Daryo hanya bisa termenung di kursi yang tadi sempat ditempati oleh Arthur. Kepalanya menunduk lesu, dengan wajah yang masih tampak pucat. Berulang kali tangannya mengusap bagian perut.
Rasa lapar masih menggerogoti. Pantas saja. Jika diingat lagi, sudah dua hari ini dia tidak makan. Minum pun hanya dari apa yang ditemukan.
Hidupnya benar-benar jungkir balik dalam satu kedipan mata. Padahal, pihak kepolisian sudah melepaskannya waktu itu. Memulihkan nama baiknya, meski masih banyak orang yang memandangnya dengan sebelah mata. Pun tidak peduli dan malah memutar balikan fakta mengenai pria malang ini.
Sekarang, ketika hidupnya sudah hampir kembali seperti semula. Ya, dikejar Arthur dan Darren sudah termasuk hal biasa baginya. Pihak kepolisian tanpa ada angin mau pun hujan. Tanpa ada keributan yang dia timbulkan. Tiba-tiba mengumumkan jika dirinya menjadi buronan.