Elvan masih menatap Arvin dengan tatapan yang sulit sekali diartikan. Entah itu rasa iba. Atau justru tengah memperhatikannya dan mengambil informasi dari setiap raut wajah yang rekannya itu berikan.
Sebagai teman Arvin di masa lalu, tidak aneh jika dia merasa iba. Toh semua ini bisa Elvan rasakan sendiri. Semua juga yang menumpuk dari enam belas tahun silam. Dia juga bisa merasakannya.
Selain itu, pekerjaannya yang merupakan kriminal profiler. Juga yang ikut serta dalam pemecahan kasus ini, dia tidak bisa mengabaikan hal kecil apa pun. Meski itu hanya sebuah ekspresi yang Arvin berikan.
Kenyataan bahwa kasus ini ada hubungan erat dengan tragedi keluarga penyidik itu, membuat Elvan pun harus sedikit bersikap netral. Hanya karena Arvin penyidik, bukan berarti dia bersih. Banyak yang bisa lebih kotor yang publik kira.