Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Tio23x

Tio_I_Long
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2k
Views

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Tio kecil

Seorang yang bernama Tio bisa kita temukan banyak di dunia ini, hanya saja Tio yang satu ini berasal dari keluarga perekonomian menengah bahkan bisa dibilang agak ke bawah dan berketurunan China. Dengan perawakan mata yang sipit tak mungkin dipungkiri kalau memang dia adalah warga peranakan. Tio, adalah anak paling kecil dari 3 bersaudara. Selisih umur mereka juga sangat terpaut jauh satu sama lain. Sangat beruntung sekali kami mempunyai orangtua yang sangat perhatian, terutama sang ibu atau kita singkat saja dengan panggilan mama. Mama yang selalu mengajarkan hal-hal yang benar di kehidupan yang penuh drama ini. Walaupun terkadang apa yang dia pelajari tak bisa ditoleran oleh pikiran yang wajar. Tapi satu hal yang selalu dia ingat " nak , kalau kamu tidak bisa mengerti apa yang kamu terima tetaplah belajar bersyukur karena dari sanalah kamu akan mengerti ". Tio kecil tidak pernah paham apa maksud dari kata bijak itu, hanya saja pandangan dan pelukan dari mama selalu yang terbaik untuk diingat. Dengan susah payah dia bekerja , memasak , dan melakukan pekerjaan rumah tangga tanpa berkeluh kesah. Dia selalu melihat betapa lelahnya mama melakukan semua itu , apalagi kami berempat hidup begini begini saja. Ayahnya yang juga sibuk bekerja di pasar, bisa dibilang pendapatan yang tidak terlalu banyak. Entah kenapa kami masih bisa bertahan saat itu. Tak banyak hal yang bisa diingat semasa kecil ini, hanyalah sebuah memori singkat yang mengantar Tio, untuk menjadi sekarang ini. Saat dimana mama memasak, adalah saat yang paling dinanti, karena masakan mama pasti enak sekali. Seringkali masakan mama habis sebelum waktunya , sampai mama harus masak lagi. Tawa canda selalu ada di dapur sama mama. Kami berenam, tinggal di sebuah rumah yang tidak seberapa besar juga tidak terlalu kecil di gang sempit dan di antara warga penduduk yang tidak terlalu welcome buat peranakan Cina seperti kami. Bukannya rasis , tapi inilah yang terjadi di zaman kami, dan harus kita alami. Papa mama selalu mengajarkan kepada kita untuk selalu bersikap ramah walaupun terkadang kita berpikir kenapa harus begitu ? Bukannya mereka yang salah? Mengapa kita harus mengalah? pertanyaan demi pertanyaan selalu muncul di setiap kejadian , Tio kecil berpikir " kenapa selalu kita yang salah ? " Mama juga selalu bilang harus bersyukur dulu baru nanti bisa mengerti , apakah hal begini juga kita harus bersyukur? tapi sudahlah , makan masakan mama bisa melupakan keluh kesah, masakan mama is the best. Bahkan pernah suatu waktu mama bilang capek masak hari ini Tio, kita makan di luar aja yuk, tidak pernah lupa dari ingatan saat mama ajak makan di sebuah restoran yang mahal padahal tadi bilangnya cuma ada uang sedikit kok sekarang ajak ke restoran mahal. Dengan mudahnya mama jawab , Tio bukannya mama ajarin kalau kamu tidak mengerti maka harus bagaimana ? iya ma, harus bersyukur. Kadangkala hal seperti inilah yang tidak pernah bisa dimengerti. Mama lalu bertanya hal apalagi yang kamu syukuri coba beritahu mama , tio bersyukur masih punya 3 saudara , 2 laki ( Terry yang paling tua , Palmer yang kedua ) dan 1 perempuan ( Fanny ). Mama cuma tersenyum dan bilang ini saudaramu , kamu harus saling mengerti , dan mau menjaga satu sama lain. Hanya saja umur mereka dengan Tio terpaut jauh , sepuluh tahun jedahnya. Ini yang membuat apa yang mereka bicarakan tak sejalan dengan Tio kecil yang belum tahu apa-apa. Waktu berlalu dengan cepat , perekonomian kami menjadi lebih baik semenjak ada saudara dari Jakarta yang membantu kami untuk membuat sebuah home industri bakso. Sampai kita tiap hari makan bakso buatan mama. Tapi kenapa mama masih suka menangis di malam hari ? Tiap hari papa mama juga harus bangun pagi subuh hanya untuk menyiapkan semua bahan untuk buat bakso. Tio harus buru-buru ke sekolah ma, sampai nanti ya, ini yang selalu Tio lakukan tiap hari. Karena Tio sudah bukan kecil lagi sehingga harus sibuk dengan kegiatan sekolah, juga terkadang harus bohong pulang malam hanya untuk main di rumah teman. Sangat beda dengan Terry yang selalu dapat beasiswa dari sekolah, juga Palmer dan Fanny , Palmer yang penurut dan fanny yang pandai melukis designer baju. Tapi Tio hanya peduli bermain dan bermain. Karena mama papa yang sibuk dengan produksi bakso maka kakak pertama dan kedua yang disuruh untuk membimbing Tio dalam pelajaran dan lainnya, tapi Palmer yang kalem selalu sibuk dengan hobinya yaitu memancing ikan sehingga Terry yang selalu kebagian untuk membantu Tio dalam pelajaran sekolah. Terry yang punya perangai kasar dalam menjelaskan segala sesuatu membuat Tio selalu mempunyai luka bahkan pernah pula kupingnya sampai sobek karena dicubit , lalu sampai suatu hari kaburlah dia dari rumah tidak kembali.

Tak pernah terbayang apa yang akan terjadi , di dalam perjalanan dia melihat ada orang yang di gendam di tengah taman kota , ada juga orang tua yang menawarkan untuk ikut ke rumah kerja sama dia, Tio jadi kebingungan kok banyak hal aneh di luar sini ya, teringat lah kalau dia ada saudara di Jakarta , tak pakai lama langsung dia hubungi dan dijemput ah oleh adik mama. Mama sudah kebingungan sampai tidak tidur katanya. Dengan tekad yang sudah bulat , Tio tidak mau kembali ke Surabaya , akhirnya diijinkan lah dia sekolah di Jakarta , kota metropolis yang super wah ini. Tio kecil yang beranjak dewasa melihat sangat banyak perbedaan di kota ini , baik itu mulai dari cara mereka bicara , kampung kumuh, sampai cara pergaulan teman-temannya yang dari geng motor sampai pacaran. Jadi begini ya hidup di ibukota , sangat beda sekali sama di Surabaya. Takut bercampur senang sampai suatu saat terdengar kabar ada demonstrasi sampai terjadi perampokan massal di Jakarta yang sekarang ini kita tahu penjarahan massal Mei 1998. Penjarahan dimana-mana bahkan semua sekolah diliburkan, pemerkosaan juga banyak saat itu , sampai akhirnya saudara perempuan tionyang di Jakarta harus diungsikan sekolah ke luar negeri, tapi karena Tio yang cuma modal nginap di tempat saudara jadi gak bisa kemana - mana. Kebakaran ditemani ledakan pabrik sering terjadi di malam hari waktu itu karena Tio tinggal di daerah pabrik waktu di Jakarta , Cengkareng namanya. Penduduk lokal harus bergantian jaga ronda , tangan kiri pegang palu, tangan kanan pegang samurai, hal ini yang membuat kita harus waspada kalau ada bunyi tingting Ting dr kampung sebelah, tandanya ada orang asing masuk ke wilayah kita jadi harus kita tangkap orangnya lalu kita tanyain. Sempat juga dari kejauhan ada nenek berjalan membungkus perlahan-lahan , setelah dekat kagetlah kita semua nenek itu membawa sebuah kulkas mini hasil dari jarahan. Jakarta oh Jakarta , memang benar hidup di Jakarta penuh perjuangan, persaingan yang banyak , banyak orang jahat pula yang sikap mereka acuh tak acuh dan egoisnya selangit. Entah tau darimana mama telepon " pulang nak bahaya disitu " dengan sangat berat Tio harus pindah sekolah lagi ke Surabaya karena Tio juga melihat saudara mama yang juga tidak mau support , yang mereka pentingkan cuma anak mereka yang mereka alihkan sekolah ke luar negeri. Melihat mama yang meminta Tio untuk pulang , akhirnya baliklah tio ke kota Surabaya lagi daripada harus dengar mama ngomel dan menangis tiap hari. Sampailah alkisah dimana harus cari sekolah baru lagi yang mau menampung , karena pindahan sekolah dari Jakarta ke daerah lebih susah daripada sekolah dari daerah ke Jakarta. Untungnya dapat sekolah yang tidak jauh dari rumah, walaupun harus di bully karena pindahan baru tentunya teman-temannya semua juga baru. Ah, tapi biarlah yang penting masih bisa sekolah , itulah yang dipikir benak Tio. Dan syukur pula tidak harus belajar dengan Terry lagi , karena Terry saat itu sudah sibuk dengan bangku kuliah dan pacarnya. Maka berlajutlah Tio setahun kemudian untuk memilih pendidikan yang lebih tinggi yaitu di bangku kuliah , " mama kalau Tio tidak kuliah apa boleh ? " Kamu jangan mikir yang aneh - aneh ya , selama mama masih bisa , kamu harus kuliah, maka Tio pun mengambil kuliah di sebuah universitas yang bisa dibilang favorit di kota surabaya dan mendalami ilmu psikologi.