.

Namun, situasi restoran hari ini berbeda dari biasanya. Biasanya sore adalah waktu yang paling santai untuk restoran ini, tapi sekarang pelayan sudah mulai sibuk.

"Daging sapi lada hitam sudah habis. Mengapa masih belum menyajikan hidangan daging sapi lada hitam?"

"Bukankah beberapa menit yang lalu baru saja dibawakan dari dapur?"

"Sudah, jangan banyak bicara. Sekarang wajah manajer sudah mulai suram. Aku juga tidak tahu dari mana datangnya hantu kelaparan ini."

"Roti bakar! Roti bakar! Apa yang dilakukan oleh para koki? Mengapa roti bakarnya belum datang-datang?"

"Daging fillet pedas habis!"

"Dasar, sepiring besar udang yang baru saja dihidangkan habis lagi!"

"Ayam kari juga sudah habis!"

"Cumi-cumi! Daging ayam! Daging domba! Bakso daging sapi! Area makanan yang matang telah kosong! Siapa yang akan datang untuk menyelamatkan kami!"

"Koki! Koki! Area makanan di lobi telah habis dimakan oleh para tamu, dan kita masih belum menyajikan makanan ke luar!"

Saat ini, kepala manajer tersebut sangat pusing. Dia memandang Fang Zheng, yang sedang makan seperti hantu kelaparan.

Fang Zheng hanya mengunyah steak beberapa kali dan langsung menelannya. 

Bahkan ia memakan kepiting begitu saja tanpa mengupas kulitnya. Ia hanya mengunyahnya dua hingga tiga kali, bahkan suaranya terdengar seolah ia sedang mengunyah kaca. Kepala manajer terasa hampir meledak. 'Bagaimana mungkin kau bisa makan begitu banyak? Apakah kau manusia?' pikir sang manajer. 

Ia benar-benar makan seperti seekor binatang buas!

Tidak, ini lebih buruk daripada binatang buas!

….

"Restoran prasmanan barbekyu ini memiliki reputasi yang baik di situs ulasan makanan. Lingkungannya bersih dan elegan. Bahan-bahannya segar dan lengkap. Pelayanan di sini juga lumayan bagus. Hari ini adalah kencan buta pertama kita. Kurasa tempat ini cocok dengan kencan kita hari ini."

Saat ini, sepasang pria dan wanita muda masuk ke dalam restoran.

"Wah, ternyata kau pandai merayu wanita." Gadis muda dan cantik itu berkata sambil tersenyum.

Namun kemudian, senyuman di wajah gadis itu menghilang, dan dia sedikit mengernyit, "Bukankah kau bilang bahwa menu di restoran ini lengkap? Kenapa semua makanan sini kosong?" 

"Em ... aku akan bertanya sebentar." Pria muda itu juga terkejut.

Gadis itu berkata dengan kesal, "Tidak perlu, jika kau tidak ingin mentraktirku makan, kau bisa bilang terus terang dan kita bisa bayar sendiri-sendiri. Kau tidak perlu memainkan trik seperti ini dan berpura-pura bermurah hati di depanku, padahal sebenarnya kau tidak ingin mengeluarkan uang. Aku paling benci dengan orang-orang yang suka berbohong seperti ini."

Gadis itu langsung berbalik dan meninggalkan restoran.

Pria itu tidak ingin kencan buta pertamanya berakhir begitu saja. Ia segera mengejar gadis itu dan terus menjelaskan.

Fang Zheng masih terus makan. Ia makan sepiring penuh ikan salmon segar. Manajer yang berdiri di samping tampak hampir menangis. 

Pada pukul 10 malam, pintu restoran akan ditutup. Fang Zheng terpaksa berdiri dan melihat makanan menggoda yang mulai dibawa masuk ke dalam restoran itu. Dia merasa bahwa dirinya baru kenyang delapan persen.

"Manajer, bagaimana kalau Anda membuka restoran ini setengah jam lagi?" Fang Zheng bertanya.

Manajer menjawab, "Undang-undang Asuransi Tenaga Kerja Nasional dengan jelas menetapkan bahwa perusahaan dilarang memperpanjang jam kerja demi kesehatan fisik pekerja."

Tidakkah Fang Zheng tahu bahwa hati manajer sedang berdarah? 

Manajer hanya ingin mengusir dewa sialan ini sesegera mungkin. Ia tidak ingin melihat orang ini lagi. 

Manajer menatap perut Fang Zheng dengan heran. 'Setelah makan selama enam hingga tujuh jam, perutnya tidak mengembang sama sekali?'

'Bagaimana mungkin kemampuan pencernaan seseorang bisa secepat ini?' pikir manajer. 

Setelah merasa cukup kenyang, Fang Zheng berjalan keluar dari restoran tersebut. Rasa laparnya di siang hari tadi terlalu mengerikan. Kalau dipikir-pikir, dia pun masih takut karena hal itu.

Ponsel Fang Zheng tiba-tiba berbunyi.

Fang Zheng mengangkat telepon.

"Fang Fang." Suara seorang pemuda terdengar lewat telepon. Pemuda tersebut bernama Lu Dong.

Raut wajah Fang Zheng menjadi suram, dan dia langsung menutup teleponnya.

Beberapa detik kemudian, telepon Fang Zheng bergetar lagi.

"Fang Fang." Masih suara orang tersebut.

Fang Zheng menutup teleponnya lagi.

"Dasar, jangan menutup..."

"Dasar kau, masih menut..."

"Ah! Apakah kau ingin membuatku mati, Fang Fang, kau jangan menu..."

Fang Zheng menutup teleponnya lagi.

"Ku bisa mendapatkan uang dan menjadi selebritas, apakah kau mau pekerjaan ini?" Kali ini, Lu Dong langsung masuk ke pokok pembicaraannya.