Daryo terduduk lesu di atas ranjangnya. Entah sudah berapa hari dia terkurung di ruangan itu. Daryo tidak ingat. Yang pria itu ingat hanya, dia telah dihajar habis-habisan oleh Arthur. Sampai membuatnya tak berdaya seperti itu.
Berada di kamar terus, tanpa ada teman untuk bicara. Tanpa ada yang bisa dia pintai pertolongan. Sampai membuat rasa bosan mulai menggerogoti jiwa pria itu.
Memang ada beberapa orang yang datang ke kamarnya itu. Menjenguk atau hanya sekadar mengantarkan makanan. Ada pula yang sempat mengajaknya bicara, juga menanyakan kondisi Daryo.
Namun, itu hanya terjadi beberapa menit saja. Pun tidak sampai setiap hari. Karena yang mengantarkan makanan biasanya tidak melulu orang yang sama.
Daryo akan sangat senang jika uang datang adalah si buronan seperti fisiknya. Karena orang itu cukup bagi pada pria itu. Dia juga yang diketahui selalu mengajak Daryo bicara.