Chereads / Conviction Online / Chapter 2 - Bertemu Kembali

Chapter 2 - Bertemu Kembali

Kini langkah Nie Yan semakin dekat dengan apotek yang ditujunya. Namun, ketika dia sedang menyeberang jalan, ada kejadian yang aneh. Seolah-olah ada yang menahan langkah kakinya, seketika dia pun tersandung dan jatuh dengan keras ke trotoar.

Benar memang, rasa senang yang berlebihan akan membawa seseorang menghadapi kesedihan.

Nie Yan mendesis kesakitan, karena terjatuh. Tangannya terasa mati rasa dan lututnya berdarah.

Nie Yan berusaha keras untuk bangun dan duduk, dia melihat lututnya terluka parah, darahnya mengalir dan karena lukanya yang lebar sehingga dagingnya terlihat jelas.

Saat itu, sebuah mobil Hover Riley merah muda kebetulan melintas di daerah tersebut. Mobil itu terhenti tidak jauh dari tempat Nie Yan jatuh. Di kota kecil seperti Ningjiang, melihat mobil hover yang berkualitas tinggi benar-benar merupakan pemandangan yang langka. Mobil Hover edisi terbatas yang mungkin bernilai sekitar 90 juta Yuan itu bukanlah sesuatu yang mampu dijangkau oleh orang biasa.

Seorang wanita muda dengan mengenakan rok berwarna putih melangkah keluar setelah pintu mobil dibuka. Dengan terburu-buru, dia berlari ke tempat Nie Yan jatuh.

"Hey kawan, apakah kau baik-baik saja?" Suara yang lembut itu terdengar di telinga Nie Yan, sepertinya dia merasa iba melihat Nie Yan.

Mendengar suara yang sudah akrab dia dengar, seketika hatinya mulai bergetar. Dia pun menoleh dan melihat orang yang akan menolongnya itu. Jika suara yang akrab dia dengar ini bukan Xie Yao, lalu siapa lagi?

Ternyata Xie Yao masih secantik dulu. Dia masih suka mengenakan gaun putih yang dihiasi renda berwarna merah muda. Tatapannya yang jernih dan menawan menatap Nie Yan dengan penuh perhatian. Rambutnya diikat di belakang. Pipinya tampak masih kekanak-kanakan, dia terlihat masih sangat muda.

Nie Yan tanpa sadar mengingat reuni sekolah menengah yang diadakan 6 tahun setelah kelulusannya. Pada saat itu, Xie Yao telah menjadi pengusaha wanita yang sukses. Dia mengenakan pakaian Long Coat layaknya wanita karir yang cantik dan sangat mempesona.

Memang waktu adalah anugerah yang luar biasa, bisa mengubah seorang gadis muda yang polos menjadi seorang wanita yang cantik dan menawan. Saat ini, sekali lagi mengubahnya kembali seperti dulu.

Setelah berpisah dalam waktu yang cukup lama, akhirnya dia dapat bertemu kembali. Mungkin ini adalah takdir, nasib kita berputar seperti pita magnetik, membawa mereka berdua sekali lagi bertemu di tempat yang sama saat pertama kali bertemu. Musik merdu perlahan mulai bermain dalam pikirannya, setiap nada terdengar sangat indah dan menyenangkan untuk didengarkan.

Nie Yan masih menyimpan kenangan saat dia dan Xie Yao pertama kali bertemu, persis seperti adegan ini. Matanya berbinar, seolah dia ingin mengatakan kepada Xie Yao bahwa dia sangat rindu dengannya. Apakah Xie Yao masih baik-baik saja? Saat ini dia tidak akan pernah membiarkannya pergi lagi.

"Ah! Lututmu tergores dan mengalami pendarahan yang cukup parah!" Xie Yao berkata dengan khawatir. Setelah dia mengingat kotak P3K yang ada di dalam mobilnya masih tersimpan beberapa perban, dia pun segera berlari ke mobil untuk mengambilnya.

Nie Yan melihat Xie Yao berlari kembali ke mobilnya. Seingatnya, selama tahun terakhir di sekolah menengah, yang paling dia sukai adalah melihat sosok kecilnya yang sangat anggun. Melirik sosoknya yang menggoda, rok panjang selutut yang dikenakannya itu memperlihatkan kulit yang putih seperti salju, dan terlihat sangat indah. Saat itu, penampilan Nie Yan juga tidak terlalu buruk. Setelah ayahnya menjadi seseorang yang sukses, keadaan keuangan keluarganya juga ikut membaik. Ia tidak kalah dengan Xie Yao. Namun, ketika berhadapan dengan Xie Yao, dia tidak pernah memiliki cukup keberanian untuk mengungkapkan perasaannya.

Sejak menjadi senior di sekolah, ia merasa bahwa pemikirannya sangat aneh dan sulit dipahami. Ketika saat ini dia mengingat kembali peristiwa itu, dia merasa bahwa saat itu dirinya masih belum benar-benar dewasa.

Xie Yao segera kembali setelah mengambil perban di dalam mobilnya dan berjalan ke sisi Nie Yan. Kemudian dia mulai membersihkan luka itu dengan antiseptik. Xie Yao Melakukannya dengan sangat hati-hati. Dia juga membersihkan potongan-potongan kerikil kecil di lutut Nie Yan yang terluka dengan jari-jarinya yang halus.

"Kenapa kau menangis? Kau sudah menjadi anak yang dewasa. Bagaimana mungkin luka kecil seperti ini membuatmu menangis? Bukan penampilan pantas sebagai seorang laki-laki." Xie Yao tersenyum menggodanya sambil menggunakan ibu jarinya untuk memijat lutut Nie Yan yang memar.

Ketika Xie Yao tersenyum, sudut bibirnya memperlihatkan lesung pipitnya, mengungkapkan pesona yang cerah yang tidak bisa digambarkan.

"Saat aku jatuh, ada sedikit debu yang masuk ke mataku." Pipi Nie Yan menjadi sedikit merah ketika dia tanpa sadar menjawab dengan sebuah alasan. Sebenarnya yang membuat dia menangis bukan karena cedera di lututnya. Penampilan Xie Yao lah yang membuatnya merasa ingin menangis. Seolah-olah ada air panas mendidih telah dituangkan ke atas kepalanya. Kini pikirannya menjadi kacau, kepahitan dan kegembiraan yang luar biasa bercampur menjadi satu dan ingin keluar dari dalam dirinya.

Perhatian Xie Yao terfokus pada lutut Nie Yan yang memar.

Nie Yan mengangkat kepalanya dan menatap wajah Xie Yao saat dia membungkuk ke arahnya. Kulitnya seperti batu giok putih, mulus dan lembut. Sehelai rambut hitam menggantung ke bawah ketika dia memandangi anting-anting indah yang tergantung di daun telinganya.

Di masa lalu ketika Xie Yao menjadi teman sebangku Nie Yan. Selama di dalam kelas Nie Yan suka diam-diam mencuri pandangan ke arah Xie Yao. Tidak peduli seberapa sering dia mencuri pandang, namun dia merasa itu tidak akan pernah cukup.

Tidak diragukan lagi, Xie Yao adalah gadis tercantik yang ada di kelasnya. Meskipun di kelas lain juga ada gadis-gadis lain yang cantik. Namun bagi Nie Yan, Xie Yao adalah gadis paling cantik yang ada di sekolahnya.

Setelah Nie Yan bertemu dengan Xie Yao untuk yang pertama kalinya, sejak saat itu Nie Yan tidak pernah melupakan Xie Yao. Kemudian, ketika dia memasuki tahun terakhir sekolah menengahnya, dia terkejut mendapati mereka berdua berada di kelas yang sama. Bukan hanya itu, tapi mereka juga teman sebangku. Dia percaya bahwa kejadian ini sudah ditakdirkan untuknya. Tidak sampai 10 tahun kemudian, dia pun jadi mengerti. Meskipun dua orang ditakdirkan untuk bersama, jika seseorang tersebut tidak memanfaatkan kesempatan dengan baik maka kesempatan itu pasti akan hilang begitu saja. Jika mereka berdua kehilangan kesempatan itu, mungkin pada saat dia sadar waktu sudah terlambat.

"Bagaimana bisa kamu datang ke sini sendirian? Ningjiang adalah area yang sangat berbahaya di mana-mana banyak penjahat beroperasi!" Kata Nie Yan dengan nada yang benar-benar khawatir. Ini adalah daerah yang ditempati oleh banyak organisasi kriminal. Tempat yang sangat berbahaya bagi seorang gadis muda yang cantik seperti Xie Yao untuk bepergian sendiri.

"Jangan meremehkanku! Aku memiliki sabuk hitam tingkat ketiga di taekwondo! Setelah menginjak usia 21 tahun, aku akan naik tingkat keempat. Jika kamu tidak mempercayaiku, maka aku menunjukkannya kepadamu!" Xie Yao mengambil posisi kuda-kuda, namun tiba-tiba dia berhenti dan wajahnya berubah menjadi merah. Kemudian dia pun berkata, "Sebenarnya, lupakan saja... Aku mengenakan rok hari ini, tapi yakinlah aku benar-benar sangat kuat!" Xie Yao berkata dengan polos tanpa sedikit pun rencana buruk.

Nie Yan menjawabnya sambil tertawa, setelah mengobrol dengan Xie Yao, dia yakin bahwa wanita muda yang ada di depannya ini memang Xie Yao. Gadis yang begitu tulus, penuh kasih sayang, lincah, dan selalu menjalani hidup seperti tidak mempunyai beban sama sekali. Namun setelah lulus dari universitas dan kembali bertemu dengan Nie Yan, kepolosannya itu kini menjadi sudah tidak terlihat lagi. Ternyata, waktu dan keadaan yang penuh tekanan bisa mengubah siapapun tanpa terkecuali.

Xie Yao merasa sedikit terkesan dengan Nie Yan. Jika dibandingkan dengan dirinya, Nie Yan tampak lebih muda satu tahun darinya. Tingginya juga kira-kira sama dengannya, sekitar 170 cm. Pakaian yang dia kenakan saat ini tampak sedikit kotor, mungkin karena tadi dia habis terjatuh. Meski demikian, penampilannya tetap terlihat bijaksana. Wajah laki-laki ini dibilang cukup tampan. Entah kenapa, ketika bersama dengan Nie Yan, Xie Yao merasakan ada keakraban dan kedekatan yang tidak bisa dijelaskan.

Tanpa sadar, akhirnya mereka saling mengobrol dalam waktu yang cukup lama.

"Kamu berasal dari sekolah nama? Dari penampilanmu... Sepertinya kamu adalah siswa sekolah menengah pertama, kan?" Xie Yao merasa Nie Yan sedikit bodoh, sangat konyol, tapi sedikit menggemaskan. Ketika dia berlari, sepertinya dia tidak pernah memperhatikan jalan yang ada di depannya, sehingga terkadang dia hampir tersandung, banyak anak laki-laki dari sekolah menengah pertama yang bodoh seperti ini. Mereka biasanya menjadi jauh lebih dewasa pada saat mereka mulai menginjak bangku sekolah menengah atas.

Meskipun kini Nie Yan berusia 18 tahun, namun dia memiliki kebijaksanaan seperti seseorang yang sudah berusia 28 tahun. Ketika dia bertemu dengan Xie Yao lagi, Nie Yan bukan lagi anak kecil yang bingung dan bodoh seperti dulu. Jiwanya seolah-olah telah dimurnikan dan ditempa oleh waktu, kini dia menjadi pribadi yang lebih tenang.

"Siapa bilang aku di sekolah menengah pertama? Jika bukan karena kebijakan negara untuk anak kecil, mungkin aku sudah mempunyai anak, dan dia sudah cukup tua untuk membeli bahan makanan sendiri!" Jawab Nie Yan bercanda. Baginya dalam berkomunikasi dengan orang lain terkadang juga perlu sesekali bercanda, agar tidak menjadi sosok yang membosankan.

"Anakmu? Membeli bahan makanan sendiri? Berhentilah bercanda!" Kata-kata Nie Yan telah membuat Xie Yao tertawa terbahak-bahak, dan tertawa tanpa henti.

"Usiaku 18 tahun." Nie Yan menjawab.

"Apakah kamu benar-benar berusia 18 tahun? Kamu tidak terlihat seperti seusiaku." Kata Xie Yao terkejut.

Karena sedikit kekurangan gizi, tinggi badan Nie Yan saat ini cukup pendek, tingginya hanya sekitar 165 cm. Jika saja kondisi kehidupannya baik dan kebutuhan gizinya terpenuhi, mungkin tinggi badannya mencapai hingga 180 cm. 

Pada saat dia kelas menjalani semester akhir di sekolah menengah atasnya. Penampilannya saat ini masih tampak seperti remaja yang seusia anak sekolah menengah pertama, dia benar-benar terlihat seperti anak SMP. Ini adalah alasan bagi dirinya yang selalu terlihat tertekan.

Hal yang paling disayangkan baginya, ketika berusia 28 tahun, tiba-tiba diberitahu bahwa dia terlihat seperti siswa SMP. 

Namun kenyataan yang ada dia memang benar-benar memiliki wajah yang imut seperti layaknya anak kecil, bisa dibilang bahwa wajahnya sangat awet muda. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain tidak menolaknya, "Ini karena wajahku terlihat lebih muda secara alami dibandingkan dengan yang lain."

"Jika kamu masih muda, bilang saja bahwa kamu masih muda. Masih tidak mau mengakuinya?" Jawab Xie Yao terkikik. Dia mulai merasa bahwa Nie Yan adalah orang yang sangat lucu. Semua anak laki-laki yang ada di kelasnya selalu merasa minder ketika mereka bertemu dengannya. Mereka tidak tahu harus berkata apa, kalau bukan karena merasa minder.

Mereka berdua mengobrol dalam waktu yang cukup lama. Nie Yan tampak sangat nyaman ketika berbincang dengan Xie Yao, sesekali dia menggodanya dengan beberapa gurauan yang membuat Xie Yao tertawa.

Nie Yan menatap senyum Xie Yao yang sangat indah. Mengingatkannya pada masa-masa saat dia masih SMA. Nie Yan dan Xie Yao telah menjadi teman sebangku 1 tahun, dan dia selalu percaya bahwa mereka berdua tidak akan pernah bisa membentuk koneksi apapun. Mereka berdua adalah dua orang dari dunia yang benar-benar berbeda. Nie Yan selalu mengagumi Xie Yao secara diam-diam, memberikan apapun yang diinginkan oleh Xie Yao. Namun, sebaliknya dia tidak pernah meminta Xie Yao untuk mengingat orang rendahan seperti dirinya. Dia tidak pernah menyangka bahwa setelah lulus. Tiba-tiba dia menerima hadiah dari Xie Yao. Mungkin, saat itu Nie Yan benar-benar meninggalkan kesan dalam hati Xie Yao.

Hadiah yang diberikan oleh Xie Yao kepada Nie Yan adalah foto Xie Yao saat berusia 12 tahun. Pada saat itu, dia adalah gadis kecil yang gemuk. Hadiah itu adalah sebuah foto yang hanya akan dibagikan dengan seseorang yang dianggap dekat dengannya.

Setelah lulus, Nie Yan tetap tidak bisa melupakan Xie Yao dan mereka berdua masih terus menghubungi satu sama lain.

Setelah dilahirkan kembali, Nie Yan tidak akan pernah lagi membiarkan dirinya kehilangan kesempatan yang telah dihadirkan dalam hidupnya.

Setelah mereka bertemu lagi, pikiran Nie Yan menjadi sedikit linglung. Dalam kehidupan masa lalunya, dan dalam kehidupannya saat ini, Nie Yan dan Xie Yao saling berbagi ikatan yang tidak terputus oleh ikatan takdir.

Mata jernihnya melirik ke wajah Nie Yan, memberikan penilaian. Meskipun Nie Yan tidak terlalu tampan, bahkan bisa dibilang bahwa penampilannya sangat biasa sejak awal dan meskipun terlihat sangat kekanak-kanakan. Dia merasakan ketenangan yang sangat tidak dapat digambarkan dalam kehidupannya saat ini. Mungkin itu ada hubungannya dengan kepribadiannya?

"Namaku Nie Yan. Nie ditulis dengan gabungan hanzi 'shuang' (双) yang artinya telinga dan 'er' (耳) yang artinya telinga, sehingga jika kedua hanzi itu digabung maka akan dibaca menjadi 'Nie'聂, dan Yan ditulis dengan 'yan' (言) yang biasa dipakai dalam penulisan 'yuyan' (语言)." Kata Nie Yan sambil menatap mata Xie Yao.

Wajah menawan Xie Yao yang kemerahan menjadi bingung ketika dia mencoba menghindari tatapan Nie Yan.

"Namaku Xie Yao." Dia menjawab.

Nie Yan mengalihkan pandangannya ke bawah, tatapannya berhenti pada bibir Xie Yao. Warna merah muda pudar lembut dengan daya pikat yang mengkilap. Sebelumnya, ketika Nie Yan di tahun terakhir SMA dia benar-benar tidak pernah berani menatap wajah Xie Yao seperti yang dilakukannya saat ini. Dia hanya mencuri pandang secara diam-diam ketika hendak menatap wajah cantik Xie Yao dari sudut matanya.

"Ayahku sudah menungguku, jadi aku pergi dulu. Aku merasa sangat senang mengobrol denganmu hari ini. Tapi ingat, kamu baru bisa membuka perbannya besok! Pastikan untuk tidak membuka perbannya lebih awal!" Xie Yao merasa tidak yakin dengan kepintaran Nie Yan, sehingga dia berulang kali memperingatkan Nie Yan bahkan ketika dia sudah berdiri dan hendak pergi, dia kembali mengingatkannya.

Nie Yan mencoba untuk sedikit menggerakkan lututnya, dan ternyata dia bisa menggerakkan lututnya tanpa masalah, cedera pada lututnya ini hanya luka yang tidak terlalu dalam.

"Aku baik-baik saja. Aku sudah bisa berjalan lagi, jadi kamu juga harus kembali sekarang. Terima kasih juga untuk hari ini." Jawab Nie Yan. Meskipun ingin berbicara dengan Xie Yao lebih lama lagi. Akhirnya Nie Yan pun berjalan kembali ke trotoar. Mereka akan belajar di sekolah dan kelas yang sama dengannya di masa depan, sehingga mereka akan memiliki banyak kesempatan untuk bisa mengenal saat itu.

"Kalau begitu aku duluan."

"Sampai jumpa." Jawab Nie Yan sambil tersenyum, kemudian dia pun mulai berjalan pergi. Ketika dia berjalan ke apotek, dia tidak bisa menahan perasaan sensitif di hatinya. Setelah bertemu dalam waktu yang cukup singkat, akhirnya mereka berpisah lagi.

Saat itu Xie Yao duduk di mobil hover-nya dan mengendarainya di sepanjang jalanan ini.

Ketika Nie Yan menoleh dan melirik ke belakang, saat itu mobil hover Xie Yao sudah pergi. Mereka telah bertemu di masa lalu, sama seperti yang terjadi saat ini, yang terjadi saat itu sepenuhnya benar-benar karena kecelakaan. Namun, saat itu kejadiannya tidak berjalan semulus kali ini, dia bahkan tidak mampu membentuk satu kata yang sempurna di depan Xie Yao. 

Saat itu, ketika Xie Yao selesai membungkus kakinya dengan perban, dia pun langsung pergi setelahnya. Meskipun pertemuan kebetulan ini disebabkan karena kecerobohannya sendiri, namun kejadian kali ini membuat Xie Yao meninggalkan bekas yang tidak bisa dilawan dalam hatinya. Selama ini dia tidak pernah melupakannya.

Terlahir kembali adalah hal yang luar biasa, semuanya bisa dimulai lagi dari awal. Kemudian Nie Yan berpikir bahwa segalanya mungkin bisa direnggut oleh Cao Xu dalam beberapa tahun ke depan. Dalam benaknya timbul rasa mendesak yang kuat. Dia harus menjadi jauh lebih kuat untuk dapat melindungi semua orang-orang yang dia sayangi.

Memikirkan tentang Cao Xu, tiba-tiba hati Nie Yan perlahan-lahan menjadi semakin dingin. Ini karena kebencian yang menembus jauh ke dalam logika seseorang, sampai-sampai dia tidak merasa ragu saat menembakan peluru ke kepala musuhnya.

Namun, untuk saat ini, yang dapat dia lakukan adalah merebut kesempatannya dan memasuki Conviction secepat mungkin. Conviction tidak seperti permainan lainnya, tentu saja karena itu adalah seperti dunia kedua bagi umat manusia. Permainan itu telah mengubah seluruh dunia. Nie Yan bisa mendapatkan apapun yang diinginkannya dengan bermain Conviction.

Sesampainya di apotek, dia membeli beberapa obat flu. Saat dia meminumnya, dia segera merasa bahwa kondisi tubuhnya mulai membaik dan demamnya pun mulai mereda. Saat ini dia merasa efek obatnya sangat memuaskan.

Setelah dari apotek, dia berjalan ke pusat perbelanjaan yang ada di dekat daerah itu. Dia berencana membeli helm Virtual Reality.

Pusat perbelanjaan itu menjual produk-produk yang memukau di dalamnya. Mereka memiliki berbagai jenis peralatan dan perangkat yang jumlahnya cukup banyak. Sebagian besar dari produk yang ada di sana adalah perangkat canggih. Ada beberapa produk yang tidak bisa disebutkan oleh Nie Yan. Tempat ini tidak memiliki pegawai dan kasir, hanya perlu menggesek kartu dan kamu sudah bisa mendapatkan apapun yang ingin kamu beli.

Setengah hari telah berlalu sejak Nie Yan meninggalkan rumahnya, akhirnya dia telah sampai di toko yang menjual helm Virtual Reality. Mereka menata dengan rapi helm virtual reality itu pada dinding toko. Sangat pas untuk memanjakan mata, ada 3 jenis model yang dibedakan berdasarkan ribuan gaya dan desain.

Harga terendah adalah 1.300 kredit, sedangkan yang paling mahal mencapai 1,2 juta kredit.

Semakin tinggi harga, maka semakin baik juga konfigurasinya. Istilahnya, harga menentukan kualitas barang, dan saat ini Nie Yan hanya mampu membayar untuk konfigurasi termurah.

Selain helm Virtual Reality yang saat ini tersedia, ada juga edisi terbatas yang hanya dapat dibeli dengan melakukan reservasi. Harga mereka mencapai lebih dari 60 juta kredit.

Mengenai helm ini, saat ini Nie Yan hanya bisa berharap untuk memenuhi kebutuhannya terlebih dulu, tidak lebih!

Nie Yan menggesek kartunya di mesin gesek. Dia telah memilih helm berwarna biru muda dan selanjutnya mendaftarkan identitasnya. Setelah identitasnya terdaftar di helm, sejak saat itu juga helmnya sudah bisa digunakan.

Conviction baru saja dirilis 7 hari yang lalu, sehingga pemain dengan level tertinggi mungkin baru mencapai level 5. Jadi dia masih punya banyak waktu untuk mengejar ketertinggalan.

Setelah dilahirkan kembali, seharusnya dia dapat dengan mudah mengalahkan semua lawan dengan caranya yang mengesankan. Ini akan menjadi momen yang hebat, semua gunung akan terlihat mudah untuk didaki.