[normal pove]
di depan gerbang,tepatnya di semak-semak yang berada didepan gerbang,terlihatlah seorang anak berumur 10 tahun yang sedang melihat seorang penjaga yang berompi merah seperti seorang orajurit yang menjaga markasnya.
sambil melihat penjaga itu anak yang bernama tio itu sedang bersiaga meluncurkan anak panahnya ke arah penjaga tersebut,sambil menunggu timing yang tepat dan mensasarkan ke area vitalnya,yaitu salah satu leher penjaga tersebut segera tio menembakkan panahnya dan segera dengan kecepatan 1km anak panah tersebut dengan keras menembak leher pria tersebut dan segera membuatnya menjerit kesakitan untuk sementara dan segera mati karena trmbakan oanah tersebut
disisi lain 0enjaga satuannya lagi hanya bisa ketakutan melihat hal tersebut,dan segera berlari akan memasuki gerbang tersebut.
akan tetapi tentunya tio tanpa belas kasihan tidak membiarkannya berlari dan segera menembak kaki kanannya,membuat penjaga itu terjatuh kesakitan dan segera panah lain menancap ke arah dahinya yang tidak terlindungi,membuat penjaga itu berhenti berteriak dan tubuhnya pun tergeletak di tanah dengan darahnya yang mulai jatuh dari kepalanya
disisi lain tio yang menembak itu hanya tersenyum sadis,dan memperlihatkan sifat aslinya yang sadis,sifat yang terbentuk selama masa perang dunia ketiga tersebut.
"hehehe waktunya untuk pesta"kata tio dan segera menaiki tembok dan diam diam melewati atap tersebut
tak lama tio menaiki atap rumah tersebut dan menyelinap sembari memanfaatkan tubuh kecilnya itu hanya untuk bersembunyi di lorong lorong pelafon itu,dengan pakaian serba hitamnya membuatnya menambah kesempatan dalam menyelinap tanpa ketahuan sedikitpun
"heemm" tiba tiba tio menoleh ke arah seorang pria yang sedang melakukan sek dengan seorang wanita cantik dengan tubuh yang sudah telanjang penuh dengan memar memar dari bekas siksaan dapat dilihat di tubuhnya dan juga sepertinya wanita tersebut adalah orang asli pulau ini,setelah dilihat dari penampilan khas yang dimiliki orang lombok
"cih dasar orang orang yang kejam sekali"geramnya didalam hati sambil memegang erat pisau kecilnya yang tajam
[tio abraham pove]
'heh aku sudah tidak tahan lagi'pikirku dan segera melompat kearah pria tersebut dan tidak memberinya kesempatan dengan menancapkan pisauku ke dadanya sambil berhati hati agar tidak membuat wanita tersebut terluka dan segera menjauhkan mayat yang tanpa nyawa itu ke samping dan segera menatap wanita tersebut
disana aku bisa melihat penampilan wanita tersebit dengan jelas dan ketika aku melihat wanita itu ternyata dia masih di sekitarumur 12-14 tahun dan juga sangat cantik sekali ditambah dengan rambut hitam panjang yang berantakan karena perlakuan kasar pria tersebut
setelah melihat wanita tersebut aku cukup tertegun dan merasakan sesuatu yang berbeda seperti terasa malu,marah,dan menyesal
sematara wanita tersebut melihat aku dengan kagum, berterima kasih,dan juga bersyukur yang sudah jelas jelas terlihat dimatanya yang dimana cukup membuatku menjadi tenang
seakan jiwa jombloku ini akhirnya terobati
dan merasa menyesal juga karena tidak mendapatkan keperawanannya
'ah pergilah pikiranku yang kotor ini bukan waktunya'pikirku didalam hati sambil mencoba menenangkan diriku hanya untuk mengembalikan sifat tegasku tapi percuma saja ketika melihat wanita itu dan akhirnya aku pun memutuskan untuk mengeluarkan kain yang kutaruh didalam tas dan segera menuju kearahnya
disisi lain wanita itu hanya bisa gugup dan bertanya dalam hatinya bertanya apa yang akan dilakukan orang yang ada didepannya ini tapi segera pertanyaannya pun terjawab
"apakah kau baik-baik saja?"tanyaku kearahnya mencoba untuk mengonfirmasikan susuatu kalau wanita tersebut tidak mendapatkan gangguan mental atau luka dalam yang diterimanya selama siksaan yang didapatnya dari bangsa belanda a tadi
"unm,,dan perkenalkan namaku zaenab"angguknya sambil memperkenalkan dirinya kepadaku
aku yang melihatnya tak tahu harus apa dan akhirnya memutuskan untuk memperkenalkan diriku
"iya zaenab,dan perkenalkan namaku adalah tio abraham,panggil aku tio saja"kataku dan segera menggendongnya dipunggungku
setelah menggendongnya aku pun dengan cepat menaiki atapnya dan dengan hati hati aku pun bergerak dan segera keluar ke jendela yang diatas tersebut,untungnya jendela tersebut cukup besar untuk kami lewati dan segera memanjat ke atas dan mulai mengeluarkan minyak gas yang didalam tasku dan segera menyiramnya ke bangunan tersebut dan mulai membakarnya menggunakan batu api yang kutemukan di dalam hutan tersebut.
setelah ku gesek batu tersebut beberapa kali lamanya akhirnya sebuah percikan api tersebut terjatuh ke salah satu dinding kayu yang ku sirami dengan minyak gas
selesai ku membakarnya aku pun segera berlari cepat dan mencoba menaiki dindingnya
ketika mencoba menaikinya dan juga ada zaenab yang dipunggungku yang saat ini melingkarkan lengannya dengan erat dileherku takutnya terjatuh,tiba-tiba sebuah suara yang berasal dari belakang kami yang sepertinya berkata berhenti atau apalah
akan tetapi aku segera turun dan segera dengan cepat mengeluarkan senapanku yang selama ini sudah kusiapkan untuk keadaan darurat saja, dengan cepat mengkokangnya dan segera menarik pelatuknya dan duar....para tentara(sekitar 5 orang lah) belanda pun kaget karena seharusnya orang nusantara tidak punya senjata api dan masih terbelakang orangnya akan tetapi ada senjata api ditangan bosah tersebut dan mereka saat ini tidak membawa senjata api yang menyebabkan mereka menjadi putus asa tapi mereka harus mencoba menghentikannya dengan pedang mereka saja.
"zaenab kau bersembunyilah dibelakang aku sementara aku akan melawan mereka"kataku kearah zaenab yang dimalas dengan anggukannya aku pun melepasnya dan mengeluarkan pedangku dari sarungnya
melihat mereka aku dengan cepat memanfaatkan situasinya dan segera mengeluarkan pedang yang kubut dan segera memanfaatkan kelincahan dari tubuh kecil ini dan mulai menusuk bagian leher mereka,satu persatu dan segera aku pun menghindari tebasan yang dilakukan oleh orang yang tersisa dan mulai memberikan ayunan dari bawah ke atas dan mulai mengenai tangannya dan segera aku menarik pedangku kembali hanya untuk menusukannya kembali ke perutnya.
setelah selesai aku pun memastikan apakah dia sudah mati dan segera dengan cepat aku pun menggendongnya lagi dan berusaha menaiki tembok itu dan segera keluar dengan cepat dan berlarian ke arah persembnyian yang kubuat
dengan menggunakan tenaga terakhirku aku mulai berlarian terengah-engah sambil menggendong zaenab yang ada dipunggungku sementara zaenab tampaknya khawatir dan bertanya
"sepertinya kamu sudah kelelahan jadi sebaiknya kau menurunkan aku"kata zaenab tapi segera kutolak dan memberinya alasan
"tidak. kau saat ini masih terluka parah"kataku sambil menatap melihat memarnya dan juga bekas luka yang berada di kakinya yang mungkin akan menyulitkannya dalam berjalan yang bahkan dia tidak bisa memaksakan dirinya untuk berlari
'uh kenapa aku harus menyelamatkannya,apakah ini karena perasaan cinta tapi kenapa?,padahal aku baru menemuinya"pikirku sambil meneruskan langkahku sampai aku pun sudah mencapai tujuanku dan segera menurunkan zaenab
"ahh...ah..baiklah zaenab untuk saat ini kita akan beristirahat ke markasku dulu"kataku dan dengan cepat mengambil sebuah bambu panjang dengan kedua lubangnya tertutup sebuah plastik dan segera dibuka oleh tio dan meminumnya
"ah akhirnya lega juga,umm zaenab apakah kau haus?,ambil ini"kata tio,karena dia tak tahu harus bicara apa jadinya tio berpikir untuk memberinya sebuah gelas yang terbuat dari bambu yang berisi air dan menyerahkannya ke zaenab
"umm terima kasih sekali lagi tio"kata zaenab sambil mengulurkan tangan mungilnya dan segera memegang cangkir tersebut menggunakan kedua tangannya dan mulai meminumnya
...............BERSAMBUNG.............