Sebulan telah berlalu setelah kejadian kelam itu kini Dita telah kembali ke kehidupan biasanya. Soal masalah rumah sakit sebulan itu dokter hanya mengatakan kau Dita hanya kelelahan dan kurang nutrisi serta telalu lama terkena air sehingga membuatnya tumbang.
Memang tidak ada yang tau perihal kejadian yang dialami oleh gadis malang itu dia hanya memendam itu sendiri dalam keheningan.
Tak terasa sebulan telah berlalu semenjak kejadian itu sekarang saatnya para MABA mengikuti ospek masuk fakultas, dan sebulan juga Dita tak lagi menerima kabar tentang seseorang yang benar- benar telah menghancurkan dirinya. Ya dialah Nathan Izqian, Dita masih ingat betul tentang kejadian sebulan lalu setelah keluar dari rumah sakit.
Flashback on
Malam setelah kepulangan Dita dari rumah sakit, dita langsung mencari dimana ponselnya berada karena ia sangat membutuhkan itu agar seseorang mengetahui tentang perbuatanya.
Setelah menemukan ponselnya Dita buru buru menelfon kontak yang di tujunya. Tapi yang di dapatkan hanya suara operator yang ia dengar.
"aishh sekarang gimana caranya buat hubungin Nathan? Gimana kalau gue hamil? Ah nggak ngak itu nggak bakal terjadi." Batin Dita terus berkecamuk.
"AARRGHHH" teriaknya ia tak tau harus bagaimana, ayah bundanya pasti marah besar setalah tau apa yang sudah di lakukan putrinya itu.
"sebaiknya sekarang gue Cuma pura pura baik aja dan melupakan semua yang pernah terjadi. Hidup gue harus go on. Nggak boleh kalah sama masalah ini, ayo Dita lo pasti bisa bersikap seperti biasanya, semangat!" sugesti Dita seperti biasanya.
Mulai sejak itu Dita tetap berpura pura bahawa ia baik baik saja dan tak pernah terjadi apapun pada dirinya juga laki laki bajingan itu.
Flashback off
Pagi ini Dita sudah siap siap dengan semua kebutuhan dan atribut atribut untuk kampus, seperti biasanya gadis itu akan terus tersenyum ceria saat bertemu dengan keluarga dekatnya.
"pagi ayah, bunda ku sayang.." kata dita sambil memeluk leher ayahnya dari belakang.
"uhuk...uhuk"
"astagfirullah sayang kamu kenapa malah ngagetin ayah sih?" kata ayu sambil menyodorkan segelah air pada suaminya.
"iya nih ada apa sih kok malah sampe ngagetin ayah sampe ayah keselek roti loh." Kata David yang mengelus kepala putrinya yang masih setia di pundaknya.
"hehe nggak papa kok yah, Cuma aku bahagia aja sekarang mau kuliah aja. Nggak kerasa banget kan padahal perasaan kemarin masih pake putih abu abu." Kaanya sambil tersenyum ceria.
"uhhh yang semangat banget pas mau masuk kuliah, nanti juga pas tugas udah numpuk baru ngeluh." Sindir Aldi yang sedang duduk di samping kiri ayahnya.
"hush nggak boleh gitu dong dek, masa sama kakak sendiri gitu sih" tegur Ayu pada putranya itu.
"tuh dengerin mon, wlek"
"Bun, liat tuh kakak malah ngejek" rengeknya.
"udah udah sekarang kakak juga duduk th di samping bunda terus sarapan nanti ayah anterin sama adek."
"aye aye kapten" hormatnya
"lebay" sindirnya lagi.
"ih ayah...."
"adek!!!" tegur david pada putranya itu.
"iya yah, maaf" katanya sambil melirik kesal pada kakaknya yang sudah tersenyum menegejek.
Setelah acara sarapan yang hangat itu mereka semua berangkat, Dita yang diantar ke kampus dan Aldi yang ke sekolahnya, serta David yang kerumah sakit. Bagi Dita tak ada laki laki yang paling baik selain ayahnya. Heronya.
Hari hari yang di lalui oleh dita sudah berjalan lancar tampa ada halangan sedikit pun malah ia sudah mendapat teman baik yang bernama Nadya gadis periang yang jika berbicara bisa sampai semeter tampa ada rem, tapi menurut Dita Nadya adalah teman yang mudah bergaul serta sahabat nadya dari SMP Fita yang berbandin terbalik degan Nadya yang sangat periang nah kalau si Fita malah banyak diamnya.
"Dit, nggak ngantin?" tegur Fita pada Dita yang masih duduk santai setelah pembahasan tadi.
"oh ngantin kok, kalian udah mau pergi ya?"
"yeh ni anak malah nanya balik, kalau nggak mau pergi mana mungkin gue sama Fita ngajak lo juga" tuh kan baru sekali ngomomg Nadya udah panjang lebar.
"iya iya sorry"
"udahlah mending kita langsung ke kantin aja" nah kalau ini baru Fita bicaranya irit, itu sih kalau baru kenal kata Nadya.
Sesampainya di kantin kampus mereka langsung mencari tempat yang kosong, yang sayangnya hanya ada di pojok tapi karena mereka merasa lapar jadi tak apa pojok dan harus mengantri panjang untuk mendapatkan makanan yang diinginkan.
"kalian duduk ada di sana karena gue lagi baik hati dan sombong jadi gue yang pesenin buat kalian, Dit lo mau pesen apa?" itu kata nadya.
"bakso sama teh manis aja Nad, eh tapi lo nggak nanya Fita mau pesen apa?"
"nggak usah gue udah tau dia luar dalem jadi nggak usah nanya udah tau gue. Lo mau pesen nasi goreng sama jus jeruk kan Fit?"
"iya bawel" kata Fita yang udah jengah dengan sifat sahabatnya itu
"nah kan Dit, gue tuh udah tau banget kalau cuma si curut satu ini" kata nadya lagi sambil membanggakan diri.
"iya iya udah deh Nad mendin sekarang lo buruan gih sana pesen, nanti antreanya udah panjang. Dan waktu kita tinggal lima belas lagi."
"astagfirullah, iya iya masa inces yang cantik ini harus lupa sama tugasanya Cuma buat debat sih, nggak baget deh. Ini....." ya itu hanya dumelan Nadya yang semakin menjauh sampai mereka tak mendengar kagi apa yang di ocehkan oleh gadis itu.
"udah ngagk usah dengerin Nadya ya Dit dia emang kayak gtu mudah banget akrab sama orang."
"iya nggak papa,gue seneng kok samaa orang kayak gitu karena gue itu orangnya introvert banget kalau ketemu sama orang."
"wkwk, ternyata kita sama ya,tapi bedanya gue punya si bawel yang bisa buat gue sedikit terbuka"
"haha iya lo enak dari SMP udah sama sama terusa sama Nadya, nah gue sahabat gue beda kampus sama kita."
"eh emang sahabat kamu namanya siapa terus sekarang kuliah dimana?"
"oh Meisya sama Alma mereka ambil kuliah di universitas swasta, terus yang islami gitu." Kata Dita sambil tersenyum mengingat sahabat karibnya di SMA itu.
"oh...tapi gue nggak asing sama nama mereka, nama lengkapnya siapa?"
"Me...."
"hayo kaliam pasti lagi ngegosipin gue ya kan?"
" ah nggak tuh" balas Fita cuek
"udahlah ngaku aja gue mah nggak bakal marah" kata Nadya lagi
"udah kita mending makan tinggal beberapa menit lagi nih."
Tapi baru beberapa sendok yang masuk ke mulut Dita dia sudah merasakan hal aneh.tiba tiba perutnya terasa di aduk aduk, dan tampa permisi Dita langsung berdiri dan berlari membuat kedua teman barunya itu mengeryit heran.
"eh dit, mau kemana?" Tanya Nadyaa tapi dita tak menjawab dan terus berlari membuat kedua temanya saling berpandangan dan mengikuti Dita pergi entah kemana.
_______
Tbc....