"Aku sangat merindukanmu."
Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Aerilyn. Terdengar sangat pilu dan juga tulus. Perasaan rindu yang lama ini dia pendam, tanpa tahu harus dilampiaskan pada siapa. Akhirnya bisa dia ungkapkan juga secara gamblang. Pun pada orangnya langsung.
Tidak dapat dipungkiri lagi ketika melihat Arvin, semua rasa rindu yang dulu sempat menyiksanya. Menjadi sangat membumbung tinggi dalam sekejap. Juga perasaan bahagia sekaligus terharu, menyelimuti hatinya dan membuat gadis itu menumpahkan emosinya langsung.
Dia memang sudah sangat merindukan Arvin. Akan tetapi selama ini, Aerilyn tidak memiliki tempat untuk mencurahkannya pada siapa. Dia hanya bisa menahannya untuk dinikmati seorang diri.
Juga tanpa henti berdoa pada Tuhan. Agar suatu hari nanti, bisa dipertemukan kembali dengan Arvin. Satu doa yang tidak pernah dia lewatkan ketika beribadah.